'Dandan Omah', Program untuk 154 Kelurahan yang Mampu Dongkrak Perekonomian hingga Rp28 Miliar

Minggu, 24 April 2022 - 08:38 WIB
loading...
Dandan Omah, Program untuk 154 Kelurahan yang Mampu Dongkrak Perekonomian hingga Rp28 Miliar
Salah satu rumah Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) penerima intervensi Dandan Omah tahun 2022.
A A A
KOTA SURABAYA - Dandan Omah program padat karya resmi diluncurkan Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi pada 31 Maret 2022. Program perbaikan Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) berbasis padat karya tersebut, diharapkan menjadi stimulan dan mendongkrak ekonomi kerakyatan pada 154 kelurahan se-Surabaya.

Pada tahun 2022, Dandan Omah menyasar 800 Rutilahu yang lokasinya tersebar di 154 kelurahan Surabaya. Sebanyak 800 Rutilahu itu merupakan sebagian dari 3.450 jumlah total usulan RT/RW yang disampaikan melalui kelurahan dan kecamatan.

Pekerjaan Dandan Omah ini melibatkan Kelompok Teknis Perbaikan Rumah (KTPR) atau pekerja yang berasal dari warga sekitar. Setiap satu unit rumah yang dibedah, dikerjakan oleh 4 orang pekerja dengan estimasi pekerjaan selama 20 hari. Sedangkan untuk anggaran pada tiap unit rumah itu sebesar Rp35 juta.

"Tahun 2022 ini Dandan Omah menyasar 800 unit rumah. Sementara untuk sisanya Insyaallah di tahun depan akan kita selesaikan semuanya," kata Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi.

Program Dandan Omah di Kota Surabaya bisa dibilang berbeda dengan daerah lain di Indonesia. Pasalnya, program padat karya di Kota Pahlawan ini mampu menyerap 3.200 tenaga kerja yang merupakan warga di wilayah sekitar. Bahkan pula melibatkan 154 toko galangan di kelurahan masing-masing dengan dana berputar mencapai Rp 28 miliar.

'Dandan Omah', Program untuk 154 Kelurahan yang Mampu Dongkrak Perekonomian hingga Rp28 Miliar


Wali Kota Eri Cahyadi menyatakan, pada 2022, Pemkot Surabaya lebih memprioritaskan kebijakan-kebijakan untuk perbaikan pembangunan sumber daya manusia dan kepentingan masyarakat. Sebab menurutnya, Surabaya akan menjadi kota hebat, apabila masyarakatnya sudah sejahtera.

"Surabaya ini adalah ekonomi kerakyatan. Maka uang itu dari Surabaya, berputar di Surabaya dan untuk orang Surabaya," jelas Wali Kota Eri Cahyadi.

Makanya, ia juga kembali mengingatkan kepada camat dan lurah agar jangan sampai ada warga yang rumahnya tidak layak namun tidak dilaporkan. Sebab menurutnya, anggaran pemkot itu akan jauh lebih bermanfaat jika digunakan untuk kesejahteraan rakyat daripada dibuat membangun bangunan yang monumental.

"Karena buat saya itu jauh lebih penting dan jauh lebih berharga. Dari pada saya membangun sesuatu (monumental) yang tidak ada manfaatnya buat umat warga Surabaya," jelas dia.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1586 seconds (0.1#10.140)