FK Unair Kirim Tim Penurunan Angka Kematian Ibu di 20 Pulau Terpencil
loading...
A
A
A
SURABAYA - Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga ( FK Unair ) mengirimkan tim untuk membantu menurunkan angka kematian ibu (AKI) di 20 pulau terpencil di sekitar Madura, Senin (5/9/2022).
Pengiriman tim ini untuk menjalankan misi kesehatan ibu dan anak bersama Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga (RSTKA). Pelepasan tim dilakukan Dekan FK Unair, Prof. Dr. Budi Santoso.
Menurut Budi Santoso, dalam misi kali ini, RSTKA tidak hanya menjalankan pelayanan kuratif, namun juga tindakan promotif dan preventif pada kesehatan maternal. Mulai dari ibu hamil dan bayi.
Baca juga; Komisi Yudisial Pantau Sidang Kasus Pencabulan Mas Bechi Terhadap Santriwati di PN Surabaya
"Kami harapkan ini berkontribusi pada penurunan angka kematian ibu dan bayi. Yang hingga saat ini menjadi fokus pemerintah," terangnya.
Dia menyebutkan, misi kali ini tidak hanya memberikan manfaat kepada masyarakat umum. Namun juga memberikan workshop dan pendampingan kepada tenaga kesehatan setempat. Mengupdate pengetahuan mereka mengenai sistem perujukan dan tata laksana penanganan pada pasien ibu hamil dan melahirkan dengan keadaan tertentu.
Beberapa dokter yang diberangkatkan dari Departemen Ilmu Kesehatan Anak yaitu dr. Muhammad Ali Syahrun Mubarak selaku Chief Pediatri. Kemudian dari Departemen Anestesi ada dokter senior, dr. Yoppie Prim Avidar dan satu PPDS, dr. Muzawwarin.
Selanjutnya dari Departemen Obstetri dan Ginekologi ada dr Riska Wahyuningtyas, Sp.OG dan satu chief departemen Obgyn, dr Dito Oktawijaya Pratama. "Untuk staf dosen akan berada di sana satu bulan penuh. Sementara PPDS akan bergantian selama dua minggu sekali," tambah dekan.
Budi menegaskan, FK Unair selalu mendukung segala aktifitas sivitas akademisnya yang menjalankan misi kemanusiaan. "Apalagi di Jawa Timur sendiri yang terdiri dari beberapa pulau, saya pikir FK UNAIR selalu mendukung. Termasuk beraktifitas bersama RSTKA. Khususnya untuk penyediaan Sumber Daya Manusia (SDM). Dokter-dokternya kami sediakan dari FK Unair," bebernya.
Para dokter ini akan bertolak ke kepulauan malam ini. Sebelumnya mereka sudah dilepas secara resmi oleh Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin.
Pengiriman tim ini untuk menjalankan misi kesehatan ibu dan anak bersama Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga (RSTKA). Pelepasan tim dilakukan Dekan FK Unair, Prof. Dr. Budi Santoso.
Menurut Budi Santoso, dalam misi kali ini, RSTKA tidak hanya menjalankan pelayanan kuratif, namun juga tindakan promotif dan preventif pada kesehatan maternal. Mulai dari ibu hamil dan bayi.
Baca juga; Komisi Yudisial Pantau Sidang Kasus Pencabulan Mas Bechi Terhadap Santriwati di PN Surabaya
"Kami harapkan ini berkontribusi pada penurunan angka kematian ibu dan bayi. Yang hingga saat ini menjadi fokus pemerintah," terangnya.
Dia menyebutkan, misi kali ini tidak hanya memberikan manfaat kepada masyarakat umum. Namun juga memberikan workshop dan pendampingan kepada tenaga kesehatan setempat. Mengupdate pengetahuan mereka mengenai sistem perujukan dan tata laksana penanganan pada pasien ibu hamil dan melahirkan dengan keadaan tertentu.
Beberapa dokter yang diberangkatkan dari Departemen Ilmu Kesehatan Anak yaitu dr. Muhammad Ali Syahrun Mubarak selaku Chief Pediatri. Kemudian dari Departemen Anestesi ada dokter senior, dr. Yoppie Prim Avidar dan satu PPDS, dr. Muzawwarin.
Selanjutnya dari Departemen Obstetri dan Ginekologi ada dr Riska Wahyuningtyas, Sp.OG dan satu chief departemen Obgyn, dr Dito Oktawijaya Pratama. "Untuk staf dosen akan berada di sana satu bulan penuh. Sementara PPDS akan bergantian selama dua minggu sekali," tambah dekan.
Budi menegaskan, FK Unair selalu mendukung segala aktifitas sivitas akademisnya yang menjalankan misi kemanusiaan. "Apalagi di Jawa Timur sendiri yang terdiri dari beberapa pulau, saya pikir FK UNAIR selalu mendukung. Termasuk beraktifitas bersama RSTKA. Khususnya untuk penyediaan Sumber Daya Manusia (SDM). Dokter-dokternya kami sediakan dari FK Unair," bebernya.
Para dokter ini akan bertolak ke kepulauan malam ini. Sebelumnya mereka sudah dilepas secara resmi oleh Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin.
(msd)