Longsor dan Banjir Terjang Kulonprogo Jogjakarta, 1 Orang Tewas
loading...
A
A
A
KULONPROGO - Puluhan titik longsor dan banjir menerjang wilayah Kalurahan Kalirejo, Kapanewon Kokap, Kabupaten Kulonprogo, Jogjakarta. Bencana longsor dan banjir ini, mengakibatkan satu korban tewas, yakni Marsinem (70).
Marsinem tewas setelah rumahnya dihantam tebing yang longsor. Tebing setinggi 15 meter tersebut, berada tepat di belakang rumah korban. Tanahnya labih lalu longsor, setelah diguyur hujan lebat pada Kamis (31/3/2022) tengah malam.
Hujan lebat yang mengguyur wilayah tersebut, terus terjadi hingga Jumat (1/4/2022) dini hari. Selain longsor, banjir juga menggenangi sejumlah titik di wilayah tersebut. Akibatnya sejumlah fasilitas tertimbun longso r dan terendam banjir.
Lurah Kalirejo, Lana mengatakan, telah menerima laporan dari kepala dukuh bawah ada warga yang meninggal akibat tanah longsor. "Kami langsung berkoordinasi untuk evakuasi korban, lalu setelah berhasil dievakuasi jenazah korban langsung dimandikan untuk dimakamkan," terangnya.
Lana menyebut, korban diperkirakan tengah tertidur pulas saat longsor terjadi, mengingat longsor menerjang rumah korban tepat pada tengah malam saat hujan deras. Akibat longsor tersebut, seluruh rumah korban roboh dan rata dengan tanah.
"Ibu Marsinem meninggal akibat tertimpa rangka atap rumahnya, dan ditemukan meninggal dunia masih di atas tempat tidurnya. Selama ini korban hidup sendiri di rumahnya. Di Kalurahan Kalirejo, ada sekitar sembilan rumah yang rusak akibat longsor," ungkapnya.
Salah satu saksi mata, Wagini mengatakan, saat kejadian hujannya sangat deras dan ada terjadi petir. "Setelah itu, pada pagi harinya saat saya mencari air untuk masak, saya lihat rumahnya kok roboh. Saya turun dan lihat tanah longsor serta rumahnya roboh. Setelah saya tanya-tanya ke orang, ternyata tidak ada yang tahu keberadaan korban," ungkapnya.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kulonprogo, Joko Satyo Agus Nahrowi mengatakan, selain tanah longsor, hujan lebat pada Kamis-Jumat mengakibatkan banjir di tiga kapanewon, yakni Kapanewon Kokap, Kapanewon Temon, dan Kapanewon Wates. "Ada ratusan rumah yang terendam banjir," terangnya.
Hingga saat ini BPBD Kabupaten Kulonprogo, masih melakukan pendataan terhadap korban dan dampak banjir serta longsor. Untuk bencana banjir, menurut Joko dipicu oleh tersumbatnya saluran irigasi oleh sampah.
Untuk bencana tanah longsor, di Kapanewon Kokap, menurut Joko terdata ada 26 titik. Material longsor ada yang menimpa pemukiman warga, dan menutup akses jalan provinsi serta jalan kabupaten.
Joko mengaku telah berkoordinasi dengan panewu dan polsek setempat, serta dari Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kulonprogo, untuk melakukan pembersihan material longsor di sejumlah ruas jalan, dan dipuluhan titik longsor, sambil menunggu alat berat datang.
Marsinem tewas setelah rumahnya dihantam tebing yang longsor. Tebing setinggi 15 meter tersebut, berada tepat di belakang rumah korban. Tanahnya labih lalu longsor, setelah diguyur hujan lebat pada Kamis (31/3/2022) tengah malam.
Hujan lebat yang mengguyur wilayah tersebut, terus terjadi hingga Jumat (1/4/2022) dini hari. Selain longsor, banjir juga menggenangi sejumlah titik di wilayah tersebut. Akibatnya sejumlah fasilitas tertimbun longso r dan terendam banjir.
Baca Juga
Lurah Kalirejo, Lana mengatakan, telah menerima laporan dari kepala dukuh bawah ada warga yang meninggal akibat tanah longsor. "Kami langsung berkoordinasi untuk evakuasi korban, lalu setelah berhasil dievakuasi jenazah korban langsung dimandikan untuk dimakamkan," terangnya.
Lana menyebut, korban diperkirakan tengah tertidur pulas saat longsor terjadi, mengingat longsor menerjang rumah korban tepat pada tengah malam saat hujan deras. Akibat longsor tersebut, seluruh rumah korban roboh dan rata dengan tanah.
"Ibu Marsinem meninggal akibat tertimpa rangka atap rumahnya, dan ditemukan meninggal dunia masih di atas tempat tidurnya. Selama ini korban hidup sendiri di rumahnya. Di Kalurahan Kalirejo, ada sekitar sembilan rumah yang rusak akibat longsor," ungkapnya.
Salah satu saksi mata, Wagini mengatakan, saat kejadian hujannya sangat deras dan ada terjadi petir. "Setelah itu, pada pagi harinya saat saya mencari air untuk masak, saya lihat rumahnya kok roboh. Saya turun dan lihat tanah longsor serta rumahnya roboh. Setelah saya tanya-tanya ke orang, ternyata tidak ada yang tahu keberadaan korban," ungkapnya.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kulonprogo, Joko Satyo Agus Nahrowi mengatakan, selain tanah longsor, hujan lebat pada Kamis-Jumat mengakibatkan banjir di tiga kapanewon, yakni Kapanewon Kokap, Kapanewon Temon, dan Kapanewon Wates. "Ada ratusan rumah yang terendam banjir," terangnya.
Hingga saat ini BPBD Kabupaten Kulonprogo, masih melakukan pendataan terhadap korban dan dampak banjir serta longsor. Untuk bencana banjir, menurut Joko dipicu oleh tersumbatnya saluran irigasi oleh sampah.
Untuk bencana tanah longsor, di Kapanewon Kokap, menurut Joko terdata ada 26 titik. Material longsor ada yang menimpa pemukiman warga, dan menutup akses jalan provinsi serta jalan kabupaten.
Joko mengaku telah berkoordinasi dengan panewu dan polsek setempat, serta dari Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kulonprogo, untuk melakukan pembersihan material longsor di sejumlah ruas jalan, dan dipuluhan titik longsor, sambil menunggu alat berat datang.
(eyt)