Legenda Coban Rondo, Air Terjun Janda dan Kisah Cinta Tragis di Baliknya
loading...
A
A
A
Coban Rondo merupakan air terjun yang terletak di Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Coban Rondo terletak pada ketinggian 1.135 meter di atas permukaan laut. Air terjun ini memiliki ketinggian 84 meter dengan debit air berkisar antara 90 liter per detik pada musim kemarau, sampai dengan 150 liter per detik pada musim penghujan.
Mengutip www.malangkab.go.id, air terjun Coban Rondo terletak di lereng Gunung Panderman Resor yaitu Desa Pandesari, Kecamatan Pujon. Memiliki ketinggian sekitar 84m. Secara geografis air terjun ini berada pada ketinggian 1.135 di atas permukaan laut (dpl) dengan suhu rata-rata 22 derajat censius.
Konon sejarah nama Coban Rondo diambil dari kisah tentang Dewi Anjarwati dari Gunung Kawi yang menikah dengan Raden Baron Kusuma dari Gunung Anjasmoro. Keduanya memutuskan untuk mengikat janji dalam pernikahan..
Baca juga: Tumenggung Jalil, Pejuang Kalimantan Selatan yang Kepalanya Disimpan di Negeri Belanda
Setelah resmi menikah beberapa hari, Dewi Anjarwati mengajak suaminya bertandang ke rumah orang tua mereka di Gunung Anjasmoro. Niat ini ditentang oleh orang tua Dewi Anjarwati.
Alasannya, menurut tradisi Jawa kuno, pasangan pengantin baru dilarang bepergian sebelum usia pernikahan mencapai selapan (kurang lebih 35 hari). Hal ini diyakini bisa mendatangkan kesialan bagi pasangan tersebut. Tetapi keduanya tetap bersikeras pergi.
Di tengah perjalanan, Dewi Anjarwati dan Raden Baron Kusumo bertemu dengan Joko Lelono. Rupanya orang asing itu terpikat kecantikan Dewi Anjarwati pada pandangan pertama. Joko Lelono pun menantang Raden Baron Kusumo berduel untuk memperebutkan Dewi Anjarwati.
Sang istri diminta untuk bersembunyi di balik air terjun sembari menunggu suaminya datang menjemput. Tak disangka, Raden Baron Kusumo dan dan Joko Lelono sama-sama tewas dalam pertarungan. Janji Raden Baron Kusumo untuk menjemput istrinya tak bisa dipenuhi. Tinggallah Dewi Anjarwati yang menjanda meratapi nasibnya di balik air terjun.
Tangis dan kesedihan Dewi Anjarwati pun dipercaya membawa kutukan pada tempat ini. Konon, pasangan yang berpacaran di air terjun ini tidak akan awet. Bahkan, mereka tidak akan sampai ke pelaminan akibat kutukan dari Dewi Anjarwati. Namun, ini hanya mitos yang berkembang di masyarakat.
Mitos-mitos Coban Rondo.
Konon katanya, pasangan yang sedang berpacaran dilarang ke Coban Rondo. Mitos ini berkaitan dengan tradisi masa lalu yang kemudian dipercayai masyarakat. Wisatawan yang datang dengan berpacaran dan belum menikah akan mengalami kesialan.
Mengutip www.malangkab.go.id, air terjun Coban Rondo terletak di lereng Gunung Panderman Resor yaitu Desa Pandesari, Kecamatan Pujon. Memiliki ketinggian sekitar 84m. Secara geografis air terjun ini berada pada ketinggian 1.135 di atas permukaan laut (dpl) dengan suhu rata-rata 22 derajat censius.
Konon sejarah nama Coban Rondo diambil dari kisah tentang Dewi Anjarwati dari Gunung Kawi yang menikah dengan Raden Baron Kusuma dari Gunung Anjasmoro. Keduanya memutuskan untuk mengikat janji dalam pernikahan..
Baca juga: Tumenggung Jalil, Pejuang Kalimantan Selatan yang Kepalanya Disimpan di Negeri Belanda
Setelah resmi menikah beberapa hari, Dewi Anjarwati mengajak suaminya bertandang ke rumah orang tua mereka di Gunung Anjasmoro. Niat ini ditentang oleh orang tua Dewi Anjarwati.
Alasannya, menurut tradisi Jawa kuno, pasangan pengantin baru dilarang bepergian sebelum usia pernikahan mencapai selapan (kurang lebih 35 hari). Hal ini diyakini bisa mendatangkan kesialan bagi pasangan tersebut. Tetapi keduanya tetap bersikeras pergi.
Di tengah perjalanan, Dewi Anjarwati dan Raden Baron Kusumo bertemu dengan Joko Lelono. Rupanya orang asing itu terpikat kecantikan Dewi Anjarwati pada pandangan pertama. Joko Lelono pun menantang Raden Baron Kusumo berduel untuk memperebutkan Dewi Anjarwati.
Sang istri diminta untuk bersembunyi di balik air terjun sembari menunggu suaminya datang menjemput. Tak disangka, Raden Baron Kusumo dan dan Joko Lelono sama-sama tewas dalam pertarungan. Janji Raden Baron Kusumo untuk menjemput istrinya tak bisa dipenuhi. Tinggallah Dewi Anjarwati yang menjanda meratapi nasibnya di balik air terjun.
Tangis dan kesedihan Dewi Anjarwati pun dipercaya membawa kutukan pada tempat ini. Konon, pasangan yang berpacaran di air terjun ini tidak akan awet. Bahkan, mereka tidak akan sampai ke pelaminan akibat kutukan dari Dewi Anjarwati. Namun, ini hanya mitos yang berkembang di masyarakat.
Mitos-mitos Coban Rondo.
Konon katanya, pasangan yang sedang berpacaran dilarang ke Coban Rondo. Mitos ini berkaitan dengan tradisi masa lalu yang kemudian dipercayai masyarakat. Wisatawan yang datang dengan berpacaran dan belum menikah akan mengalami kesialan.