Demo Mahasiswa Tolak Kenaikan BBM di Palembang Berlangsung Ricuh
loading...
A
A
A
PALEMBANG - Aksi unjuk rasa menolak kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi masih terus terjadi di sejumlah daerah. Di Palembang demo yang terdiri dari mahasiswa, buruh hingga sopir ojek online (Ojol) berlangsung ricuh.
Tidak hanya sekali, demo yang telah berlangsung sejak pagi tersebut telah menimbulkan kericuhan setidaknya dua kali. Kericuhan terjadi lantaran negoisasi antara massa demonstrasi dengan Ketua DPRD Sumatra Selatan (Sumsel) tidak menemui kata sepakat.
Pantauan di lapangan, massa demonstran merasa tidak puas dengan pernyataan Ketua DPRD Sumsel, Anita Noeringhati, karena menolak menyampaikan aspirasi ke pemerintah pusat.
Masa menilai, apa yang dijanjikan oleh DPRD Sumsel tak akan membuahkan hasil apa-apa. Ribuan massa yang memenuhi kawasan Simpang 5 DPRD Sumsel juga membakar terhadap apa saja yang tersedia, diantaranya banner, kertas dan botol plastik bekas yang disulut dengan minyak dan api.
"Kami minta para mahasiswa untuk mematikan api. Jangan ada api di barisan. Kami peringatkan sekali lagi," bentak polisi dari dalam mobil komando.
Tak berselang lama dari imbauan atau pukul 17.03 WIB, mobil water canon dan kendaraan milik Brimob Polda Sumsel mulai maju menuju barier (penghalang) yang memisahkan antara baris polisi dengan demonstran.
Mahasiswa yang berada di garis depan menarik barier ke tengah hingga bentrokan tak terhindarkan. Polisi menembakan water canon dan mahasiswa melemparkan botol air minum mineral.
Tidak hanya sekali, demo yang telah berlangsung sejak pagi tersebut telah menimbulkan kericuhan setidaknya dua kali. Kericuhan terjadi lantaran negoisasi antara massa demonstrasi dengan Ketua DPRD Sumatra Selatan (Sumsel) tidak menemui kata sepakat.
Pantauan di lapangan, massa demonstran merasa tidak puas dengan pernyataan Ketua DPRD Sumsel, Anita Noeringhati, karena menolak menyampaikan aspirasi ke pemerintah pusat.
Masa menilai, apa yang dijanjikan oleh DPRD Sumsel tak akan membuahkan hasil apa-apa. Ribuan massa yang memenuhi kawasan Simpang 5 DPRD Sumsel juga membakar terhadap apa saja yang tersedia, diantaranya banner, kertas dan botol plastik bekas yang disulut dengan minyak dan api.
"Kami minta para mahasiswa untuk mematikan api. Jangan ada api di barisan. Kami peringatkan sekali lagi," bentak polisi dari dalam mobil komando.
Tak berselang lama dari imbauan atau pukul 17.03 WIB, mobil water canon dan kendaraan milik Brimob Polda Sumsel mulai maju menuju barier (penghalang) yang memisahkan antara baris polisi dengan demonstran.
Mahasiswa yang berada di garis depan menarik barier ke tengah hingga bentrokan tak terhindarkan. Polisi menembakan water canon dan mahasiswa melemparkan botol air minum mineral.