Kabupaten Muba Pertama Penyedia Alat Rapid Tes Antigen di Sumsel

Senin, 15 Juni 2020 - 19:02 WIB
loading...
Kabupaten Muba Pertama...
Kabupaten Muba Pertama Penyedia Alat Rapid Tes Antigen di Sumsel. Foto/SINDOnews/Dede Feb
A A A
PALEMBANG - Pemkab Musi Banyuasin (Muba) melakukan langkah cepat dalam mendeteksi potensi penularan COVID-19 di wilayahnya.

Jika wilayah lain di Provinsi Sumsel masih menggunakan rapid test antibody untuk screening penularan COVID-19, Muba kini menyediakan peralatan rapid test antigen dengan tingkat akurasi tinggi.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Muba Azmi Dariusmansyah mengatakan, penyediaan rapid test antigen beserta Bioseptic Cabinet (BSC) tersebut menjadikan Kabupaten Muba sebagai pelopor dalam penggunakan alat pendeteksi COVID-19 di Sumsel.

"Rapid test antigen ini biasanya hanya digunakan di lingkup kerja laboratorium saja. Selain jarang yang menggunakan, harga alat rapid test antigen ini juga sangat tinggi. Untuk penyediaan BSC atau ruangan tempat pemeriksaan pasien, harus membeli dengan harga lebih dari Rp200 juta per unitnya," ujar Azmi, Senin (15/06/2020).

Dijelaskan Azmi, terdapat tiga unit BSC yang disediakan untuk mendukung rapid test antigen yang telah disiapkan, yakni di RS Sekayu, RS Bayung Lincir dan Dinkes Musi Banyuasin Sumsel.

"Pemeriksaan swab-nya sama. Tapi saat pemeriksaan menggunakan alat BSC, yakni ebuah ruangan untuk menjaga agar saat pemeriksaannya tidak tertular oleh pasien yang dites," tambahnya.

Menurutnya, keunggulan dari rapid test antigen tersebut yaitu tingkat akurasi untuk screening pasien COVID-19 lebih tinggi dibandingkan rapid test antibody yang hanya 30-40 persen tingkat sensitivitasnya.

"Jika rapid test antibody memeriksa dari sampel darah, maka apid test antigen memeriksa sampel nasofaring. Sehingga, penularan dari pasien ke pemeriksa melalui rapid test antibody lebih kecil peluangnya, dibandingkan rapid test antigen," jelas Azmi.

Adanya peralatan BSC tersebut sangat berfungsi untuk mencegah penularan COVID-19. Kini, alat BSC dan rapid test antigen sudah disediakan di Kabupaten Musi Banyuasin sekitar dua minggu lalu.

"Kalau screening total tetap pakai rapid test antibody. Namun untuk Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dan Orang Tanpa Gejaka (OTP) diwajibkan memakai rapid test antigen," tambahnya.

Sebelum disediakannya rapid test antigen dan BSC, para tenaga medis di Muba kesulitan untuk mengintervensi apa yang harus dilakukan, karena hasil swab pasien yang dites keluar dua minggu setelahnya.

"Tidak hanya data tracking pasien COVID-19 saja yang kacau, mereka juga kesulitan untuk menentukan intervensi apa yang akan dilakukan. Terlebih untuk mengantisipasi penularan Corona itu," katanya.

Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Muba, Dodi Reza Alex mengatakan, pihaknya juga akan menyiapkan Reverse Transscriptase-Polymerase Chain Reaction (RT-PCR).

"Kita sediakan RT-PCR di RS Sekayu, sedangkan di RS Bayung Lincir ada RT-PCR yang dialihfungsikan. Dulunya digunakan untuk pemeriksaan pasien TBC, sekarang untuk COVID-19," ujarnya. (Baca juga: Kelebihan Tagihan PLN Selama COVID-19 Bisa Dicicil Tiga Kali)

Hingga saat ini, kasus penularan COVID-19 di Musi Banyuasin didominasi dari para pendatang atau dari klaster perusahaan. Sedangkan dari klaster rumah tangga sangat sedikit.
(boy)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2204 seconds (0.1#10.140)