Inovasi, Kreatifitas dan Kegotongroyongan, Antarkan Pemkot Surabaya Terima Sederet Penghargaan
loading...
A
A
A
SURABAYA - Seorang pemimpin harus mampu berpikir secara inovatif, kreatif dan solutif dalam menyelesaikan setiap masalah. Begitu bunyi kutipan yang selalu ditekanan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, dalam beberapa kesempatan kepada seluruh jajaran di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya.
Penekanan yang disampaikan Wali Kota Eri Cahyadi dalam membangun Surabaya, ternyata mendorong Camat, Lurah hingga Kepala Perangkat Daerah (PD) berlomba-lomba berinovasi untuk memberikan kemudahan dan kedekatan pelayanan publik kepada masyarakat.
Satu di antara hasil yang bisa dirasakan masyarakat sekarang adalah tak perlu jauh-jauh mereka datang ke kantor dinas untuk urus administrasi kependudukan. Bahkan sekarang, masyarakat bisa langsung bertemu dengan Camat dan Lurah di masing-masing kantornya setiap Jumat. "Tujuan utama kita memudahkan pelayanan ke masyarakat,’’ kata Wali Kota Eri Cahyadi.
Selain kemudahan pelayanan publik, penguatan ekonomi kerakyatan juga menjadi fokus utama Wali Kota Eri Cahyadi. Melalui program padat karya, pemkot memanfaatkan lahan-lahan aset yang dimilikinya untuk digunakan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Dari mulai lahan kosong, Bekas Tanah Kas Desa (BTKD), tambak, hingga Taman Hutan Raya (Tahura), dikelola MBR dengan bermacam-macam klasifikasi bidang usaha. Ada pertanian, perikanan, budidaya maggot, cuci motor, laundry dan bahkan potong rambut hingga kafe. “Tujuan akhir program padat karya adalah mengentas kemiskinan di Kota Surabaya," jelas Wali Kota Eri Cahyadi.
Upaya mengentas kemiskinan di Surabaya juga dilakukannya melalui program pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Langkah itu didukung dengan teknologi pemasaran digital melalui aplikasi e-peken yang dibuat Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Surabaya. Melalui aplikasi e-peken, pemkot menghimpun dan memasarkan toko kelontong dan produk UMKM Surabaya. "Kami terus gerakkan UMKM Surabaya supaya mandiri, dan upaya padat karya ini untuk meningkatkan taraf hidup warga Surabaya,” ujar Wali Kota Eri Cahyadi.
Tak ketinggalan, dunia pendidikan juga menjadi perhatian serius Wali Kota Eri Cahyadi. Meski sekarang SMA/SMK sederajat bukan lagi menjadi kewenangan pemkot, namun pihaknya tetap aktif memberikan intervensi kepada para pelajar Surabaya. Bentuk intervensi itu diwujudkan dengan menembus ijazah 729 SMA/SMK sederajat bersama Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Surabaya. "Karena bagaimanapun ijazah ini sangat penting untuk meneruskan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi ataupun untuk bekerja," katanya.
Ide pemikiran yang dicetuskan Wali Kota Eri Cahyadi, rupanya memantik perhatian dan apresiasi banyak pihak. Apresiasi ini pun lantas dimanifestasikan melalui sederet penghargaan Nasional yang diberikan kepada pemerintah kota maupun Wali Kota Eri Cahyadi.
Di antaranya adalah penghargaan dari Baznas Award 2022. Penghargaan ini diberikan kepada Wali Kota Eri Cahyadi karena dinilai sebagai salah satu kepala daerah yang peduli mendukung Gerakan Zakat Indonesia. "Saya yakin, zakat Kota Surabaya bisa dimanfaatkan oleh kepentingan umat di Kota Surabaya," ujar Cak Eri panggilan lekat Wali Kota Surabaya.
Bahkan setelah Baznas Award 2022, Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI) juga memberikan penghargaan kepada orang nomor satu di lingkup pemerintah kota tersebut. Penghargaan dari MURI diberikan atas rekornya sebagai pemrakarsa dan penyelenggara lomba inovasi daerah peserta terbanyak se Indonesia. Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Senior Manager Muri Jusuf Ngadri kepada Wali Kota Eri Cahyadi saat Peringatan Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) ke 729 pada Selasa (31/5/2022).
Tak berhenti di sana, keberhasilan dalam penanganan dan pengendalian Covid-19 di Kota Pahlawan melalui skema gotong-royong dan kolaborasi, juga mendapat respons baik dari Perhimpunan Sarjana dan Profesional Kesehatan Masyarakat Indonesia (Persakmi). Respons baik itu diwujudkan oleh Persakmi melalui penghargaan yang diberikan kepada Wali Kota Eri Cahyadi. Menurut dia, keberhasilan dalam penanganan Covid-19, tak lepas pula dari peran serta TNI-Polri serta seluruh stakeholder dan elemen masyarakat yang ada di Kota Pahlawan. "Membangun kota itu perlu gotong-royong dan hal ini kami awali dari Covid-19," kata dia.
Penekanan yang disampaikan Wali Kota Eri Cahyadi dalam membangun Surabaya, ternyata mendorong Camat, Lurah hingga Kepala Perangkat Daerah (PD) berlomba-lomba berinovasi untuk memberikan kemudahan dan kedekatan pelayanan publik kepada masyarakat.
Satu di antara hasil yang bisa dirasakan masyarakat sekarang adalah tak perlu jauh-jauh mereka datang ke kantor dinas untuk urus administrasi kependudukan. Bahkan sekarang, masyarakat bisa langsung bertemu dengan Camat dan Lurah di masing-masing kantornya setiap Jumat. "Tujuan utama kita memudahkan pelayanan ke masyarakat,’’ kata Wali Kota Eri Cahyadi.
Selain kemudahan pelayanan publik, penguatan ekonomi kerakyatan juga menjadi fokus utama Wali Kota Eri Cahyadi. Melalui program padat karya, pemkot memanfaatkan lahan-lahan aset yang dimilikinya untuk digunakan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Dari mulai lahan kosong, Bekas Tanah Kas Desa (BTKD), tambak, hingga Taman Hutan Raya (Tahura), dikelola MBR dengan bermacam-macam klasifikasi bidang usaha. Ada pertanian, perikanan, budidaya maggot, cuci motor, laundry dan bahkan potong rambut hingga kafe. “Tujuan akhir program padat karya adalah mengentas kemiskinan di Kota Surabaya," jelas Wali Kota Eri Cahyadi.
Upaya mengentas kemiskinan di Surabaya juga dilakukannya melalui program pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Langkah itu didukung dengan teknologi pemasaran digital melalui aplikasi e-peken yang dibuat Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Surabaya. Melalui aplikasi e-peken, pemkot menghimpun dan memasarkan toko kelontong dan produk UMKM Surabaya. "Kami terus gerakkan UMKM Surabaya supaya mandiri, dan upaya padat karya ini untuk meningkatkan taraf hidup warga Surabaya,” ujar Wali Kota Eri Cahyadi.
Tak ketinggalan, dunia pendidikan juga menjadi perhatian serius Wali Kota Eri Cahyadi. Meski sekarang SMA/SMK sederajat bukan lagi menjadi kewenangan pemkot, namun pihaknya tetap aktif memberikan intervensi kepada para pelajar Surabaya. Bentuk intervensi itu diwujudkan dengan menembus ijazah 729 SMA/SMK sederajat bersama Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Surabaya. "Karena bagaimanapun ijazah ini sangat penting untuk meneruskan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi ataupun untuk bekerja," katanya.
Ide pemikiran yang dicetuskan Wali Kota Eri Cahyadi, rupanya memantik perhatian dan apresiasi banyak pihak. Apresiasi ini pun lantas dimanifestasikan melalui sederet penghargaan Nasional yang diberikan kepada pemerintah kota maupun Wali Kota Eri Cahyadi.
Di antaranya adalah penghargaan dari Baznas Award 2022. Penghargaan ini diberikan kepada Wali Kota Eri Cahyadi karena dinilai sebagai salah satu kepala daerah yang peduli mendukung Gerakan Zakat Indonesia. "Saya yakin, zakat Kota Surabaya bisa dimanfaatkan oleh kepentingan umat di Kota Surabaya," ujar Cak Eri panggilan lekat Wali Kota Surabaya.
Bahkan setelah Baznas Award 2022, Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI) juga memberikan penghargaan kepada orang nomor satu di lingkup pemerintah kota tersebut. Penghargaan dari MURI diberikan atas rekornya sebagai pemrakarsa dan penyelenggara lomba inovasi daerah peserta terbanyak se Indonesia. Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Senior Manager Muri Jusuf Ngadri kepada Wali Kota Eri Cahyadi saat Peringatan Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) ke 729 pada Selasa (31/5/2022).
Tak berhenti di sana, keberhasilan dalam penanganan dan pengendalian Covid-19 di Kota Pahlawan melalui skema gotong-royong dan kolaborasi, juga mendapat respons baik dari Perhimpunan Sarjana dan Profesional Kesehatan Masyarakat Indonesia (Persakmi). Respons baik itu diwujudkan oleh Persakmi melalui penghargaan yang diberikan kepada Wali Kota Eri Cahyadi. Menurut dia, keberhasilan dalam penanganan Covid-19, tak lepas pula dari peran serta TNI-Polri serta seluruh stakeholder dan elemen masyarakat yang ada di Kota Pahlawan. "Membangun kota itu perlu gotong-royong dan hal ini kami awali dari Covid-19," kata dia.