Normal Baru Candi Borobudur Antar Jateng Juara Inovasi Daerah
loading...
A
A
A
"Termasuk kita harus mengajak mereka yang berdagang di sekitarnya, seperti pedagang suvenir dan rumah makan, untuk ikut menata. Kemarin beberapa kali kami tes di beberapa tempat, masyarakat belum terbiasa jaga jarak, dan ketika istirahat pasti berkerumun. Yang begitu itu masih perlu harus dilakukan sosialisasi," tandasnya.
Berbagai upaya yang telah dilakukan Pemprov Jateng dalam prakondisi di Candi Borobudur, antara lain menyosialisasikan protokol kesehatan secara masif kepada wisatawan, mengatur jarak antrean di loket, menyiapkan tempat cuci tangan dan pos pengecekan suhu tubuh wisatawan, membatasi jumlah wisatawan, mengatur alur perjalanan para wisatawan, dan menyiapkan pemandu untuk mendampingi wisatawan saat naik ke candi.
Jateng juga dinilai cukup serius dalam memastikan protokol kesehatan dilakukan dengan ketat oleh pengelola transportasi umum dan para penumpangnya.
(Baca juga: Butuh Biaya Nikah, Pemuda Tasikmalaya Nekat Rampok Toko Perhiasan )
Ganjar beberapa kali sidak ke Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang untuk melihat mekanisme pengaturan calon penumpang, setelah Kementerian Perhubungan memutuskan membuka kembali mode transportasi udara untuk penumpang kategori khusus.
Meski meraih tiga penghargaan sekaligus, Ganjar mengatakan pihaknya masih memiliki banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan. Dia meminta kabupaten dan kota lain di Jateng, tak malu untuk meniru keberhasilan pemerintah daerah lainnya dalam prakondisi tatanan normal baru.
"Di sektor Pasar Tradisional, Pasar Modern, Mall, Hotel, masih banyak pekerjaan rumah Jateng. Tapi ada praktik-praktik baik dari provinsi dan kabupaten/kota lainnya yang bisa kita tiru untuk diterapkan di Jateng," ujarnya.
(Baca juga: Isak Tangis Iringi Keberangkatan Para Santri Ponpes Moden Gontor )
Wakil Presiden, Ma'ruf Amin, yang hadir dalam acara ini secara virtual mengatakan, inovasi dan kreativitas dibutuhkan agar kegiatan ekonomi produktif tetap berjalan namun tetap aman di tengah COVID-19.
"Harus dipastikan kondusif selain kegiatan ekonomi harus dilakukan dengan protokol kesehatan yang ketat, di samping juga penyediaan layanan dan sistem kesehatan untuk menangani COVID-19, kemampuan melakukan pelacakan (tracing) dan perubahan perilaku masyarakat yang tidak bisa ditawar dalam kondisi tatanan baru tersebut," ujar Ma’ruf.
Berbagai upaya yang telah dilakukan Pemprov Jateng dalam prakondisi di Candi Borobudur, antara lain menyosialisasikan protokol kesehatan secara masif kepada wisatawan, mengatur jarak antrean di loket, menyiapkan tempat cuci tangan dan pos pengecekan suhu tubuh wisatawan, membatasi jumlah wisatawan, mengatur alur perjalanan para wisatawan, dan menyiapkan pemandu untuk mendampingi wisatawan saat naik ke candi.
Jateng juga dinilai cukup serius dalam memastikan protokol kesehatan dilakukan dengan ketat oleh pengelola transportasi umum dan para penumpangnya.
(Baca juga: Butuh Biaya Nikah, Pemuda Tasikmalaya Nekat Rampok Toko Perhiasan )
Ganjar beberapa kali sidak ke Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang untuk melihat mekanisme pengaturan calon penumpang, setelah Kementerian Perhubungan memutuskan membuka kembali mode transportasi udara untuk penumpang kategori khusus.
Meski meraih tiga penghargaan sekaligus, Ganjar mengatakan pihaknya masih memiliki banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan. Dia meminta kabupaten dan kota lain di Jateng, tak malu untuk meniru keberhasilan pemerintah daerah lainnya dalam prakondisi tatanan normal baru.
"Di sektor Pasar Tradisional, Pasar Modern, Mall, Hotel, masih banyak pekerjaan rumah Jateng. Tapi ada praktik-praktik baik dari provinsi dan kabupaten/kota lainnya yang bisa kita tiru untuk diterapkan di Jateng," ujarnya.
(Baca juga: Isak Tangis Iringi Keberangkatan Para Santri Ponpes Moden Gontor )
Wakil Presiden, Ma'ruf Amin, yang hadir dalam acara ini secara virtual mengatakan, inovasi dan kreativitas dibutuhkan agar kegiatan ekonomi produktif tetap berjalan namun tetap aman di tengah COVID-19.
"Harus dipastikan kondusif selain kegiatan ekonomi harus dilakukan dengan protokol kesehatan yang ketat, di samping juga penyediaan layanan dan sistem kesehatan untuk menangani COVID-19, kemampuan melakukan pelacakan (tracing) dan perubahan perilaku masyarakat yang tidak bisa ditawar dalam kondisi tatanan baru tersebut," ujar Ma’ruf.