Cerita Horor Prajurit Kopassus Tersesat 18 Hari di Hutan Papua, Ditemani 3 Makhluk Halus
loading...
A
A
A
Mendengar nama pasukan elite TNI AD, maka akan tertuju pada pasukan yang identik dengan baret merah . Yah, mereka dikenal dengan nama Komando Pasukan Khusus (Kopassus).
Pasukan elite TNI AD ini tidak hanya disegani di Indonesia tetapi juga di banyak negara. Sebagai pasukan elite, prajurit Kopassus menjadi andalan dan diterjunkan untuk menjaga keamanan di berbagai wilayah Indonesia dan dalam situasi genting.
Maka tidak aneh jika banyak dari prajurit memiliki pengalaman manis dan pahit, hingga mistis dalam menjalankan tugas-tugasnya di berbagai medan. Salah satunya cerita horor dialami seorang prajurit Kopassus bernama Selvanus (bukan nama sebenarnya) saat mengemban tugas di Papua.
Kisah horor prajurit Selvanus yang tersesat di hutan belantara Papua ini diceritakan dalam buku berjudul ‘Kopassus untuk Indonesia,’ karangan Iwan Santosa dan E.A Natanegara.
Saat itu, Selvanus ditempatkan sebagai komandan pos di Timika yang waktu itu sangat rawan karena menjadi wilayah keberadaan pentolan Organisasi Papua Merdeka (OPM), Kelly Kwalik dan Thadeus Yogi.
Selvanus mendapat pemerintah untuk menggerebek markas OPM yang berjarak enam hari jalan kaki dari markas Selvanus. Tim mulai berangkat ke lokasi pada bulan Oktober yang juga musim penghujan.
Memasuki hari kelima, mereka bertemu sungai dengan arus yang sangat deras. Mereka pun memutuskan untuk menyeberang dengan menggunakan tali.
"Kebetulan saya jago renang. Jadi ketika saya lihat ada prajurit yang masuk ke pusaran air, saya juga ikut masuk dan menyelam," ucapnya.
Namun sampai suatu titik, sungai itu hilang dan menjadi air terjun. Selvanus pun menepi di tengah hutan Papua yang berada di ketinggian 4.000 meter di atas permukaan laut.
"Lima orang sudah menyeberang, tiga belum menyeberang dan saya hanyut bersama si Kopral. Ini adalah satu-satunya motivasi saya untuk bertahan dan mencari Kopral itu," ujarnya.
Saat ia keasyikan mencari prajurit tersebut, Selvanus tidak dapat kembali pulang. Dia pun tersesat di dalam hutan belantara. Saat itulah kisah horror yang dialaminya bermula, dia ditemani 3 orang selama dalam, yang ternyata makhluk halus.
"Di kepala saya, saya harus mencari arah ke Timika untuk melapor ke komandan dan melanjutkan mencari anak buah yang hilang," tuturnya.
Saat hari keenam, Selvanus sudah berada di ambang sadar. Semua perlengkapan termasuk sepatunya hanyut terbawa arus sungai yang deras.
"Hari keenam itu saya sudah melihat alam lain. Saya mulai mengobrol dan berkomunikasi. Mungkin itu hanya halusinasi saja. Namun anehnya, saya masih terus bisa berjalan, bahkan sampai hari kesebelas dan berhasil menyeberangi sungai dengan lebar 200 meter sebelum tiba di Timika.
Namun akhirnya, Selvanus yang telah hilang di hutan Papua selama 18 hari, berhasil ditemukan oleh warga di Timika dengan selamat.
"Saat itu saya hanya tinggal tulang berbalut kulit, mata yang terus berputar liar dan telapak kaki yang bengkak akibat tertancap potongan kayu. Dokter yang memeriksa saya saat itu menyatakan bebas dari penyakit malaria dan cacing tambang," bebernya.
Setelah dinyatakan sehat, Selvanus diundang oleh Pangdam Cendrawasih ke Jayapura untuk menikmati makan malam.
"Anehnya, makanan satu meja itu semua habis saya makan sendiri. Saya makan banyak begitu bukan balas dendam, tapi rupanya ada yang 'ikut'. Tiba-tiba saya ingat bahwa saya selama di hutan memang selalu ditemani tiga orang. Kalau matahari sudah terbenam, satu memijati kaki, satu memijati pundak dan satu lagi berbagi rokok dengan saya. Alamnya sudah lain,” tutup Selvanus.
Diketahui, pasukan Korps Baret Merah TNI AD kerap menuai keberhasilan dalam sejumlah penugasan baik di dalam maupun di luar negeri. Nama satuan elite TNI AD ini mulai bersinar ketika bernama RPKAD, saat penumpasan G30 S PKI dipimpin Kol Inf Sarwo E Wibowo.
Walau namanya kemudian berubah menjadi Puspassus AD, Kopasandha hingga Komando Pasukan Khusus (Kopassus) namun prestasi terus ditorehkan anggota pasukan elite TNI AD ini.
Dalam penugasan di Irian Barat atau Papua, jejak kekeberhasilan pasukan ini pun kerap tertutupi dikarenakan misi dan tugas operasi yang bersifat rahasia sehingga mayoritas dari kegiatan satuan Kopassus tidak pernah diketahui secara menyeluruh.
(Sumber: Buku berjudul ‘Kopassus untuk Indonesia,’ karangan Iwan Santosa dan E.A Natanegara, dan Dok SINDONews)
Pasukan elite TNI AD ini tidak hanya disegani di Indonesia tetapi juga di banyak negara. Sebagai pasukan elite, prajurit Kopassus menjadi andalan dan diterjunkan untuk menjaga keamanan di berbagai wilayah Indonesia dan dalam situasi genting.
Maka tidak aneh jika banyak dari prajurit memiliki pengalaman manis dan pahit, hingga mistis dalam menjalankan tugas-tugasnya di berbagai medan. Salah satunya cerita horor dialami seorang prajurit Kopassus bernama Selvanus (bukan nama sebenarnya) saat mengemban tugas di Papua.
Kisah horor prajurit Selvanus yang tersesat di hutan belantara Papua ini diceritakan dalam buku berjudul ‘Kopassus untuk Indonesia,’ karangan Iwan Santosa dan E.A Natanegara.
Saat itu, Selvanus ditempatkan sebagai komandan pos di Timika yang waktu itu sangat rawan karena menjadi wilayah keberadaan pentolan Organisasi Papua Merdeka (OPM), Kelly Kwalik dan Thadeus Yogi.
Selvanus mendapat pemerintah untuk menggerebek markas OPM yang berjarak enam hari jalan kaki dari markas Selvanus. Tim mulai berangkat ke lokasi pada bulan Oktober yang juga musim penghujan.
Memasuki hari kelima, mereka bertemu sungai dengan arus yang sangat deras. Mereka pun memutuskan untuk menyeberang dengan menggunakan tali.
"Kebetulan saya jago renang. Jadi ketika saya lihat ada prajurit yang masuk ke pusaran air, saya juga ikut masuk dan menyelam," ucapnya.
Namun sampai suatu titik, sungai itu hilang dan menjadi air terjun. Selvanus pun menepi di tengah hutan Papua yang berada di ketinggian 4.000 meter di atas permukaan laut.
"Lima orang sudah menyeberang, tiga belum menyeberang dan saya hanyut bersama si Kopral. Ini adalah satu-satunya motivasi saya untuk bertahan dan mencari Kopral itu," ujarnya.
Saat ia keasyikan mencari prajurit tersebut, Selvanus tidak dapat kembali pulang. Dia pun tersesat di dalam hutan belantara. Saat itulah kisah horror yang dialaminya bermula, dia ditemani 3 orang selama dalam, yang ternyata makhluk halus.
"Di kepala saya, saya harus mencari arah ke Timika untuk melapor ke komandan dan melanjutkan mencari anak buah yang hilang," tuturnya.
Saat hari keenam, Selvanus sudah berada di ambang sadar. Semua perlengkapan termasuk sepatunya hanyut terbawa arus sungai yang deras.
"Hari keenam itu saya sudah melihat alam lain. Saya mulai mengobrol dan berkomunikasi. Mungkin itu hanya halusinasi saja. Namun anehnya, saya masih terus bisa berjalan, bahkan sampai hari kesebelas dan berhasil menyeberangi sungai dengan lebar 200 meter sebelum tiba di Timika.
Baca Juga
Namun akhirnya, Selvanus yang telah hilang di hutan Papua selama 18 hari, berhasil ditemukan oleh warga di Timika dengan selamat.
"Saat itu saya hanya tinggal tulang berbalut kulit, mata yang terus berputar liar dan telapak kaki yang bengkak akibat tertancap potongan kayu. Dokter yang memeriksa saya saat itu menyatakan bebas dari penyakit malaria dan cacing tambang," bebernya.
Setelah dinyatakan sehat, Selvanus diundang oleh Pangdam Cendrawasih ke Jayapura untuk menikmati makan malam.
"Anehnya, makanan satu meja itu semua habis saya makan sendiri. Saya makan banyak begitu bukan balas dendam, tapi rupanya ada yang 'ikut'. Tiba-tiba saya ingat bahwa saya selama di hutan memang selalu ditemani tiga orang. Kalau matahari sudah terbenam, satu memijati kaki, satu memijati pundak dan satu lagi berbagi rokok dengan saya. Alamnya sudah lain,” tutup Selvanus.
Diketahui, pasukan Korps Baret Merah TNI AD kerap menuai keberhasilan dalam sejumlah penugasan baik di dalam maupun di luar negeri. Nama satuan elite TNI AD ini mulai bersinar ketika bernama RPKAD, saat penumpasan G30 S PKI dipimpin Kol Inf Sarwo E Wibowo.
Walau namanya kemudian berubah menjadi Puspassus AD, Kopasandha hingga Komando Pasukan Khusus (Kopassus) namun prestasi terus ditorehkan anggota pasukan elite TNI AD ini.
Dalam penugasan di Irian Barat atau Papua, jejak kekeberhasilan pasukan ini pun kerap tertutupi dikarenakan misi dan tugas operasi yang bersifat rahasia sehingga mayoritas dari kegiatan satuan Kopassus tidak pernah diketahui secara menyeluruh.
(Sumber: Buku berjudul ‘Kopassus untuk Indonesia,’ karangan Iwan Santosa dan E.A Natanegara, dan Dok SINDONews)
(nic)