Pagelaran Seni dan Budaya di Magelang, BNPT: Efektif Tangkal Paham Radikal Terorisme

Jum'at, 03 Juni 2022 - 21:43 WIB
loading...
Pagelaran Seni dan Budaya...
Direktur Pencegahan BNPT, Brigjen Pol R Ahmad Nurwahid saat pagelaran seni dan budaya bertajuk Merawat Perbedaan dalam Bingkai Kebhinekaan di GOR Tri Bhakti, Magelang, Jawa Tengah. Foto/Ist
A A A
MAGELANG - Pagelaran seni dan budaya bertajuk Merawat Perbedaan dalam Bingkai Kebhinekaan digelar di GOR Tri Bhakti, Magelang, Jawa Tengah. Kegiatan yang diselenggarakan oleh Pelangi Cinta Nusantara (PCN) ini dinilai cukup efektif dalam menangkal paham radikal dan terorisme.

Sebab, seni dan budaya dinilai bisa menjadi pola penanggulangan yang efektif terhadap penyebaran paham radikalisme dan terorisme.



Hal itu diungkapkan Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Brigjen Pol R Ahmad Nurwahid saat menghadiri pagelaran.

Dia menyebut peran seni budaya sangat efektif. Orang radikal itu, lanjutnya, memiliki karakter kontrol emosional yang labil, jiwanya tidak lembut, hatinya keras, lebih mengedepankan simbol-simbol keagamaan dan lebih mengutamakan ritualitas keagamaan.

"Nah dengan membangun atau menggelorafikasi untuk mencintai seni dan budaya melalui event seperti ini tentunya harapan kita masyarakat akan mencintai bangsa dan negaranya,” ungkap Nurwakhid, dikutip Jumat (3/6/2022).

Selain itu, kelompok radikal cenderung anti dengan seni dan kebudayaan. Karena pemahaman seperti itu harus diatasi dengan semakin meningkatkan pendekatan-pendekatan seni dan budaya dalam masyarakat. Sehingga masyarakat tergerak untuk mencintai budayanya dan tak termakan paham kelompok radikal.


“Kelompok teroris itu anti dengan seni dan budaya serta kearifan lokal. Hatinya keras, makanya kita harapkan dengan pendekatan seni budaya seperti ini, masyarakat Indonesia, khususnya di Magelang ini tergerak untuk mencintai seni dan budaya," ujarnya.

"Karena dengan seni dan budaya akan melembutkan hati, akan membuat jiwa menjadi penuh kasih sayang, sehingga akan terbangun toleransi serta kebhinekaan dan keberagaman” ungka mantan Kabagbanops Detasemen Khusus (Densus) 88/Anti Polri ini.

Kecintaan terhadap seni dan budaya lokal pun harus diiringi dengan keterbukaan terhadap budaya lain. Di mana pada saat ini dengan transparansi dan globalisasi, pengaruh budaya asing pun nyata adanya. Sehingga harus disikapi dengan bijak, dan dijadikan sarana untuk saling mengenal sesama manusia.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1727 seconds (0.1#10.140)