Tim Bioetika FK UMI Presentasi di World Conference Bioethics Portugal
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Tim Bioetika Fakultas Kesehatan (FK) UMI mengikuti 14th World Conference on Bioethics, Medical Ethics and Health Law di Porto, Portugal pada 7 sampai 10 Maret 2022.
Tim Bioetika FK UMI terdiri atas empat orang. Mereka yakni Prof dr Syarifuddin Wahid, SpPA(K), SpF, PhD. Dr dr Nasrudin AM, SpOG(K), MARS, M.Sc. Kemudian dr Erlin Syahril, SpRad(K)-TR. Terakhir dr Muhammad Mursyid, MSc.
bisa melakukan share pengalaman dan bagaimana menganalisis masalah-masalah etik dari berbagai aspek, khususnya dari aspek etika kedokteran dari berbagai negara," bunyi siaran pers yang diterim SINDOnews dari UMI .
"Harapan kita bahwa, ilmu bioetika sifatnya sangat general untuk seluruh disiplin ilmu kedokteran dan diharapkan ke depannya menjadi salah satu bagian dalam mengawal pendidikan kedokteran dan pengambilan keputusan kedokteran yang lebih baik ke depannya," sambung siaran pers tersebut.
Baca juga:UMI Lepas Peserta Pertukaran Mahasiswa Merdeka
Dijelaskan, bahwa pendidikan tidak hanya menempatkan kompetensi pengetahuan kedokteran saja, namun juga bagaimana kompetensi, pengetahuan dan keterampilan etika yang baik dalam pelayanan kedokteran di rumah sakit, praktik, dan di mana saja.
"Kita tidak bisa hanya melihat permasalahan hanya dari aspek medis saja, tetapi juga melihat dari aspek bioetika, humaniora dan profesionalisme bahkan juga kita harus melihat dari aspek spiritual dan nilai-nilai agama," bunyi siaran pers tersebut.
Tim Bioetika FK UMI terdiri atas empat orang. Mereka yakni Prof dr Syarifuddin Wahid, SpPA(K), SpF, PhD. Dr dr Nasrudin AM, SpOG(K), MARS, M.Sc. Kemudian dr Erlin Syahril, SpRad(K)-TR. Terakhir dr Muhammad Mursyid, MSc.
bisa melakukan share pengalaman dan bagaimana menganalisis masalah-masalah etik dari berbagai aspek, khususnya dari aspek etika kedokteran dari berbagai negara," bunyi siaran pers yang diterim SINDOnews dari UMI .
"Harapan kita bahwa, ilmu bioetika sifatnya sangat general untuk seluruh disiplin ilmu kedokteran dan diharapkan ke depannya menjadi salah satu bagian dalam mengawal pendidikan kedokteran dan pengambilan keputusan kedokteran yang lebih baik ke depannya," sambung siaran pers tersebut.
Baca juga:UMI Lepas Peserta Pertukaran Mahasiswa Merdeka
Dijelaskan, bahwa pendidikan tidak hanya menempatkan kompetensi pengetahuan kedokteran saja, namun juga bagaimana kompetensi, pengetahuan dan keterampilan etika yang baik dalam pelayanan kedokteran di rumah sakit, praktik, dan di mana saja.
"Kita tidak bisa hanya melihat permasalahan hanya dari aspek medis saja, tetapi juga melihat dari aspek bioetika, humaniora dan profesionalisme bahkan juga kita harus melihat dari aspek spiritual dan nilai-nilai agama," bunyi siaran pers tersebut.
(luq)