Pelaku UMKM Harus Ubah Mindset dan Perilaku di Era New Normal

Senin, 22 Juni 2020 - 21:45 WIB
loading...
Pelaku UMKM Harus Ubah...
Setelah tutup lama akibat Corona, Bambang Indro mulai membuka warung pecelnya kembali di Jalan Kaliurang, Yogyakarta. FOTO : IST
A A A
YOGYAKARTA - Bambang Indro, 41, tampak sibuk melayani pelanggan. Pedagang nasi pecel di Jalan Kaliurang ini tetap bersemangat meski usaha kulinernya belum seramai sebelumnya.

Sejak dua pekan lalu, Bambang memutuskan membuka warung kaki limanya kembali setelah tutup lama akibat pandemi Corona. Mobilitas masyarakat yang mulai ramai, ternyata belum banyak berdampak terhadap geliat usaha di Kota Gudeg ini.

Omzet setiap harinya masih jauh di bawah standar omzet harian sebelum pandemi. Setiap harinya dia hanya mampu menghabiskan nasi satu magic com. Ini sangat jauh dibanding omset harian sebelum pandemi yakni hinggatiga magic com. “Kalau Sabtu Minggu bahkan bisa sampai lima magic com,” ujarnya Senin (22/06/2020).

Dengan dibantu dua orang karyawannya, Bambang Setiap hari dia membuka warungnya sejak pukul 7.00- 13.00 WIB. Sebelum pandemi, Bambang mempekerjakan delapan orang karyawan. Melihat omzet yang merosot tajam ini, Bambang memutar otak.

“Saya juga menjual secara online bersinergi dengan para driver ojek online. Saya juga sedang dalam persiapan mengembangkan jaringan penjualan bahan pecel secara online. Utamanya sambel pecel Madiun dan peyek. Dengan cara ini, masyarakat bisa menikmati pecel Madiun di rumah dan tak perlu kawatir dengan Corona,” katanya.

Bambang mengemas sambel pecelnya dengan berbagai ukuran. Ke depan Bambang juga berencana mengembangkan sambel sambel jenis lain untuk dipasarkan secara online.

Sekretaris Tim Gugus Tugas Ketangguhan Ekonomi Kadin DIY, Timotius Apriyanto menyebut pandemi Corona membuat pelaku UMKM sangat kesulitan memasarkan produknya.

Kebijakan pemerintah melakukan pembatasan aktivitas masyarakat serta ketakutan warga beraktivitas di luar rumah membuat daya beli masyarakat juga merosot tajam.

Apriyanto mengatakan pandemi yang terjadi, membuka ruang untuk pengembangan model bisnis baru, yang ke depannya dapat lebih mendorong kapasitas dan kualitas bisnis UMKM.

Selain strategi berupa menggabungkan banyak usaha dalam satu “ruang bisnis”, para pelaku UMKM juga perlu didorong untuk lebih serius memanfaatkan berbagai simpul teknologi berbasis internet dan memanfaatkan artificial intelligence.

“Pemanfaatan teknologi perlu dikenalkan dalam setiap siklus bisnis UMKM, untuk mendorong efisiensi dan efektivitas usaha,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima SINDOnews, Senin (22/06/2020).

Kepala Dinas Koperasi UMKM DIY, Srie Nurkyatsiwi menyebut wabah Corona berdampak sangat serius terhadap bisnis UMKM di DIY. Meski demikian Siwi optimistis khusus untuk UMKM yang bergerak di bidang kuliner bisa segera bangkit di masa new normal ini. “Kami terus melakukan monitoring dan pendampingan, agar para pelaku UMKM bisa segera bangkit dan pulih dalam beraktivitas bisnis. Pendampingan dilakukan secara rutin melalui sistem daring,” terangya.

Siwi menegaskan agar bisa tetap bertahan di era new normal ini, para pelaku UMKM juga harus memiliki tatatan baru dalam beraktivitas bisnis. Mereka harus mengubah mindset (pola pikir) dan perilaku, baik dalam proses produksi, dalam pemasaran dan lain sebagainya. “Arahnya semua ke digital. Memang bukan hal yang mudah, tapi mau tidak mau ya ke sana,” kata Siwi.(Baca juga : Geruduk BMT Insan Mandiri, Ratusan Nasabah Minta Uangnya Kembali )

Direktur Kebijakan Publik dan Hubungan Pemerintah Tokopedia, Astri Wahyuni mengatakan bahwa Tokopedia, sebagai perusahaan teknologi Indonesia terus berupaya mengakselerasi pemerataan ekonomi secara digital di Indonesia.

Salah satunya melalui #JagaEkonomiIndonesia, Tokopedia mempercepat adopsi digital bagi pegiat usaha lokal terutama UMKM, lewat berbagai kolaborasi bersama mitra strategis, misalnya pemerintah.

“Bersama sejumlah instansi di Yogyakarta Tokopedia telah melatih dan memberdayakan ribuan UMKM di Yogyakarta. untuk memulai dan mengembangkan usaha melalui kanal digital, dalam hal ini ekosistem Tokopedia,” katanya.

Pelatihan ini dilaksanakan demi mempersiapkan para pegiat UMKM untuk bersaing dan berkontribusi lebih terhadap perekonomian di era digital sekaligus new normal.Saat ini, terdapat lebih dari 8,1 juta penjual di Tokopedia yang 94%nya berskala ultra mikro. “Kami terus berkomitmen memberikan panggung seluas-luasnya bagi mereka untuk berjuang, khususnya di tengah pandemi COVID-19.”

“Tokopedia juga menyiapkan halaman dan kampanye khusus untuk untuk mempermudah masyarakat Yogyakarta memenuhi kebutuhan sehari-hari dari penjual yang juga berdomisili di Yogyakarta sehingga bisa lebih efisien,” tambahnya.

Dengan berbagai inisiatif ini, Tokopedia berharap dapat ikut mempercepat peningkatan perekonomian digital daerah, mengingat UMKM lokal adalah penyokong lebih dari 60% pendapatan Indonesia.
(nun)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1766 seconds (0.1#10.140)