Memilukan! Pasutri di Aceh Tinggal di Gubuk Reyot Beratap Terpal

Sabtu, 25 Juni 2022 - 07:05 WIB
loading...
Memilukan! Pasutri di Aceh Tinggal di Gubuk Reyot Beratap Terpal
Pasangan suami istri (pasutri) di Kabupaten Aceh Barat Daya, Aceh tinggal di gubuk yang terbuat dari terpal. Sehari-sehari kepala keluarga mencari nafkah dengan membantu warga sekitar. Foto SINDOnews
A A A
ACEH - Pasangan suami istri ( pasutri ) di Kabupaten Aceh Barat Daya, Aceh tinggal di gubuk yang terbuat dari terpal. Sehari-sehari kepala keluarga mencari nafkah dengan membantu warga sekitar saat panen mangga, diupahi Rp20 ribu per hari.

Di rumah empat kali empat yang terbuat dari terpal, bertiang bambu dan beralaskan kayu ini lah, Rubianti tinggal bersama suami dan anak semata wayangnya mereka, Nurul Ajlila (3).

Rubianti, sang istri mengatakan, rumah reyot itu mereka tempatipada Desember 2021 tahun lalu. Rumah sederhana ini dibangun di atas tanah kebun warisan suaminya, berlokasi di Desa Meunasah Sukon, Kecamatan Lembah Sabil, Kabupaten Aceh Barat Daya, Aceh.



Sebelum tinggal di rumah yang dibalut terpal ini, Rubianti dan keluarga sempat menumpang di rumah saudaranya di desa setempat selama enam tahun. Lalu memutuskan untuk tinggal di rumahnya sendiri, meski tak layak huni.

Rubianti, sehari-hari bekerja sebagai ibu rumah tangga. Dia memanfaatkan lahan kosong di pekarangan rumahnya untuk berkebun, mulai menanam bayam, terong dan juga kacang tanah guna membantu keluarga.

Sementara suaminya, Aidil Azhar (40), sehari-hari Azhar menafkahi keluarganya dengan bekerja serabutan. Kadang bantu warga sekitar untuk memetik mangga jika memasuki musim panen, dengan pendapatan Rp20 ribu per hari.

“Kerjanya kadang kalau ada musim mangga dia pergi cari mangga, begitu kan. Serabutan, ngga tentu mana yang dapat kerjaan yang penting halal sudah alhamdulillah kan. BLT kemarin ada, sebulan Rp300 ribu, PKH ngga ada,” kata Rubianti.

Tak ada listrik di rumah mereka. Jika malam tiba, Rubianti menggunakan pelita dari minyak tanah untuk penerangan. Dinginnya angin malam sudah menjadi teman bagi mereka.

“Tidur, masak, semualah di sini karena memang sudah tinggalnya disini kan. Pergi ke belakang sana (ke kamar mandi) ada parit lewat kebun orang,” katanya

Rubianti berharap adanya perhatian dari para dermawan, untuk menempati rumah yang layak huni bersama keluarga kecilnya.
(don)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1006 seconds (0.1#10.140)