Anggota MPR: Paham Radikal Rusak Persatuan dan Kesatuan Bangsa
loading...
A
A
A
BANYUMAS - Anggota MPR RI Siti Mukaromah menyatakan bahwa Pancasila sejalan dengan nilai-nilai yang ada dalam agama Islam. Tidak boleh paham radikal tumbuh di Indonesia karena dapat merusak persatuan dan kesatuan bangsa.
Hal ini ditegaskan Siti Mukaromah menanggapi pertanyaan Aisyah, salah satu peserta Sosialisasi Empat Pilar, di SMK Maarif 1 Nahdlatul Ulama Cilongok, Banyumas, Jumat (29/7/2020).
"Kenapa paham Islam radikal tidak boleh ada di Indonesia," tanya Aisyah dikutip dari keterangan tertulis, Sabtu (30/7/2022).
Siti Mukaromah yang akrab disapa Erma ini kemudian menjelaskan, Islam radikal mengakomodasi hanya satu agama. Sementara di Indonesia, masyarakat menganut tidak hanya agama Islam.
"Dalam kultur masyarakat ber-Bhinneka Tunggal Ika. Aneka suku, agama, ras, golongan, maka sikap yang harus muncul adalah toleransi terhadap segala perbedaan yang ada di masyarakat. Agar persatuan dan kesatuan bangsa tetap terjaga," kata Anggota Komisi VI DPR ini.
Baca: Kisah Nitisemito Raja Kretek Nusantara sampai Akhir Hayat Buta Aksara.
Siti Mumaromah kemudian meminta perwakilan pengurus kelas dan pengurus organisasi sekolah untuk dapat bijak menggunakan teknologi dan turut mencegah masuknya paham radikal ke sekolah maupun organisasi kelas.
Hal ini ditegaskan Siti Mukaromah menanggapi pertanyaan Aisyah, salah satu peserta Sosialisasi Empat Pilar, di SMK Maarif 1 Nahdlatul Ulama Cilongok, Banyumas, Jumat (29/7/2020).
"Kenapa paham Islam radikal tidak boleh ada di Indonesia," tanya Aisyah dikutip dari keterangan tertulis, Sabtu (30/7/2022).
Siti Mukaromah yang akrab disapa Erma ini kemudian menjelaskan, Islam radikal mengakomodasi hanya satu agama. Sementara di Indonesia, masyarakat menganut tidak hanya agama Islam.
"Dalam kultur masyarakat ber-Bhinneka Tunggal Ika. Aneka suku, agama, ras, golongan, maka sikap yang harus muncul adalah toleransi terhadap segala perbedaan yang ada di masyarakat. Agar persatuan dan kesatuan bangsa tetap terjaga," kata Anggota Komisi VI DPR ini.
Baca: Kisah Nitisemito Raja Kretek Nusantara sampai Akhir Hayat Buta Aksara.
Siti Mumaromah kemudian meminta perwakilan pengurus kelas dan pengurus organisasi sekolah untuk dapat bijak menggunakan teknologi dan turut mencegah masuknya paham radikal ke sekolah maupun organisasi kelas.
(nag)