Pemkab Pamekasan Bangun Kawasan Industri Hasil Tembakau untuk Pacu Produksi

Senin, 20 Juni 2022 - 10:46 WIB
loading...
Pemkab Pamekasan Bangun Kawasan Industri Hasil Tembakau untuk Pacu Produksi
upati Pamekasan Baddrut Tamam bersama Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) melakukan Tanam Raya Tembakau 2022 di Desa Samatan, Kecanatan Proppo, Kabupaten Pamekasan.Foto/Lukman hakim
A A A
PAMEKASAN - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan saat ini tengah membangun Kawasan Industri Hasil Tembakau (KIHT) ditargetkan beroperasi tahun depan melalui kemitraan petani dan perusahaan pelinting rokok, maupun industri pafrum.

Luas KIHT mencapai 2,5 hekter dan masuk tahap pembangunan gedung, pagar dan gudang ini mencapai 2,5 hektare. "KIHT ini diharapkan mampu mendorong peningkatan produksi tanaman tembakau maupun produksi hasil tembakau. Sehingga perekonomian masyarakat Pamekasan yang sebagian besar bergantung pada tembakau bisa terangkat," kata Bupati Pamekasan Baddrut Tamam, Minggu (18/6/2022).

Baca juga: Mengharukan! 11 Tahun Menanti, Pria Tunanetra Pamekasan Akhirnya Berangkat Haji

Menurutnya, tembakau tidak hanya menjadi urusan pertanian, tetapi juga usuran kebudayaan sosial dan tradisi dari nenek moyang sehingga perlu dilestarikan. Sehingga, strategi yang harus dijalankan untuk melestarikan tanaman ini kuncinya adalah kemitraan antara petani, pemerintah dan perusahaan/industri, pasokan pupuk.

Saat ini ada 7 asosiasi kelompok pengusaha rokok lintingan yang bergabung, dengan total luas lahan kemitraan 1.860 hektar. "Diharapkan lahan kemitraan ini akan semakin luas,” ujarnya.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Pamekasan, Ajib Abdullah mengatakan, produksi tembakau tahun lalu memang mengalami penurunan, terutama pada saat pandemi COVID-19 terjadi. Potensi luas tanam tembakau di Pamekasan mencapai 32.000 hektar, tetapi pada 2019 luas tanam hanya 28.000 hektar. Pada 2020 turun menjadi 24.000 hektar.

"Pada tahun ini sampai pertengahan bulan ini baru tertanam sebanyak 2.000 hektar. Karena Pamekasan sekarang ini hampir setiap hari hujan, kami belum bisa memproyeksikan berapa produksi tahun ini,” katanya.

Ketua Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI), Suseno mengatakan, produksi tembakau Jatim berkontribusi sebanyak 60 persen dari produksi nasional. Sedangkan Madura berkontribusi 60 persen dari produksi Jatim.

Khusus Kabupaten Pamekasan berkontribusi 60 persen dari total produksi di Madura. “Pamekasan merupakan daerah yang penting. Jika petaninya mogok, maka seluruh pabrik rokok se-Indonesia tidak bisa produksi," katanya.

Dia menambahkan, produksi tembakau tahun ini diperkirakan hanya di kisaran 160.000 ton. Jumlah itu turun dibanding realisasi produksi tahun lalu yang 200.000 ton.

Menurutnya, penurunan produksi itu akibat musim kemarau basah. Sehingga petani juga tidak berani untuk menanam tembakau dalam jumlah besar terutama di sentra-sentra penghasil tembakau. Salah satunya Pamekasan. "Daerah sentra produksi tembakau saat ini mengalami hujan yang lumayan sering. Padahal tembakau itu harus cuaca panas,” tandasnya.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, Jatim menjadi sentra produksi tembakau karena menghasilkan 110.800 ton, disusul Temanggung Jateng 57.600 ton, Nusa Tenggara Barat (NTB) 53.100 ton, Jawa Barat 7.400 ton dan Aceh 2.100 ton.

Industri Hasil Tembakau (IHT) juga tercatat sebagai sektor padat karya terbanyak dengan melibatkan 5,98 juta pekerja. Dari jumlah itu sebanyak 4,28 juta merupakan pekerja di sektor manufaktur dan 1,7 juta bekerja di sektor pertanian.
(msd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.6157 seconds (0.1#10.140)