Aksi Blokade Jalan, Akses Menuju Kampus STIAN Ditutup Timbunan Tanah

Kamis, 02 Juli 2020 - 15:08 WIB
loading...
Aksi Blokade Jalan, Akses Menuju Kampus STIAN Ditutup Timbunan Tanah
Jalan menuju kampus pendidikan STAIN (Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri) Madina ditutup orang tak dikenal. (Foto/Okezone/Liansah Rangkuti)
A A A
MADINA - Aksi blokade jalan di Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumut sedang menjadi trend. Kali ini, jalan menuju kampus pendidikan STAIN (Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri) Madina ditutup orang tak dikenal.

Belum jelas siapa yang menutup jalan pakai timbunan tanah merah itu. Namun, diduga dilakukan sang pemilik lahan yang berlokasi sekitar dua kilometer dari jalinsum (jalan lintas Sumatera) perapatan “titi kuning”, Dalan Lidang, Panyabungan, Madina.

Hingga Kamis siang (2/7-2020), sekitar pukul 11.10 WIB, jalur tersebut masih ditutup. Masyarakat dan pelajar yang hendak menuju kawasan pendidikan itu terpaksa memberhentikan laju kendaraannya karena melihat tumpukan tanah merah di badan jalan. (BACA JUGA: Patgulipat Pemilihan Kepling, Kantor Lurah Sei Mati Digeruduk Warga)

Menurut warga, timbunan tanah di itu tampak sejak Rabu malam (1/6-2020). “Kami tidak tahu kapan truk menurunkan tanah di lokasi jalan yang ditutup, tapi pas pukul 23.30 sudah ada tumpukan tanah,” kata penduduk setempat yang tidak mau disebut namanya,

Akibat ditutupnya jalan tersebut, jalur menuju sejumlah tempat pendidikan di kawasan itu jadi terhalang, seperti menuju STAIN Madina, SMA Negeri 3 Panyabungan, SMA Plus, SMP Negeri 6 Panyabungan SD Teladan, SLB (sekolah luar biasa).

Warga merasa heran dengan aksi tutup jalan yang diduga dilakukan pemilik lahan. Apalagi saat ini di sisi kanan jalan sudah dibuat tembok sebagai penghalang karena lokasi jalan tersebut persis berada di bibir daerah aliran sungai (DAS) Aek Batang Gadis.

Awalnya jalan menuju STAIN itu memang berupa kebun. Namun pada saat banjir bandang di Aek Batang Gadis sekitar akhir tahun 2018 lalu, sebagian dari sisi kanan dari arah “titi kuning” dihantam air sehingga jalan menuju kawasan pendidikan terputus.

Pada saat itu agar kegiatan pendidikan di sana tidak terhalang, lahan kebun yang sebagian sudah dihantam air, dipakai sementara untuk badan jalan sepanjang sekitar 50 meter.

Aksi tutup jalan di lokasi ini merupakan kali ketiga. Sebelumnya, pemilik lahan juga sudah dua kali menutup jalan tersebut pakai tanah. Konon, hal ini dilakukan pemilik karena belum tuntas soal pembayaran ganti rugi.

Dengan ditutupnya jalan tersebut pakai timbunan tanah, otomatis jalur menuju kawasan pendidikan itu dari arah “titi kuning” terputus.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2232 seconds (0.1#10.140)