Serat Abaka, Komoditas Potensial Ekspor dari Kabupaten Kepulauan Talaud
loading...
A
A
A
TALAUD - Abaka merupakan tanaman endemik yang tumbuh liar di Kabupaten Kepulauan Talaud , Provinsi Sulawesi Utara. Tanaman dengan nama latin musa textilis ini termasuk dalam famili musaceae atau jenis pisang-pisangan. Serat Abaka berpotensi menjadi komoditas ekspor dari Kabupaten Kepulauan Talaud.
Serat dari pelepahnya sangat kuat, dapat dijadikan komoditas ekspor sebagai bahan baku pembuatan tali tambang kapal, karpet, maupun barang-barang souvenir seperti tas, sandal atau topi.
Potensi serat Abaka ini menjadi perhatian pemerintah sebagai penghasil devisa di masa depan, sekaligus sebagai upaya untuk pemulihan ekonomi nasional dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Hal ini disampaikan Inspektur Jenderal Kementerian Pertanian, Jan S Maringka, saat berkunjung ke Kabupaten Kepulauan Talaud di sela-sela kegiatan Paskah Nasional yang diselenggarakan di Melonguane, Kabupaten Kepulauan Talaud.
"Perlunya menggali permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat setempat. Dari permasalahan tersebut segera dicarikan solusinya antara lain kebutuhan tentang alat mesin penyerut sehingga masyarakat Kabupaten Kepulauan Talaud dapat segera meningkat kesejahteraannya seiring dengan percepatan peningkatan ekspor dari komoditas pertaniannya," tutur Maringka, Rabu (18/5/2022)
Kepala Balai Karantina Pertanian Manado, Donni Muksydayan Saragih menambahkan bahwa serat abaka pada tahun 2019 sudah pernah diekspor ke Inggris, dan mulai masuk ke pasar Jepang tahun 2020. "Sebelumnya, abaka merupakan tanaman liar, namun saat ini mulai dibudidayakan oleh masyarakat," kata Donni
Apabila serat abaka diproduksi dalam skala besar, tentunya akan menambah deretan komoditas potensial ekspor dari Kabupaten Kepulauan Talaud setelah kelapa, kopra, cengkeh, dan pala.
Serat dari pelepahnya sangat kuat, dapat dijadikan komoditas ekspor sebagai bahan baku pembuatan tali tambang kapal, karpet, maupun barang-barang souvenir seperti tas, sandal atau topi.
Potensi serat Abaka ini menjadi perhatian pemerintah sebagai penghasil devisa di masa depan, sekaligus sebagai upaya untuk pemulihan ekonomi nasional dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Hal ini disampaikan Inspektur Jenderal Kementerian Pertanian, Jan S Maringka, saat berkunjung ke Kabupaten Kepulauan Talaud di sela-sela kegiatan Paskah Nasional yang diselenggarakan di Melonguane, Kabupaten Kepulauan Talaud.
"Perlunya menggali permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat setempat. Dari permasalahan tersebut segera dicarikan solusinya antara lain kebutuhan tentang alat mesin penyerut sehingga masyarakat Kabupaten Kepulauan Talaud dapat segera meningkat kesejahteraannya seiring dengan percepatan peningkatan ekspor dari komoditas pertaniannya," tutur Maringka, Rabu (18/5/2022)
Kepala Balai Karantina Pertanian Manado, Donni Muksydayan Saragih menambahkan bahwa serat abaka pada tahun 2019 sudah pernah diekspor ke Inggris, dan mulai masuk ke pasar Jepang tahun 2020. "Sebelumnya, abaka merupakan tanaman liar, namun saat ini mulai dibudidayakan oleh masyarakat," kata Donni
Apabila serat abaka diproduksi dalam skala besar, tentunya akan menambah deretan komoditas potensial ekspor dari Kabupaten Kepulauan Talaud setelah kelapa, kopra, cengkeh, dan pala.
(don)