Pokdarwis dan UB Kolaborasi Bangkitkan Kampung Tematik di Malang
loading...
A
A
A
MALANG - Pandemi COVID-19 berdampak di semua sektor. Tak terkecuali sektor pariwisata di Kota Malang juga mengalami keterpurukan. Saat ini Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) 20 kampung tematikdi kota Malang belum bisa membuka tempat wisata.
Pasalnya, ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi agar wisata kampung dapat beroperasi. Hal itu merujuk padaPeraturan Wali Kota Nomor 19 Tahun 2020 tentang Pedoman Penerapan Masyarakat Produktif dan Aman Corona Virus Diseases 2019.
(Baca juga: Produksi Ekstasi Rumahan Digrebek, Pelaku Akui Belajar dari Medsos)
Ketua Forum Komunikasi Kelompok Sadar Wisata (Forkom Pokdarwis) kampung tematik Kota Malang, Isa Wahyudi mengatakan bahwa Perwali 19/2020 mengatur bahwa semua kampung tematik harus menyediakan antara lain, masker, hand sanitizer, tempat cuci tangan, thermo gun, face shield, sarung tangan, APD, jaga jarak, tempat isolasi, tim gugus tugas dan rumah sakit rujukan. (Baca juga: UNS Realisasikan Hari Bebas Emisi di Kampus)
Isa menegaskan bahwa tidak semua kampung dapat memenuhi persyaratan tersebut. Ada kriteria yang harus dipenuhi oleh kampung tematik. “Setelah semua kriteria terpenuhi, pihak dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata meninjau lokasi untuk memberikan sertifikat yang menerangkan bahwa kampung tematik siap beroperasi,” kata Isa Wahyudi dalam keterangan tertulis, Jumat (3/7/2020).
Berbagai terobosan pun dilakukan Forkom Pokdarwis kampung tematik Kota Malang agar denyut nadi masing-masing kampung tematik sebagai destinasi wisata tetap eksisting. Di antaranya berkolaborasi dengan Universitas Brawijaya (UB) Malang melalui berbagai kegiatan, seperti pendidikan, penelitian, pengabdian masyarakat dan peningkatan kualitas SDM, serta dukungan program merdeka belajar dan kewirausahaan.
Kerja sama yang diwujudkan dalam sebuah nota kesepahaman yang ditandatangani oleh pihak Rektor Universitas Brawijaya Nuhfil Hanani, dan pihak kampung tematik ditandatangani oleh ketua masing-masing Pokdarwis.
Wakil Rektor III UB, Abdul Hakim mengatakan pada masa pandemi COVID-19 ini tantangan terberat adalah di sektor pariwisata. Karenanya Abdul Hakim mengajak semua pengurus Pokdarwis kampung tematik mengambil nilai positif dari pandemi ini. "Mungkin saja di saat badai COVID-19 melanda, pihak Universitas Brawijaya dapat bekerjasama dengan kampung-kampung tematik," kata Abdul Hakim. Dalam kerja sama ini, UB ingin melibatkan mahasiswa melakukan pengabdian lingkar kampus.
Kasi Pengembangan Kawasan Industri Pariwisata Bidang Destinasi dan Industri Pariwisata Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata Kota Malang, Artis Swastini mengapresiasi nota kesepahaman antara Pokdarwis dan Universitas Brawijaya yang merupakan pintu masuk sebagai pengenalan kampung-kampung tematik pada khalayak. "Diharapkan para wisatawan datang ke Malang tidak hanya melancong ke Batu, namun bisa mengunjungi kampung-kampung tematik yang tersebar di Kota Malang," katanya.
Kota Malang masih menjadi primadona wisatawan, baik lokal maupun mancanegara. Tercatat sepanjang 2018, Kota Malang dikunjungi 15.034 wisatawan mancanegara dan 4,8 juta wisatawan nusantara. Pada Tahun 2017, jumlah wisatawan mancanegara sebanyak 12.456 orang dan wisatawan lokal sebanyak 4,3 juta orang.
Adapun pada 2016, jumlah wisatawan mancanegara sebanyak 9.535 orang dan wisatawan nusantara sebanyak 3,9 juta orang. Pada 2015, jumlah wisatawan mancanegara sebanyak 8.754 orang dan wisatawan nusantara sebanyak 3,3 juta orang. Sementara pada 2014, jumlah wisatawan mancanegara berjumlah 6.025 orang dan wisatawan nusantara berjumlah 2,4 juta orang.
Lihat Juga: Kemenparekraf: Literasi Keuangan dan Bisnis DPUP 2024 Cegah dari Pinjol Ilegal dan Judol
Pasalnya, ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi agar wisata kampung dapat beroperasi. Hal itu merujuk padaPeraturan Wali Kota Nomor 19 Tahun 2020 tentang Pedoman Penerapan Masyarakat Produktif dan Aman Corona Virus Diseases 2019.
(Baca juga: Produksi Ekstasi Rumahan Digrebek, Pelaku Akui Belajar dari Medsos)
Ketua Forum Komunikasi Kelompok Sadar Wisata (Forkom Pokdarwis) kampung tematik Kota Malang, Isa Wahyudi mengatakan bahwa Perwali 19/2020 mengatur bahwa semua kampung tematik harus menyediakan antara lain, masker, hand sanitizer, tempat cuci tangan, thermo gun, face shield, sarung tangan, APD, jaga jarak, tempat isolasi, tim gugus tugas dan rumah sakit rujukan. (Baca juga: UNS Realisasikan Hari Bebas Emisi di Kampus)
Isa menegaskan bahwa tidak semua kampung dapat memenuhi persyaratan tersebut. Ada kriteria yang harus dipenuhi oleh kampung tematik. “Setelah semua kriteria terpenuhi, pihak dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata meninjau lokasi untuk memberikan sertifikat yang menerangkan bahwa kampung tematik siap beroperasi,” kata Isa Wahyudi dalam keterangan tertulis, Jumat (3/7/2020).
Berbagai terobosan pun dilakukan Forkom Pokdarwis kampung tematik Kota Malang agar denyut nadi masing-masing kampung tematik sebagai destinasi wisata tetap eksisting. Di antaranya berkolaborasi dengan Universitas Brawijaya (UB) Malang melalui berbagai kegiatan, seperti pendidikan, penelitian, pengabdian masyarakat dan peningkatan kualitas SDM, serta dukungan program merdeka belajar dan kewirausahaan.
Kerja sama yang diwujudkan dalam sebuah nota kesepahaman yang ditandatangani oleh pihak Rektor Universitas Brawijaya Nuhfil Hanani, dan pihak kampung tematik ditandatangani oleh ketua masing-masing Pokdarwis.
Wakil Rektor III UB, Abdul Hakim mengatakan pada masa pandemi COVID-19 ini tantangan terberat adalah di sektor pariwisata. Karenanya Abdul Hakim mengajak semua pengurus Pokdarwis kampung tematik mengambil nilai positif dari pandemi ini. "Mungkin saja di saat badai COVID-19 melanda, pihak Universitas Brawijaya dapat bekerjasama dengan kampung-kampung tematik," kata Abdul Hakim. Dalam kerja sama ini, UB ingin melibatkan mahasiswa melakukan pengabdian lingkar kampus.
Kasi Pengembangan Kawasan Industri Pariwisata Bidang Destinasi dan Industri Pariwisata Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata Kota Malang, Artis Swastini mengapresiasi nota kesepahaman antara Pokdarwis dan Universitas Brawijaya yang merupakan pintu masuk sebagai pengenalan kampung-kampung tematik pada khalayak. "Diharapkan para wisatawan datang ke Malang tidak hanya melancong ke Batu, namun bisa mengunjungi kampung-kampung tematik yang tersebar di Kota Malang," katanya.
Kota Malang masih menjadi primadona wisatawan, baik lokal maupun mancanegara. Tercatat sepanjang 2018, Kota Malang dikunjungi 15.034 wisatawan mancanegara dan 4,8 juta wisatawan nusantara. Pada Tahun 2017, jumlah wisatawan mancanegara sebanyak 12.456 orang dan wisatawan lokal sebanyak 4,3 juta orang.
Adapun pada 2016, jumlah wisatawan mancanegara sebanyak 9.535 orang dan wisatawan nusantara sebanyak 3,9 juta orang. Pada 2015, jumlah wisatawan mancanegara sebanyak 8.754 orang dan wisatawan nusantara sebanyak 3,3 juta orang. Sementara pada 2014, jumlah wisatawan mancanegara berjumlah 6.025 orang dan wisatawan nusantara berjumlah 2,4 juta orang.
Lihat Juga: Kemenparekraf: Literasi Keuangan dan Bisnis DPUP 2024 Cegah dari Pinjol Ilegal dan Judol
(shf)