Kisah Misteri Makam Kyai Waqak di Kendal yang Sulit Dirobohkan
loading...
A
A
A
Setelah Tumenggung Mertowijoyo meninggal, digantikan oleh adiknya dengan nama kehormatan yang sama yaitu Tumenggung Mertowijoyo, yang meninggal di Loji Semarang. Tumenggung ini mempunyai putera yang bernama Mertowijoyo yang kemudian lebih dikenal dengan Mertowijoyo I.
Sedangkan catatan yang beredar di Kendal menerangkan, yang dimaksud Kyai Kendil Wesi adalah Bupati Kendal yang memiliki nama Mertowijoyo II, adik dari Tumenggung Singowijoyo yang memerintah pada tahun 1700-1725. Meninggal dan dimakamkan di pemakaman Pekuncen Kendal.
Sedangkan pusakanya yang bernama Kendil Wesi diwariskan pada puteranya yang namanya juga nunggak semi dengannya yaitu Mertowijoyo III. Setelah meningal dunia, jenazah dan pusaka Kendil Wesinya dimakamkan di bawah pohon Doropayung Desa Sukolilan, Patebon, Kendal.
Nama Mertowijoyo juga ditemukan dalam buku Serat Babad Negari Semarang, dan Babad Mentawis. Dalam Serat Babad Nengari Semarang, diterangkan bahwa nama Mertowijoyo itu masih ada hubungannya dengan Ki Ageng Pandan Aran I (Ki Mode Pandan), penguasa Semarang atau Tirang Amper, yang berarti ada hubungan garis keturunan dengan Raden Fatah, Sultan Demak.
Silsilah lengkapnya disebut sebagai berikut; Raden Fatah (Demak) berputera Pangeran Sabrang Lor, berputera Pangerawn Pandan Aran I (Ki Mode Pandan), berputera Pangeran Kanoman bupati Semarang (adik Sunan Tembayat), berputera Kyai Khalifah, berputera Kyai Laweyan, berputera Kyai Sumendhi (Kyai Alap-alap, Bupati Semarang), berputera Kyai Rangga Hadi Negoro (Surahadimenggala ke-2, Bupati Semarang), berputera Kyai Ronggo Mertoyuda (Surahadimenggala ke-3, Bupati Semarang), berputera Kyai Mertowijyoyo.
Namun menurut cerita yang dicatat dalam buku peninggalan-peningglan kuno di Kendal disebutkan, Mertowijoyo berasal dari Lumajang. Karena ada selisih keluarga dengan adiknya, ia mengalah dan membawa pengikutnya berlayar dan akhirnya terdampar di Kendal.
Bersama pengikutnya ia membuka suatu daerah sebagai tempat tinggal, dan karena ia mempunyai sebuah pusaka yang berwujud kendil terbuat dari besi, maka ia terkenal dengan nama Kyai Kendil Wesi. Ia meninggal ketika geger pakunegaran di Gunung Tidar Magelang, dan jenazahnya dimakamkan di Pekuncen Kendal. Sedangkan jabatan bupati jatuh ke tangan Mertowijoyo III, putera Mertowijoyo I berikut pusakanya.
Sedangkan catatan yang beredar di Kendal menerangkan, yang dimaksud Kyai Kendil Wesi adalah Bupati Kendal yang memiliki nama Mertowijoyo II, adik dari Tumenggung Singowijoyo yang memerintah pada tahun 1700-1725. Meninggal dan dimakamkan di pemakaman Pekuncen Kendal.
Sedangkan pusakanya yang bernama Kendil Wesi diwariskan pada puteranya yang namanya juga nunggak semi dengannya yaitu Mertowijoyo III. Setelah meningal dunia, jenazah dan pusaka Kendil Wesinya dimakamkan di bawah pohon Doropayung Desa Sukolilan, Patebon, Kendal.
Nama Mertowijoyo juga ditemukan dalam buku Serat Babad Negari Semarang, dan Babad Mentawis. Dalam Serat Babad Nengari Semarang, diterangkan bahwa nama Mertowijoyo itu masih ada hubungannya dengan Ki Ageng Pandan Aran I (Ki Mode Pandan), penguasa Semarang atau Tirang Amper, yang berarti ada hubungan garis keturunan dengan Raden Fatah, Sultan Demak.
Silsilah lengkapnya disebut sebagai berikut; Raden Fatah (Demak) berputera Pangeran Sabrang Lor, berputera Pangerawn Pandan Aran I (Ki Mode Pandan), berputera Pangeran Kanoman bupati Semarang (adik Sunan Tembayat), berputera Kyai Khalifah, berputera Kyai Laweyan, berputera Kyai Sumendhi (Kyai Alap-alap, Bupati Semarang), berputera Kyai Rangga Hadi Negoro (Surahadimenggala ke-2, Bupati Semarang), berputera Kyai Ronggo Mertoyuda (Surahadimenggala ke-3, Bupati Semarang), berputera Kyai Mertowijyoyo.
Namun menurut cerita yang dicatat dalam buku peninggalan-peningglan kuno di Kendal disebutkan, Mertowijoyo berasal dari Lumajang. Karena ada selisih keluarga dengan adiknya, ia mengalah dan membawa pengikutnya berlayar dan akhirnya terdampar di Kendal.
Bersama pengikutnya ia membuka suatu daerah sebagai tempat tinggal, dan karena ia mempunyai sebuah pusaka yang berwujud kendil terbuat dari besi, maka ia terkenal dengan nama Kyai Kendil Wesi. Ia meninggal ketika geger pakunegaran di Gunung Tidar Magelang, dan jenazahnya dimakamkan di Pekuncen Kendal. Sedangkan jabatan bupati jatuh ke tangan Mertowijoyo III, putera Mertowijoyo I berikut pusakanya.
(eyt)