Bawang Merah asal Pati Siap Guyur Pasokan Menjelang Lebaran
loading...
A
A
A
“Kami sudah cek langsung di lapangan, Brebes dan Demak kami pantau kemarin hamparannya luas sekali bahkan bisa terlihat saat menyusuri jalan tol. Demikian juga saat ini di Kabupaten Pati. Sementara di kabupaten sentra lain sesuai prediksi Early Warning System (EWS) yang kami susun juga menunjukkan trend positif. Pasokan selama puasa hingga pasca lebaran In Shaa Allah aman, tinggal kita pantau terus harganya nanti,” ujarnya.
Pahdi, Petani bawang merah Desa Ngurensiti Kecamatan Wedarijeksa mengaku senang dengan kondisi harga saat ini yang bertengger di angka Rp. 30.000,-/kg di tingkat Petani. Pihaknya mengklaim dapat mengantongi uang senilai 20 juta rupiah untuk ukuran satu kotak lahan (setara 1.400 m2-red).
“Harga sekarang lagi bagus Pak Dirjen, saya punya 2 kotak aja wis banyak untungnya,” ungkapnya sumringah saat ditemui sedang memanen lahan miliknya.
Pahdi berharap harga terjaga stabil bagus mengingat para petani di desanya sempat merasakan harga sangat rendah, hanya Rp 10.000,-/kg pada awal Januari lalu.
Kecamatan Wedarijeksa tercatat memiliki luas panen bawang merah 393 ha, tersebar di Desa Ngurensiti seluas 135 ha di Desa Bangsalrejo seluas 71 hektar. Uniknya di Desa Bangsalrejo penanaman dilakukan secara serentak dan saat ini sudah memasuki umur 36 hari.
“Sekitar 25 hari lagi siap panen untuk pasokan menjelang Lebaran. Rata-rata hasilnya juga tinggi bisa sampai 13,5 ton per hektar,” ungkap Ahmad Munjamil, koordinator Penyuluh Kecamatan Wedarijeksa.
Sementara di Kecamatan Jaken bisa dijumpai hamparan bawang merah seluas 200 hektar yang sebentar lagi memasuki panen raya.
“Bawang merah di wilayah kami ditanamnya sepanjang tahun. Petani sangat memperhatikan soal budidaya ramah lingkungan. Contohnya dengan memasang likat kuning dan perangkap serangga lainnya yang dibuat secara sederhana,” ungkap Ngarjo, Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman Kecamatan Jaken.
“Cukup pakai mika plastik dan lem tikus, bisa awet dan efektif menghalau serangga sampai 25 hari. Terlihat tanaman kami bagus-bagus. Kalau untuk memasok kebutuhan puasa dan lebaran, kami siap lah,” pungkas Ngarjo meyakinkan.
Pahdi, Petani bawang merah Desa Ngurensiti Kecamatan Wedarijeksa mengaku senang dengan kondisi harga saat ini yang bertengger di angka Rp. 30.000,-/kg di tingkat Petani. Pihaknya mengklaim dapat mengantongi uang senilai 20 juta rupiah untuk ukuran satu kotak lahan (setara 1.400 m2-red).
“Harga sekarang lagi bagus Pak Dirjen, saya punya 2 kotak aja wis banyak untungnya,” ungkapnya sumringah saat ditemui sedang memanen lahan miliknya.
Pahdi berharap harga terjaga stabil bagus mengingat para petani di desanya sempat merasakan harga sangat rendah, hanya Rp 10.000,-/kg pada awal Januari lalu.
Kecamatan Wedarijeksa tercatat memiliki luas panen bawang merah 393 ha, tersebar di Desa Ngurensiti seluas 135 ha di Desa Bangsalrejo seluas 71 hektar. Uniknya di Desa Bangsalrejo penanaman dilakukan secara serentak dan saat ini sudah memasuki umur 36 hari.
“Sekitar 25 hari lagi siap panen untuk pasokan menjelang Lebaran. Rata-rata hasilnya juga tinggi bisa sampai 13,5 ton per hektar,” ungkap Ahmad Munjamil, koordinator Penyuluh Kecamatan Wedarijeksa.
Sementara di Kecamatan Jaken bisa dijumpai hamparan bawang merah seluas 200 hektar yang sebentar lagi memasuki panen raya.
“Bawang merah di wilayah kami ditanamnya sepanjang tahun. Petani sangat memperhatikan soal budidaya ramah lingkungan. Contohnya dengan memasang likat kuning dan perangkap serangga lainnya yang dibuat secara sederhana,” ungkap Ngarjo, Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman Kecamatan Jaken.
“Cukup pakai mika plastik dan lem tikus, bisa awet dan efektif menghalau serangga sampai 25 hari. Terlihat tanaman kami bagus-bagus. Kalau untuk memasok kebutuhan puasa dan lebaran, kami siap lah,” pungkas Ngarjo meyakinkan.
(nun)