Cuaca Ekstrem Masih Terjadi hingga April, Warga Diminta Waspada Banjir Bandang
loading...
A
A
A
CIMAHI - Masyarakat Kota Cimahi diimbau untuk tetap waspada terhadap berbagai potensi bencana alam yang diakibatkan hujan deras dengan intensitas tinggi.
Pasalnya berdasarkan prediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), bulan Maret dan April ini cuaca masih basah kering. Sehingga potensi terjadinya hujan deras masih sangat mungkin terjadi.
"Berdasarkan prediksi BMKG bulan Maret April ini cuacanya masih basah kering, jadi masyarakat harus tetap waspada terkait dengan cuaca ekstrem," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Kota Cimahi, Asep Bachtiar, Sabtu (2/4/2022).
baca juga: Tabung Gas Meledak, Pasutri dan 2 Anak di Cimahi Alami Luka Bakar
Asep mengatakan, ada berbagai potensi bencana alam yang mengintai di Kota Cimahi ketika memasuki cuaca ekstrem. Seperti angin puting beliung, longsor, pohon tumbang, hingga banjir banjir bandang.
"Yang paling dominan bencama alam di Cimahi biasanya longsor, banjir bandang, dan pohon tumbang, karena karakteristik wilayah Cimahi, yang ada di dataran tinggi dan rendah," sebutnya.
Peristiwa terbaru, hujan deras yang mengguyur pada Kamis (31/3/2022) malam menimbulkan terjadinya bencana alam di sejumlah titik di Kota Cimahi. Yakni di Kelurahan Padasuka, Kelurahan Cipageran dan Kelurahan Baros.
Di Kelurahan Baros, Kecamatan Cimahi Tengah, tepatnya di RT 03/06 ada tiga unit rumah warga yang digenangi air dengan ketinggian 50-60 sentimeter. Penyebabnya saluran drainase yang tersumbat ketika hujan deras membuat air meluber ke permukiman warga.
Kemudian di RT 03/01 Kelurahan Padasuka ada Tembok Penahan Tebing (TPT) yang ambruk akibat tidak kuat menahan terusan air yang dipicu hujan dengan intensitas tinggi. Material tembok dan tanah tersebut masuk ke area rumah warga.
Di Kelurahan Baros, Kecamatan Cimahi Tengah, ada 58 rumah dan 19 kontrakan serta sebuah musala yang digenangi air hingga 60 sentimeter akibat luapan air dari saluran drainase yang tersumbat dipicu hujan dengan insnetitas tinggi.
"Satu kejadian lagi, di Cipageran ada satu rumah yang tergenang dengan ketinggian 30 sentimeter. Penyebabnya hujan dengan intensitas tinggi ditambah drainase yang kurang optimal," pungkasnya.
Pasalnya berdasarkan prediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), bulan Maret dan April ini cuaca masih basah kering. Sehingga potensi terjadinya hujan deras masih sangat mungkin terjadi.
"Berdasarkan prediksi BMKG bulan Maret April ini cuacanya masih basah kering, jadi masyarakat harus tetap waspada terkait dengan cuaca ekstrem," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Kota Cimahi, Asep Bachtiar, Sabtu (2/4/2022).
baca juga: Tabung Gas Meledak, Pasutri dan 2 Anak di Cimahi Alami Luka Bakar
Asep mengatakan, ada berbagai potensi bencana alam yang mengintai di Kota Cimahi ketika memasuki cuaca ekstrem. Seperti angin puting beliung, longsor, pohon tumbang, hingga banjir banjir bandang.
"Yang paling dominan bencama alam di Cimahi biasanya longsor, banjir bandang, dan pohon tumbang, karena karakteristik wilayah Cimahi, yang ada di dataran tinggi dan rendah," sebutnya.
Peristiwa terbaru, hujan deras yang mengguyur pada Kamis (31/3/2022) malam menimbulkan terjadinya bencana alam di sejumlah titik di Kota Cimahi. Yakni di Kelurahan Padasuka, Kelurahan Cipageran dan Kelurahan Baros.
Di Kelurahan Baros, Kecamatan Cimahi Tengah, tepatnya di RT 03/06 ada tiga unit rumah warga yang digenangi air dengan ketinggian 50-60 sentimeter. Penyebabnya saluran drainase yang tersumbat ketika hujan deras membuat air meluber ke permukiman warga.
Kemudian di RT 03/01 Kelurahan Padasuka ada Tembok Penahan Tebing (TPT) yang ambruk akibat tidak kuat menahan terusan air yang dipicu hujan dengan intensitas tinggi. Material tembok dan tanah tersebut masuk ke area rumah warga.
Di Kelurahan Baros, Kecamatan Cimahi Tengah, ada 58 rumah dan 19 kontrakan serta sebuah musala yang digenangi air hingga 60 sentimeter akibat luapan air dari saluran drainase yang tersumbat dipicu hujan dengan insnetitas tinggi.
"Satu kejadian lagi, di Cipageran ada satu rumah yang tergenang dengan ketinggian 30 sentimeter. Penyebabnya hujan dengan intensitas tinggi ditambah drainase yang kurang optimal," pungkasnya.
(msd)