Kasus Polisi Pukul Mahasiswa di Enrekang Berakhir Damai
loading...
A
A
A
ENREKANG - Kasus pemukulan yang melibatkan oknum polisi dan seorang mahasiswa di Kabupaten Enrekang berakhir damai. Baik korban dan pelaku meneken pernyataan damai di atas kertas bermaterai 10.000, Kamis (14/4/2022).
Pelaku pemukulan adalah Anugrah Nobel Putra. Sementara korbannya, Muhammad Rais Rajab, merupakan mahasiswa Universitas Muhammadiyah (Unimen) Enrekang.
Baca Juga: Mapolres Enrekang
Kendati sudah ada pernyataan damai, Kapolres menegaskan bahwa kasus pemukulan yang dilakukan anggotanya tetap diproses secara internal.
"Meski sudah berdamai, mekanisme penanganan internal terhadap anak buahnya tetap dilakukan. Anggota yang terlibat pemukulan tetap menjalani proses disiplin sebagaimana yang berlaku di dalam institusi kepolisian," tegas Kapolres .
Sekadar diketahui, insiden pemukulan ini terjadi di tengah demonstrasi yang dilakukan Aliansi Pemuda Mahasiswa (APM) Enrekang pada Senin 11 April 2022.
Pemukulan itu bermula saat ratusan demonstran hendak membakar ban bekas. Upaya tersebut dihalau oleh aparat kepolisian, sehingga terjadi aksi saling dorong hingga terjadi aksi pemukulan yang dilakukan oknum polisi.
Baca Juga: Kapolres Enrekang
"Sesuai juga imbauan Kapolri, menekankan kepada seluruh personel yang melaksanakan pengamanan unjuk rasa agar tetap mengutamakan sikap humanis, Persaudaraan terhadap saudara-saudara yang melaksanakan penyampaian pendapat di muka umum," pungkas Kapolres .
Kendati demikian, keputusan damai yang dilakukan korban disesalkan perwakilan Aliansi Pemuda Mahasiswa (APM) Enrekang, Muhammad Izwan. Ia mengaku, korban yang juga merupakan Ketua BEM sama sekali tidak menghargai Aliansi yang bertanggung jawab atas aksi 11 April. Apalagi upaya damai sama sekali tidak melibatkan Aliansi.
"Mereka ke Polres berdamai dengan oknum pelaku pemukulan, tanpa sama sekali menyampaikan atau melibatkan kami di Aliansi. Bukannya kita sama-sama bergerak saat unjuk rasa, namun apa yang dilakukan ketua BEM tidak menghargai kami," kata Izwan menyesalkan.
Namun Izwan tetap mengapresiasi perdamaian antara pelaku pemukulan dan korban.
Baca Juga: Kapolres Enekang
"Yang didamaikan yang viral saja di media sosial. Padahal ada banyak mahasiswa yang luka, di antaranya ada yang alami lebam di wajah," kata dia.
Pelaku pemukulan adalah Anugrah Nobel Putra. Sementara korbannya, Muhammad Rais Rajab, merupakan mahasiswa Universitas Muhammadiyah (Unimen) Enrekang.
Baca Juga: Mapolres Enrekang
Kendati sudah ada pernyataan damai, Kapolres menegaskan bahwa kasus pemukulan yang dilakukan anggotanya tetap diproses secara internal.
"Meski sudah berdamai, mekanisme penanganan internal terhadap anak buahnya tetap dilakukan. Anggota yang terlibat pemukulan tetap menjalani proses disiplin sebagaimana yang berlaku di dalam institusi kepolisian," tegas Kapolres .
Sekadar diketahui, insiden pemukulan ini terjadi di tengah demonstrasi yang dilakukan Aliansi Pemuda Mahasiswa (APM) Enrekang pada Senin 11 April 2022.
Pemukulan itu bermula saat ratusan demonstran hendak membakar ban bekas. Upaya tersebut dihalau oleh aparat kepolisian, sehingga terjadi aksi saling dorong hingga terjadi aksi pemukulan yang dilakukan oknum polisi.
Baca Juga: Kapolres Enrekang
"Sesuai juga imbauan Kapolri, menekankan kepada seluruh personel yang melaksanakan pengamanan unjuk rasa agar tetap mengutamakan sikap humanis, Persaudaraan terhadap saudara-saudara yang melaksanakan penyampaian pendapat di muka umum," pungkas Kapolres .
Kendati demikian, keputusan damai yang dilakukan korban disesalkan perwakilan Aliansi Pemuda Mahasiswa (APM) Enrekang, Muhammad Izwan. Ia mengaku, korban yang juga merupakan Ketua BEM sama sekali tidak menghargai Aliansi yang bertanggung jawab atas aksi 11 April. Apalagi upaya damai sama sekali tidak melibatkan Aliansi.
"Mereka ke Polres berdamai dengan oknum pelaku pemukulan, tanpa sama sekali menyampaikan atau melibatkan kami di Aliansi. Bukannya kita sama-sama bergerak saat unjuk rasa, namun apa yang dilakukan ketua BEM tidak menghargai kami," kata Izwan menyesalkan.
Namun Izwan tetap mengapresiasi perdamaian antara pelaku pemukulan dan korban.
Baca Juga: Kapolres Enekang
"Yang didamaikan yang viral saja di media sosial. Padahal ada banyak mahasiswa yang luka, di antaranya ada yang alami lebam di wajah," kata dia.
(luq)