Pasca Gelombang Eksodus ASN, Perkantoran di Kobakma Papua Lengang

Selasa, 12 Juli 2022 - 03:06 WIB
loading...
Pasca Gelombang Eksodus ASN, Perkantoran di Kobakma Papua Lengang
Situasi Kota Kobakma, Ibu Kota Kabupaten Mamberamo Tengah, Senin (11/7/2022) terlihat lengang dan sepi packa gelombang eksodus para ASN yang memilih untuk mengungsi menuju Kota Wamena. Foto SINDOnews
A A A
KOBAKMA - Situasi Kota Kobakma, Ibu Kota Kabupaten Mamberamo Tengah, Senin (11/7/2022) terlihat lengang dan sepi packa gelombang eksodus para ASN yang memilih untuk mengungsi menuju Kota Wamena sejak Jumat (8/7/2022) malam.

Pantauan di lapangan tak ada aktifitas perkantoran sama sekali. Kantor-kantor ditutup karena semua pegawainya memilih menyelamatkan diri keluar dari Kobakma.



Tidak hanya kantor pemerintah yang sepi, pusat perdagangan di Pasar Kobakma juga sepi tidak terlihat aktifitas berjualan di kios-kios milik warga. Yang terlihat buka hanya satu kios milik penduduk asli. Aktifitas berjualan mama-mama pedagang tradisional juga tidak terlihat seperti hari-hari biasanya.

Namun demikian untuk pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Lukas Enembe berjalan normal dengan tenaga medis yang berasal dari warga asli Papua asal Mamberamo Tengah.

Pantauan di lapangan, terlihat beberapa petugas medis tetap melayani pasien seperti hari biasa di Instalasi Gawat Darurat (IGD) dan Instalasi Rawat Jalan.

Kepada pers penanggung jawab RS Lukas Enembe Kobakma Damis Jikwa Skm, Mkm mengakui, kondisi di Kabupaten Mamberamo Tengah saat ini tidak nyaman. "Masyarakat teman-teman pendatang (Nusantara) sementara mengungsi di Wamena dari hari Jumat malam (8/7/2022) sampai mereka kapan kembali kami belum tau," tuturnya.

Akan tetapi khusus untuk Rumah Sakit Lukas Enembe saat ini pelayanan tetap dilakukan 24 jam. "Oleh karena itu tenaga medis kami stand by kan dengan kekuatan yang cukup lumayan.Mungkin kami orang asli Papua atau anak putra daerah asli Kobakma yang tangani untuk melayani pasien," terangnya.

Saat ini jumlah pasien yang menjalani perawatan hanya satu orang. Tetapi pasiennya sudah meninggal dunia dan sudah dibawa ke rumah duka oleh keluarganya. Sedangkan untuk pasien rawat jalan tetap dilayani.

Diakuinya tenaga perawat termasuk dari farmasi, bidan serta apoteker tetap menjalankan pelayanannya dengan baik. Saat ini jumlah tenaga medis putra asli daerah yang masih melayani pasien jumlahnya lebih dari 15 orang.

Senada dengan itu salah seorang tenaga medis lainnya, Mantri Robby Pagawak menjelaskan untuk pasien gawat, mereka tetap berkonsultasi dengan dokter melalui sambungan telepon selular.

"Kalau kita mau ambil tindakan sendiri ini jadi rentan. Jadi kami harus tetap koordinasi dan kerja sama dengan dokter melalui telepon. Dokter kami yang ada pendatang semua. Mereka mungkin karena trauma memilih untuk keluar," kata Robby Pagawak.

Saat ini RS Lukas Enembe memiliki empat orang dokter umum dan semua adalah warga pendatang. Sedangkan dokter spesialis tidak ada.
(don)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3455 seconds (0.1#10.140)