Hari Santri, SAS Institute: Momentum Perjuangkan Masyarakat Pesantren

Jum'at, 21 Oktober 2022 - 17:37 WIB
loading...
Hari Santri, SAS Institute: Momentum Perjuangkan Masyarakat Pesantren
Deputi Kajian Said Aqil Siroj (SAS) Institute, Abi Rekso. (Ist)
A A A
JAKARTA - Hari Santri Nasional yang jatuh setiap tanggal 22 Oktober dinilai merupakan momentum untuk kebangkitan pondok pesantren dalam pembangunan nasional. Pandangan ini disampaikan oleh Deputi Kajian Said Aqil Siroj (SAS) Institute, Abi Rekso.

Abi Rekso menjelaskan, SAS Institute sebagai salah satu lembaga yang memperjuangkan masyarakat pesantren menilai, sikap pemerintah sebagai momentum positif bagi masyarakat pesantren.

"Masyarakat pesantren perlu agresif agar terlibat atau dilibatkan dalam transformasi energi nasional," kata Abi Rekso dalam keterangannya, Jumat (21/10/2022).

Dalam kajiannya Abi Rekso mengambil contoh Negara China, sebagai salah satu kekuatan baru.

"Ada tiga kunci sukses China yang bisa jadi buah pelajaran. Pertama, arah politik energi yang disiplin dan asertif. Kebijakan dijalankan hingga roda pemerintah paling bawah," jelasnya.

Kedua kata Abi Rekso, mega proyek EBT China sebesar 450 GW, yang terpusat di 5 provinsi prioritas. Mereka membangun PLTA dan PLTS di atas tambang batubara yang sudah dimoratorium.

"Ketiga, hingga 2022 pemerintah China tercatat mensubsidi dan membiayai proyek EBT. Tentu dana konsorsium itu juga bagian dari investasi dalam maupun luar negeri. Inilah tiga pilar kesuksesan China dalam transformasi energi hijau," jelas Abi Rekso.

Abi menekankan, jika belajar dari China, bukan tidak mungkin Indonesia juga mampu melakukan lompatan. Lebih-lebih pemerintah secara maksimal melibatkan masyarakat pesantren.

Menurutnya, ke depan pengembagan EBT bukan saja bergantung pada modal dan teknologi. Namun juga kesediaan lahan yang luas dan partisipasi masyarakat.

"Dalam draf terakhir RUU EBT termaktub BAB XIII Partisipasi Masyarakat Pasal 38, pasal ini bisa kita maknai sebagai jalan masuknya masyarakat pesantren dalam transformasi EBT," ungkapnya.

"Insya Allah SAS Institute akan menjadi lembaga yang terus mendorong keterlibatan masyarakat pesantren dalam transformasi energi nasional," tutup Abi Rekso.

Baca: Korban Meninggal Akibat Tragedi Kanjuruhan Bertambah Menjadi 134 Orang.

Seperti diketahui, dalam komitmen Paris Agreement 2016, Presiden Joko Widodo (Jokowi) berkomitmen untuk mencapai target bauran energi EBT pada 2025. Hal inilah yang mendorong kuat lahirnya Perpres Nomor 112 Tahun 2022 dan RUU EBT.

Bersamaan dengan itu juga Kementerian BUMN juga mendorong kepada lintas perusahaan untuk mulai berbasis energi hijau. Menteri BUMN Erick Thohir mendorong agar BUMN memiliki komitmen kuat menuju energi hijau.

"Kami berharap para BUMN dapat menjalani prinsip dalam bertransformasi dan menjadi contoh baik bagi masyarakat Indonesia," kata Erick Thohir.
(nag)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2222 seconds (0.1#10.140)