Karomah Kiai Kholil Bangkalan yang Membuat Kompeni Belanda dan Santri Terkaget-kaget
loading...
A
A
A
Maka, sadarlah Kiai Muntaha, ternyata arah kiblat masjid yang diyakininya benar selama ini terdapat kesalahan. Arah kiblat masjid yang dibangunnya, ternyata terlalu miring ke kanan.
Sejak saat itu, Kiai Muntaha mau mengubah arah kiblat masjidnya sesuai dengan arah yang dilihat dalam lubang tadi.
Pada suatu hari, Kiai Kholil Bangkalan mendapat undangan di pelosok Bangkalan. Hari jadi yang ditentukan pun tiba. Para undangan yang berasal dari berbagai daerah berdatangan.
Semua tamu ditempatkan di ruang tamu yang cukup besar. Walaupun para tamu sudah datang semua, acara belum ada tanda-tanda dimulai. Menunggu acara belum dimulai salah seorang tamu tidak sabar lagi.
Lalu Fulan yang dikenal sebagai jagoan di daerah itu, berdiri lalu berkata, "Siapa sih yang ditunggu-tunggu kok belum dimulai," kata si jagoan sambil membentak. Bersamaan dengan itu datang sebuah dokar, siapa lagi kalau bukan Kiai Kholil yang ditunggu-tunggu.
"Assalamualaikum," ucap Kiai Kholil sambil menginjakkan kakinya ke lantai tangga paling bawah rumah besar itu. Bersamaan dengan injakan kaki Kiai Kholil, gemparlah semua undangan yang hadir.
Rumah menjadi miring. Para undangan tercekam tidak berani menatap Kiai Kholil. Si fulan yang terkenal jagoan itu ketakutan, nyalinya menjadi kecil melihat kejadian yang selama hidup baru dialami saat itu.
Setelah beberapa saat kejadian itu berlangsung kiai mengangkat kakinya. Seketika itu, rumah yang miring menjadi tegak seperti sedia kala. Maka berhamburanlah para undangan yang menyambut dan menyalami Kiai Kholil.
Sumber: sufiroad, ferielhibri, bangkitmedia, dutaislam, dan diolah dari berbagai sumber
Sejak saat itu, Kiai Muntaha mau mengubah arah kiblat masjidnya sesuai dengan arah yang dilihat dalam lubang tadi.
Pada suatu hari, Kiai Kholil Bangkalan mendapat undangan di pelosok Bangkalan. Hari jadi yang ditentukan pun tiba. Para undangan yang berasal dari berbagai daerah berdatangan.
Semua tamu ditempatkan di ruang tamu yang cukup besar. Walaupun para tamu sudah datang semua, acara belum ada tanda-tanda dimulai. Menunggu acara belum dimulai salah seorang tamu tidak sabar lagi.
Lalu Fulan yang dikenal sebagai jagoan di daerah itu, berdiri lalu berkata, "Siapa sih yang ditunggu-tunggu kok belum dimulai," kata si jagoan sambil membentak. Bersamaan dengan itu datang sebuah dokar, siapa lagi kalau bukan Kiai Kholil yang ditunggu-tunggu.
"Assalamualaikum," ucap Kiai Kholil sambil menginjakkan kakinya ke lantai tangga paling bawah rumah besar itu. Bersamaan dengan injakan kaki Kiai Kholil, gemparlah semua undangan yang hadir.
Rumah menjadi miring. Para undangan tercekam tidak berani menatap Kiai Kholil. Si fulan yang terkenal jagoan itu ketakutan, nyalinya menjadi kecil melihat kejadian yang selama hidup baru dialami saat itu.
Setelah beberapa saat kejadian itu berlangsung kiai mengangkat kakinya. Seketika itu, rumah yang miring menjadi tegak seperti sedia kala. Maka berhamburanlah para undangan yang menyambut dan menyalami Kiai Kholil.
Sumber: sufiroad, ferielhibri, bangkitmedia, dutaislam, dan diolah dari berbagai sumber