Pemkot Surabaya Salurkan Bantuan Modal Usaha dan Kaki Palsu untuk Penyandang Disabilitas
loading...
A
A
A
SURABAYA - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya berupaya untuk memenuhi kebutuhan penyandang disabilitas di Kota Pahlawan. Pihaknya bertindak cepat dengan menyalurkan sejumlah bantuan dengan menyebar kaki palsu, Senin (25/4/2022).
Ketua TP PKK Rini Indriyani beserta jajaran Dinas Sosial (Dinsos), kelurahan dan kecamatan, mengunjungi beberapa lokasi untuk menyalurkan bantuan. Pertama, memberikan bantuan berupa kaki palsu kepada penyandang disabilitas, yakni Bambang Sutrisno yang tinggal di kawasan Jalan Sidoyoso Kota Surabaya.
Di lokasi kedua, pemkot menyalurkan bantuan modal usaha kepada Dul Manan, yaitu penyandang disabilitas yang setiap harinya berprofesi sebagai pekerja servis elektronik di kawasan Jalan Tenggumung Kota Surabaya. Dan ketiga, memberikan bantuan modal usaha untuk Lailiyatul yang sedang merawat anaknya yang tengah mengidap epilepsi di kawasan Jalan Wonosari Wetan Kota Surabaya.
“Di lokasi pertama, kami juga baru mengetahui bahwa salah satu penyandang disabilitas memiliki anak yang tidak sekolah, karena terindikasi sulit berbicara atau bersosialisasi. Maka kami akan memberikan pendampingan dan penguatan kepada ibu,” kata Rini.
Ia melanjutkan, terdapat kesalahpahaman pada sang ibu dalam mengasuh anak. Sebab, tidak melakukan pemeriksaan untuk mengetahui kendala yang dialami anak tersebut.
“Anak itu ternyata belum pernah mencoba duduk di bangku sekolah untuk belajar bersosialisasi. Maka, kami akan membantu untuk memberikan terapi dan berharap bahwa sang ibu bisa terbuka dengan kami,” ujarnya.
Ia pun meminta kepada seluruh warga Kota Surabaya, khususnya para orang tua, apabila ada sesuatu hal yang terjadi kepada sang anak, diharapkan bisa membuka diri. Sebab, Pemkot Surabaya terus berusaha untuk memberikan bantuan atau intervensi.
“Ayo warga Surabaya harus peka terhadap anak-anaknya, karena ini untuk masa depan kita semua. Hal ini juga menjadi bekal orang tua untuk belajar bersabar dalam mengasuh buah hati mereka,” jelasnya.
Tak hanya itu saja, di kawasan Wonosari Wetan Kota Surabaya terdapat satu keluarga yang semua anaknya menyandang disabilitas. Sayangnya, anak pertama telah meninggal dunia, sedangkan anak kedua tidak bisa berjalan maupun berdiri, dan anak ketiga terindikasi mengalami disabilitas intelektual.
“Tapi karena anak ketiga ini masih berusia tiga tahun, maka kita usahakan agar tidak sampai demikian. Kita akan lakukan pemeriksaan terlebih dahulu untuk memastikan, sehingga kita bisa tepat untuk memberikan intervensi,” ungkapnya.
Di lokasi yang sama, pemkot juga menemukan penyandang disabilitas intelektual yang sudah berusia tujuh tahun. Rini Indriyani menjelaskan, akan segera melakukan tindak lanjut melalui Dinsos Kota Surabaya.
“Insya Allah akan kita berikan terapi agar gerak motoriknya terlatih dengan harapan bisa belajar untuk memegang suatu benda untuk membantu melakukan aktivitas sehari-hari,” jelasnya.
Ia memastikan, bahwa setelah Hari Raya Idul Fitri 1443 Hijiriah nanti, Dinsos Kota Surabaya akan bertindak cepat untuk melakukan pendampingan kepada masing-masing keluarga.
“Meski pada suasana akhir Ramadan, tapi kita masih menemukan banyak hal yang harus kita benahi dan selesaikan. Melalui bantuan ini, semoga Pemkot Surabaya bisa memberikan yang terbaik untuk warga Surabaya yang membutuhkan,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinsos Kota Surabaya Anna Fajriatin menerangkan bahwa total bantuan modal usaha adalah sebesar Rp5 juta untuk setiap penerima. Hal tersebut juga disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing penerima.
“Alhamdulillah kami menyalurkan bantuan ini dari Balai Besar Prof. Dr. Soeharso Surakarta. Dengan kondisi seperti ini, kami juga akan memperbaiki anggaran di Dinsos, agar jangkauan kami bisa lebih luas,” katanya.
Ketua TP PKK Rini Indriyani beserta jajaran Dinas Sosial (Dinsos), kelurahan dan kecamatan, mengunjungi beberapa lokasi untuk menyalurkan bantuan. Pertama, memberikan bantuan berupa kaki palsu kepada penyandang disabilitas, yakni Bambang Sutrisno yang tinggal di kawasan Jalan Sidoyoso Kota Surabaya.
Di lokasi kedua, pemkot menyalurkan bantuan modal usaha kepada Dul Manan, yaitu penyandang disabilitas yang setiap harinya berprofesi sebagai pekerja servis elektronik di kawasan Jalan Tenggumung Kota Surabaya. Dan ketiga, memberikan bantuan modal usaha untuk Lailiyatul yang sedang merawat anaknya yang tengah mengidap epilepsi di kawasan Jalan Wonosari Wetan Kota Surabaya.
“Di lokasi pertama, kami juga baru mengetahui bahwa salah satu penyandang disabilitas memiliki anak yang tidak sekolah, karena terindikasi sulit berbicara atau bersosialisasi. Maka kami akan memberikan pendampingan dan penguatan kepada ibu,” kata Rini.
Ia melanjutkan, terdapat kesalahpahaman pada sang ibu dalam mengasuh anak. Sebab, tidak melakukan pemeriksaan untuk mengetahui kendala yang dialami anak tersebut.
“Anak itu ternyata belum pernah mencoba duduk di bangku sekolah untuk belajar bersosialisasi. Maka, kami akan membantu untuk memberikan terapi dan berharap bahwa sang ibu bisa terbuka dengan kami,” ujarnya.
Ia pun meminta kepada seluruh warga Kota Surabaya, khususnya para orang tua, apabila ada sesuatu hal yang terjadi kepada sang anak, diharapkan bisa membuka diri. Sebab, Pemkot Surabaya terus berusaha untuk memberikan bantuan atau intervensi.
“Ayo warga Surabaya harus peka terhadap anak-anaknya, karena ini untuk masa depan kita semua. Hal ini juga menjadi bekal orang tua untuk belajar bersabar dalam mengasuh buah hati mereka,” jelasnya.
Tak hanya itu saja, di kawasan Wonosari Wetan Kota Surabaya terdapat satu keluarga yang semua anaknya menyandang disabilitas. Sayangnya, anak pertama telah meninggal dunia, sedangkan anak kedua tidak bisa berjalan maupun berdiri, dan anak ketiga terindikasi mengalami disabilitas intelektual.
“Tapi karena anak ketiga ini masih berusia tiga tahun, maka kita usahakan agar tidak sampai demikian. Kita akan lakukan pemeriksaan terlebih dahulu untuk memastikan, sehingga kita bisa tepat untuk memberikan intervensi,” ungkapnya.
Di lokasi yang sama, pemkot juga menemukan penyandang disabilitas intelektual yang sudah berusia tujuh tahun. Rini Indriyani menjelaskan, akan segera melakukan tindak lanjut melalui Dinsos Kota Surabaya.
“Insya Allah akan kita berikan terapi agar gerak motoriknya terlatih dengan harapan bisa belajar untuk memegang suatu benda untuk membantu melakukan aktivitas sehari-hari,” jelasnya.
Ia memastikan, bahwa setelah Hari Raya Idul Fitri 1443 Hijiriah nanti, Dinsos Kota Surabaya akan bertindak cepat untuk melakukan pendampingan kepada masing-masing keluarga.
“Meski pada suasana akhir Ramadan, tapi kita masih menemukan banyak hal yang harus kita benahi dan selesaikan. Melalui bantuan ini, semoga Pemkot Surabaya bisa memberikan yang terbaik untuk warga Surabaya yang membutuhkan,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinsos Kota Surabaya Anna Fajriatin menerangkan bahwa total bantuan modal usaha adalah sebesar Rp5 juta untuk setiap penerima. Hal tersebut juga disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing penerima.
“Alhamdulillah kami menyalurkan bantuan ini dari Balai Besar Prof. Dr. Soeharso Surakarta. Dengan kondisi seperti ini, kami juga akan memperbaiki anggaran di Dinsos, agar jangkauan kami bisa lebih luas,” katanya.
(don)