Bappelitbangda Sulsel Apresiasi Pemkab Wajo Mampu Tekan Angka Stunting

Selasa, 07 Juni 2022 - 20:19 WIB
loading...
Bappelitbangda Sulsel...
Bappelitbangda Sulsel memberikan apresiasi terhadap Pemkab Wajo yang mampu menekan angka stunting di wilayahnya. Foto/Ilustrasi
A A A
WAJO - Bappelitbangda Sulsel memberikan apresiasi terhadap Pemkab Wajo yang mampu menekan angka stunting di wilayahnya. Berkaca pada Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021, prevalensi stunting di Wajo berada pada angka 22,4 persen. Termasuk terendah di Sulsel.

Perwakilan Bappelitibangda Sulsel, Mahrum Latief, menyampaikan capaian penurunan stunting Wajo berdasarkan SSGI 2021 sebesar 22,6 persen, masih di bawah Sulsel sebesar 27,4 persen. Jika dibandingkan dengan kabupaten/kota lainnya di Sulsel, maka peringkat Waj o berada pada urutan kelima terendah di Sulsel.



"Untuk itu kami menyampaikan penghargaan yang tinggi dan terima kasih. Tentunya capaian tersebut didukung oleh adanya kerja sama yang baik dan peran serta semua pihak sehingga secara keseluruhan kinerja tersebut dapat dicapai," ujar Mahrum, saat membacakan sambutan Kepala Bappelitbanda Sulsel, belum lama ini.

Mahrum menyebut perlu upaya strategis dan inovatif untuk melanjutkan kinerja positif dalam menekan angka stunting. Termasuk didorongnya adanya sinergi dan kolaborasi dengan seluruh pihak.

"Juga diperlukan kolaborasi atau sinergi dengan seluruh pemangku kepentingan mulai dari pemerintah dan non pemerintah, perguruan tinggi, organisasi masyarakat, dunia usaha, dan media massa," tuturnya.

Wakil Bupati Wajo, Amran, mengungkapkan percepatan penurunan stunting atau Rembuk Stunting menekankan bahwa kunci pencegahan dan penanganan stunting ada pada 1.000 hari pertama kehidupan (HPK). Olehnya itu, ibu hamil dan anak di bawah dua tahun perlu mendapatkan perhatian lebih.



Prevalensi stunting mesti menjadi perhatian dan tugas bersama. Olehnya itu, ia meminta kepada seluruh perangkat daerah bersama pemangku kepentingan terkait untuk melakukan inovasi-inovasi agar upaya pemenuhan gizi masyarakat, utamanya bagi mereka yang rentan seperti ibu hamil dan anak balita, bisa terpenuhi dengan baik dengan menggunakan kearifan lokal di tiap wilayah.

"Tentunya perlu segera kita atasi bersama, baik pemerintah kabupaten maupun pemerintah desa, individu, komunitas, CSR, maupun swasta harus bersinergi dan bersatu dalam upaya penanggulangan stunting," pungkasnya
(tri)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2524 seconds (0.1#10.140)