Berpotensi Meluap, Pemprov Waspadai 7 DAS di Jawa Timur
loading...
A
A
A
SURABAYA - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim) menyiapkan langkah mitigasi, khususnya Daerah Aliran Sungai (DAS) besar yang berpotensi meluap dan menjadi penyebab banjir.
Setidaknya, terdapat 7 DAS yang diwaspadai di antaranya Sungai Bengawan Solo yang memiliki 4 DAS antara lain Kali Girindalu, Kali Lamong, Kali Lorog. Kemudian, Sungai Welang Rejoso, Sungai Brantas, Sungai Madura, Sungai Pekalen Sampean, Sungai Bondoyudo Bedadung, dan Sungai Baru Bajulmati.
"Untuk 7 DAS itu, telah dipasang Early Warning System (EWS). Tolong masyarakat ikut menjaga EWS ini demi kebaikan kita bersama," kata Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, Sabtu (15/10/2022).
Untuk mempersiapakan hal tersebut, Khofifah menjelaskan, pihak BPBD Jatim telah mengirim bantuan logistik ke kabupaten/kota untuk mengantisipasi dan mengatasi bencana. Khofifah juga berpesan agar masyarakat turut membantu BPBD masing-masing kabupaten/kota dengan memantau sampah-sampah yang ada di hulu dan hilir sungai.
"Petugas juga harus menyiapkan posko 24 jam dan wajib siapkan rambu-rambu jika sewaktu-waktu diperlukan guna evakuasi bencana," pesannya.
Orang nomor satu di Jatim itu juga mengajak peran serta masyarakat untuk ikut menjaga lingkungan masing-masing. Misalnya, dengan tidak membuang sampah sembarangan, membersihkan saluran irigasi/sungai-sungai. Kemudian, memangkas dahan dan ranting pohon yang rapuh/lapuk.
Terkait cuaca ekstrem yang harus diwaspadai oleh semua warga. Dari hal yang sederhana seperti membuang sampah pada tempatnya ataupun melakukan kerja bhakti di lingkungan masing-masing, Insyaallah bisa menjadi ikhtiar bersama untuk mewaspadai cuaca esktrem, pungkasnya.
Sementara itu, Kepala BMKG Klas I Juanda Sidoarjo, Taufiq Rahman, melalui rilisnya menyampaikan, hasil analisis dinamika atmosfer di wilayah Jatim terkini menunjukkan adanya pola belokan angin serta perlambatan kecepatan angin yang dapat meningkatkan aktivitas konvektif dan pertumbuhan awan hujan.
Aktifnya fenomena gelombang atmosfer Equatorial Rossby, serta suhu muka laut di perairan Jatim masih hangat dengan anomali antara +1.0 s/d +3.0 ºC, sehingga suplai uap air akan semakin banyak di atmosfer, terangnya.
Kondisi tersebut mempengaruhi pembentukan awanawan Cumulonimbus yang semakin intens dan dapat mengakibatkan cuaca ekstrem seperti hujan lebat, angin kencang, puting beliung dan hujan es.
Setidaknya, terdapat 7 DAS yang diwaspadai di antaranya Sungai Bengawan Solo yang memiliki 4 DAS antara lain Kali Girindalu, Kali Lamong, Kali Lorog. Kemudian, Sungai Welang Rejoso, Sungai Brantas, Sungai Madura, Sungai Pekalen Sampean, Sungai Bondoyudo Bedadung, dan Sungai Baru Bajulmati.
"Untuk 7 DAS itu, telah dipasang Early Warning System (EWS). Tolong masyarakat ikut menjaga EWS ini demi kebaikan kita bersama," kata Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, Sabtu (15/10/2022).
Untuk mempersiapakan hal tersebut, Khofifah menjelaskan, pihak BPBD Jatim telah mengirim bantuan logistik ke kabupaten/kota untuk mengantisipasi dan mengatasi bencana. Khofifah juga berpesan agar masyarakat turut membantu BPBD masing-masing kabupaten/kota dengan memantau sampah-sampah yang ada di hulu dan hilir sungai.
"Petugas juga harus menyiapkan posko 24 jam dan wajib siapkan rambu-rambu jika sewaktu-waktu diperlukan guna evakuasi bencana," pesannya.
Orang nomor satu di Jatim itu juga mengajak peran serta masyarakat untuk ikut menjaga lingkungan masing-masing. Misalnya, dengan tidak membuang sampah sembarangan, membersihkan saluran irigasi/sungai-sungai. Kemudian, memangkas dahan dan ranting pohon yang rapuh/lapuk.
Terkait cuaca ekstrem yang harus diwaspadai oleh semua warga. Dari hal yang sederhana seperti membuang sampah pada tempatnya ataupun melakukan kerja bhakti di lingkungan masing-masing, Insyaallah bisa menjadi ikhtiar bersama untuk mewaspadai cuaca esktrem, pungkasnya.
Sementara itu, Kepala BMKG Klas I Juanda Sidoarjo, Taufiq Rahman, melalui rilisnya menyampaikan, hasil analisis dinamika atmosfer di wilayah Jatim terkini menunjukkan adanya pola belokan angin serta perlambatan kecepatan angin yang dapat meningkatkan aktivitas konvektif dan pertumbuhan awan hujan.
Aktifnya fenomena gelombang atmosfer Equatorial Rossby, serta suhu muka laut di perairan Jatim masih hangat dengan anomali antara +1.0 s/d +3.0 ºC, sehingga suplai uap air akan semakin banyak di atmosfer, terangnya.
Kondisi tersebut mempengaruhi pembentukan awanawan Cumulonimbus yang semakin intens dan dapat mengakibatkan cuaca ekstrem seperti hujan lebat, angin kencang, puting beliung dan hujan es.
(don)