Wali Kota Tidore Kepulauan Kenalkan Museum Bawah Laut, Begini Respons Bakamla

Kamis, 01 September 2022 - 02:45 WIB
loading...
Wali Kota Tidore Kepulauan...
Wali Kota Tidore kenalkan museum bawah laut. Foto: Istimewa
A A A
TIDORE - Pemerintah Kota Tidore Kepulauan dan Universitas Indonesia (UI) menggelar audiensi bersama Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI di Kantor Bakamla RI, Jakarta Pusat.

Dalam pertemuan tersebut, Wali Kota Tidore Kepulauan, Capt. Ali Ibrahim serta Dosen Fakultas Ilmu Adminisitrasi UI Dr. Rachma Fitriati, didampingi Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP), Hamid Abd. Latief, diterima langsung oleh Kepala Bakamla RI, Laksdya TNI Aan Kurnia, beserta jajaran.

“Saya bersama Pak Wali Kota Tidore Kepulauan menyampaikan ke Pak Bakamla terkait bagaimana membangun sinergitas dan kolaborasi antara Pemkot Tidore Kepulauan dengan Bakamla," katanya, Rabu (31/8/2022).



Dijelaskan dia, perlu dibuat sistem keamanan dan keselamatan laut yang baik di perairan Tidore, terutama terkait dengan pengamanan situs Barang Muatan Kapal Tenggelam (BMKT) peninggalan Spanyol pada abad 16.

Sementara itu, Wali Kota Tidore Kepulauan, Capt. Ali Ibrahim mengatakan, pihaknya kini tengah menggencarkan sosialisasi dan promosi perihal wisata laut berkelas dunia yang menjadi destinasi unggulan Kota Tidore Kepulauan.

“Saat ini kami sedang menggagas pembangunan museum bawah laut, di mana nantinya akan diperlihatkan berbagai barang peninggalan sejarah. Seperti kita tahu, bahwa Tidore memiliki sejumlah warisan budaya bawah air yang jika dikembangkan, saya optimis akan menjadi wisata bahari internasional,” jelas Ali.



Ali juga mengungkapkan, di Tidore terdapat begitu banyak potensi wisata bahari dan wisata sejarah yang dapat dibangun di bawah laut. Terlebih, setelah ditemukannya peniggalan bawah laut seperti situs Soasio, Situs Tongowai, serta keberadaan beberapa landmark bersejarah seperti istana, masjid, makam, dermaga dan jembatan Kesultanan Tidore.

“Lebih dari itu, dulu di perairan Tidore itu ada meriam Portugis buatan Macao yang dibikin oleh pembuat Meriam Portugis terkenal yaitu Manuel Tavare. Meriam dan puluhan guci peninggalan Kapal Spanyol yang tenggelam abad ke-16 ini, itu sudah diangkat ke daratan tahun 1990-an. Sayangnya, guci-guci tersebut kurang mendapat atensi dari wisatawan, terlebih disimpan begitu saja di gudang milik Pemkab Halmahera Tengah,” sambungnya.

Menanggapi hal itu, Kepala Bakamla, Aan Kurnia menyambut baik serta mendukung rencana Pemkot Tidore Kepulauan untuk membangun Museum Bawah Laut tersebut.



Bahkan, Aan mengungkapkan bahwa pihaknya bersedia untuk kerjasama membangun Stasiun Pemantauan Keamanan dan Keselamatan Laut (SPKKL) di Tidore Kepulauan.

“Saya apresiasi Wali Kota Tidore Kepulauan, Capt Ali telah melibatkan Bakamla dalam pengamanan dan keselamatan laut, dan itu sejalan dengan PP 13 tahun 2022 bahwa leading sektor keamanan laut adalah Bakamla,” tukasnya.

Sebagai informasi, Kota Tidore Kepulauan memiliki potensi menyelam yang sangat unik dengan peninggalan situs bersejarahnya. Temuan situs peninggalan bawah laut di Kelurahan Soasio dan Tongowai, serta keberadaan beberapa landmark bersejarah di Tidore, termasuk situs Barang Muatan Kapal Tenggelam, yaitu Kapal Trinidad.



Kapal tersebut merupakan 2 dari 5 armada kapal Spanyol yang dipimpin Ferdinan Magellan-Juan Sebastian Elcano dalam Ekspedisi Menjelajahi Bumi yang Pertama (Circumnavigation of the Earth) di Pantai Rum.

Peninggalan itu merupakan bukti fisik dari peran penting Tidore sebagai Kosmopolis Rempah Nusantara dan satu titik sentral dalam jaringan pelayaran dan perdagangan internasional di Jalur Rempah dan Jalur Sutra Laut yang menghubungkan Dunia Timur dan Barat, serta berkontribusi besar bagi Sejarah Maritim Indonesia dan dunia.
(san)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4509 seconds (0.1#10.140)