Sopir Bus Trans Metro Pasundan Diancam Setop Operasi, Dishub Jabar Ambil Langkah Ini
loading...
A
A
A
BANDUNG - Dinas Perhubungan (Dishub) Jawa Barat menyesalkan peristiwa penghadangan yang disertai pengancaman terhadap sopir Bus Trans Metro Pasundan (TMP) Koridor 3 trayek Baleendah-Bandung Electronic Center (BEC).
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Jawa Barat, A Koswara menuturkan, operasional Bus TMP sendiri merupakan tindak lanjut program Teman Bus yang diresmikan Ditjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) pada Desember 2021 lalu.
Melalui program Buy The Service (BTS) pada TMP, kini Bus TMP sudah beroperasi di Bandung dengan 5 koridor, yakni trayek Leuwipanjang-Soreang, Kota Baru Parahyangan-Alun-alun Bandung, Baleendah-BEC, Leuwipanjang-Dago, dan Dipatiukur-Jatinangor via tol.
"Namun, karena situasi yang tidak kondusif, pengoperasian bus di koridor 3 dengan trayek dari BEC, Kota Bandung tujuan Baleendah, Kabupaten Bandung ini terpaksa dihentikan," ungkap Koswara dalam keterangannya, Sabtu (9/4/2022).
Menurut Koswara, penghentian operasional Bus TMP Koridor 3 itu sangat disayangkan. Pasalnya, belum sehari bus tersebut beroperasi, namun harus dihentikan akibat adanya aksi penolakan atas beroperasinya Bus TMP Koridor 3.
"Hal tersebut sangat disayangkan. Pasalnya, belum sehari pengoperasian berlangsung, namun harus dihentikan akibat adanya aksi penolakan," katanya.
Koswara pun menanggapi serius peristiwa tersebut. Koswara mengakui, kehadiran Bus TMP lewat program BTS ini merupakan pilihan layanan transportasi baru bagi masyarakat, sehingga pasti akan ada pihak yang kontra dengan konsep ini.
"Untuk meminimalisir konflik yang terjadi, perlu dibuatkan strategi penanganan yang lebih spesifik, di antaranya strategi pemberdayaaan dengan pelibatan usaha eksisting, strategi komunikasi, dan sosialisasi yang lebih efektif," jelasnya.
Dengan melihat kondisi pandemi saat ini, pendapatan dari penyelenggara angkutan saat ini sedang menurun. Sehingga, skema bus rapid transit (BRT) ini sebenarnya bisa menjadi momentum untuk angkutan umum dalam memberikan pelayanan lebih baik lagi.
"Kalau mereka bisa dilibatkan secara baik di program ini, mereka pasti akan bisa menerima dan mendukung," katanya.
Oleh karenanya, Dishub Jabar akan segera menggelar rapat koordinasi teknis dengan Kemenhub, Dishub kabupaten kota, dan berbagai pihak terkait untuk segera menyusun dan menerapkan strategi penanganan dari permasalahan ini.
"Semoga upaya meningkatkan layanan transportasi bagi masyarakat ini dapat diterima dan didukung dengan baik oleh seluruh pihak demi mewujudkan transportasi juara bagi masyarakat Jawa Barat," tandasnya.
Sebelumnya diberitakan, warga Bandung digegerkan peristiwa pengadangan dan pengancaman terhadap sopir Bus TMB oleh warga yang diduga preman.
Dalam peristiwa yang terekam kamera video warga dan kini viral di media sosial (medsos) itu, tampak seorang pria bertopi dan bermasker hitam naik ke atas bus dan langsung mengintimidasi, serta mengancam sopir bus untuk menghentikan operasional bus.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Jawa Barat, A Koswara menuturkan, operasional Bus TMP sendiri merupakan tindak lanjut program Teman Bus yang diresmikan Ditjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) pada Desember 2021 lalu.
Melalui program Buy The Service (BTS) pada TMP, kini Bus TMP sudah beroperasi di Bandung dengan 5 koridor, yakni trayek Leuwipanjang-Soreang, Kota Baru Parahyangan-Alun-alun Bandung, Baleendah-BEC, Leuwipanjang-Dago, dan Dipatiukur-Jatinangor via tol.
"Namun, karena situasi yang tidak kondusif, pengoperasian bus di koridor 3 dengan trayek dari BEC, Kota Bandung tujuan Baleendah, Kabupaten Bandung ini terpaksa dihentikan," ungkap Koswara dalam keterangannya, Sabtu (9/4/2022).
Menurut Koswara, penghentian operasional Bus TMP Koridor 3 itu sangat disayangkan. Pasalnya, belum sehari bus tersebut beroperasi, namun harus dihentikan akibat adanya aksi penolakan atas beroperasinya Bus TMP Koridor 3.
"Hal tersebut sangat disayangkan. Pasalnya, belum sehari pengoperasian berlangsung, namun harus dihentikan akibat adanya aksi penolakan," katanya.
Koswara pun menanggapi serius peristiwa tersebut. Koswara mengakui, kehadiran Bus TMP lewat program BTS ini merupakan pilihan layanan transportasi baru bagi masyarakat, sehingga pasti akan ada pihak yang kontra dengan konsep ini.
"Untuk meminimalisir konflik yang terjadi, perlu dibuatkan strategi penanganan yang lebih spesifik, di antaranya strategi pemberdayaaan dengan pelibatan usaha eksisting, strategi komunikasi, dan sosialisasi yang lebih efektif," jelasnya.
Dengan melihat kondisi pandemi saat ini, pendapatan dari penyelenggara angkutan saat ini sedang menurun. Sehingga, skema bus rapid transit (BRT) ini sebenarnya bisa menjadi momentum untuk angkutan umum dalam memberikan pelayanan lebih baik lagi.
"Kalau mereka bisa dilibatkan secara baik di program ini, mereka pasti akan bisa menerima dan mendukung," katanya.
Oleh karenanya, Dishub Jabar akan segera menggelar rapat koordinasi teknis dengan Kemenhub, Dishub kabupaten kota, dan berbagai pihak terkait untuk segera menyusun dan menerapkan strategi penanganan dari permasalahan ini.
"Semoga upaya meningkatkan layanan transportasi bagi masyarakat ini dapat diterima dan didukung dengan baik oleh seluruh pihak demi mewujudkan transportasi juara bagi masyarakat Jawa Barat," tandasnya.
Sebelumnya diberitakan, warga Bandung digegerkan peristiwa pengadangan dan pengancaman terhadap sopir Bus TMB oleh warga yang diduga preman.
Dalam peristiwa yang terekam kamera video warga dan kini viral di media sosial (medsos) itu, tampak seorang pria bertopi dan bermasker hitam naik ke atas bus dan langsung mengintimidasi, serta mengancam sopir bus untuk menghentikan operasional bus.
(san)