Penularan PMK Meluas, Sulsel Berhenti Pasok Hewan Ternak dari Daerah Lain

Selasa, 12 Juli 2022 - 17:17 WIB
loading...
Penularan PMK Meluas, Sulsel Berhenti Pasok Hewan Ternak dari Daerah Lain
Penularan wabah penyakit mulut dan kuku di Sulsel telah menyebar di sejumlah wilayah, termasuk di Toraka dan Toraja Utara. Foto: Sindonews/dok
A A A
MAKASSAR - Penyebaran kasus ternak tertular virus penyakit mulut dan kuku atau PMK di Sulawesi Selatan terus meluas, sehingga Provinsi Sulsel mengambil langkah antisipatif dengan menghentikan sementara pasokan hewan ternak dari luar daerah.

Berdasarkan data Dinas Peternakan Sulsel, Ternak positif PMK itu terdeteksi di Kabupaten Kabupaten Toraja sebanyak 28 ekor, Toraja Utara sebanyak 73 ekor, dan Makassar 1 ekor.



Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, Nurlina Saking mengatakan, pihaknya terus memperketat pengawasan di sejumlah kabupaten lain, seperti Bone, Bantaeng, Gowa, bahkan Makassar. Pasalnya, di kabupaten tersebut, juga ada beberapa hewan ternak yang statusnya suspek PMK .

"Meski suspek, tapi kami tetap berikan perlakuan seperti ternak yang terkonfirmasi. Itu sebagai antisipasi. Kalaupun pada akhirnya negatif, kan tidak jadi masalah," bebernya.

Nurlina mengatakan, awal mula kasus terdeteksi pada 5 Juli 2022. Saat itu juga pihaknya menerjunkan tim untuk melakukan penelusuran selama 3 hari yang kemudian dilanjutkan oleh dinas peternakan setempat.

Saat ini, pihak Pemprov mengambil langkah lockdown. Tak ada lagi pemasukan hewan ternak yang rentan PMK dari daerah lain ke Sulsel.

"Jadi kami hentikan sementara. Antar kabupaten juga ada pengetatan lalu lintas. Ada yang menutup, ada yang memperketat. Jadi Toraja Utara dan Tana Toraja itu ditutup, tidak boleh ada ternak yang masuk dan keluar dulu," tegasnya.

Selain itu, pihaknya juga berupaya meningkatkan biosecurity. Di antaranya dengan memasifkan disinfeksi di lokasi-lokasi yang ditemukan ternak sakit.

"Rencana juga akan segera dilaksanakan vaksinasi . Kami mendapatkan bantuan vaksin dari Kementerian Peternakan sebanyak 15 ribu dosis. Tahap pertama kami utamakan di Toraja Toraja Utara, Bone, dan Bantaeng," jelasnya.



Nurlina menyebut, ternak tertular PMK sebenarnya bisa disembuhkan. Hanya saja, penularannya sangat cepat sehingga, diperlukan langkah untuk memutus rantai penularan virus. Salah satunya dengan pemotongan bersyarat.

"Potong bersyarat itu artinya belum waktunya dipotong, ya, harus dipotong. Karena kalau induk semangnya mati, virusnya tidak berkembang. Makanya harus dihilangkan tempat hidup virusnya. Kemudian kaki dan kepala tidak boleh dikonsumsi, dimusnahkan saja karena itu tempat hidup virus ," paparnya.

Untuk setiap ternak yang dimusnahkan, pemerintah provinsi harus menyiapkan anggaran penggantian kepada peternak. Hanya saja, diakui Nurlina jika Pemprov tak mengalokasikan anggaran khusus untuk itu.

"Tidak ada persiapan untuk anggaran itu namun ada anggaran yang bisa dikelola. Tapi perlu melalui suatu prosedur yang akuntabilitasnya bisa dipertanggungjawabkan," tukas Nurlina.

Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Toraja Utara, Lukas P Datubarri mengatakan, pihaknya saat ini tengah mengupayakan berbagai cara untuk menekan penyebaran virus di tengah keterbatasan anggaran.

"Sekarang kami isolasi semua perbatasan. Kami lakukan apa yang bisa kami lakukan karena kami sangat keterbatasan dana," katanya.



Bantuan vitamin dari pemerintah provinsi pun sudah disebar ke hewan-hewan ternak, seiring permintaan obat dari masyarakat yang juga makin tinggi.

"Kemarin dari bantuan provinsi ada beberapa botol. Kami juga sudah lakukan dua kali penyuntikan. Sekarang kami lagi kewalahan karena keterbatasan obat-obatan. Permintaan masyarakat itu sangat tinggi," bebernya.

Sementara untuk langkah pemusnahan, Lukas menyebut masih akan berdiskusi dengan pimpinan. Pasalnya, nilai ekonomi dari ternak-ternak yang terinfeksi tidaklah murah.

"Sementara kami mau diskusikan dengan pimpinan kami untuk anjuran pemerintah pusat tentang pemusnahan tapi tidak serta merta kami bisa lakukan itu karena nilai ekonomi kerbau itu sangat tinggi apalagi kalau dengan kompensasi 10 juta. Kami mau bertemu lagi dengan peternak untuk membahas lagi soal itu," tandasnya.

(agn)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.5391 seconds (0.1#10.140)