Aksi Heroik Agus Suyitno, Kakek yang Selamatkan Nyawa 2 Orang dari Sambaran Kereta Api
loading...
A
A
A
MALANG - Aksi heroik dilakukan Agus Suyitno. Kakek berusia 62 tahun tersebut, berhasil menyelamatkan pengendara sepeda motor saat akan menerobos perlintasan kereta api di Jalan Kuncoro Desa Sambigede, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang.
Upayanya menyelamatkan pemotor dari sambaran kereta api tersebut, sempat viral. Agus Suyitno terekam kamera warga saat menghentikan pemotor yang nekad menerobos perlintasan kereta api.
Meski usia tak lagi muda, namun semangat Agus Suyitno yang akrab disapa Pak Yit ini tak perlu diragukan. Dia telah menunjukkan semangatnya, untuk menjaga perlintasan kereta api di kampung halamannya, demi keselamatan setiap orang yang hendak melintasi jalur kereta api.
Berjarak sekitar 100 meter dari rumahnya, setiap hari Pak Yit melakukan tugasnya tanpa pamrih. Pak Yit biasa berangkat dari rumahnya ke pos jaga perlintasan kereta api pada pukul 04.00 WIB, dan baru pulang setelah maghrib.
Panggilan jiwa untuk menjaga perlintasan kereta api ini, dimulai Pak Yit sejak bulan Juli 2021, setelah selama 20 tahun bekerja menjadi tukang becak di sekitar lokasi perlintasan kereta api.
Pak Yit terketuk hatinya untuk mengabdikan diri menjaga perlintasan kereta api, karena banyak memakan korban jiwa. Sejak itulah dia meminta izin kepada pemerintah desa, untuk bertugas menjadi penjaga palang pintu.
Setelah video aksi penyelamatan yang dilakukan Pak Yit viral di media sosial, pemerintah desa akhirnya membangun palang pintu manual untuk meringankan tugas Pak Yit menjaga perlintasan kereta api tersebut.
Sebagai bentuk perhatian, pemerintah desa memberikan uang lelah kepada Pak Yit Rp2 juta yang diberikan setahun sekali. Tak hanya itu, pemerintah desa juga memberikan kios untuk Pak Yit berjualan yang lokasinya tak jauh dari perlintasan kereta api. "Yang penting ikhlas, karena ini panggilan jiwa dan ingin membantu warga," ujar Pak Yit.
Di mata keluarga, Pak Yit merupakan sosok pekerja keras. Hal itu juga diakui cucu Pak Yit, Rosa Eka Fauzi. "Orangnya tak mau berdiam diri di masa tuanya. Meski keluarga mengharapkan untuk menikmati usia senjanya dengan tidak bekerja, tetapi kakek saya tetap ingin mengabdikan diri," tuturnya.
Warga yang biasa melintasi jalur kereta api tersebut, Eko Hari Prasetyo mengaku sangat merasakan manfaatnya ketiga ada Pak Yit yang menjaga perlintasan kereta api. "Adanya petugas yang menjaga di perlintasan kereta api ini, warga merasa aman melewati jalan masuk menuju perkampungan," ungkapnya.
Upayanya menyelamatkan pemotor dari sambaran kereta api tersebut, sempat viral. Agus Suyitno terekam kamera warga saat menghentikan pemotor yang nekad menerobos perlintasan kereta api.
Meski usia tak lagi muda, namun semangat Agus Suyitno yang akrab disapa Pak Yit ini tak perlu diragukan. Dia telah menunjukkan semangatnya, untuk menjaga perlintasan kereta api di kampung halamannya, demi keselamatan setiap orang yang hendak melintasi jalur kereta api.
Berjarak sekitar 100 meter dari rumahnya, setiap hari Pak Yit melakukan tugasnya tanpa pamrih. Pak Yit biasa berangkat dari rumahnya ke pos jaga perlintasan kereta api pada pukul 04.00 WIB, dan baru pulang setelah maghrib.
Panggilan jiwa untuk menjaga perlintasan kereta api ini, dimulai Pak Yit sejak bulan Juli 2021, setelah selama 20 tahun bekerja menjadi tukang becak di sekitar lokasi perlintasan kereta api.
Pak Yit terketuk hatinya untuk mengabdikan diri menjaga perlintasan kereta api, karena banyak memakan korban jiwa. Sejak itulah dia meminta izin kepada pemerintah desa, untuk bertugas menjadi penjaga palang pintu.
Setelah video aksi penyelamatan yang dilakukan Pak Yit viral di media sosial, pemerintah desa akhirnya membangun palang pintu manual untuk meringankan tugas Pak Yit menjaga perlintasan kereta api tersebut.
Sebagai bentuk perhatian, pemerintah desa memberikan uang lelah kepada Pak Yit Rp2 juta yang diberikan setahun sekali. Tak hanya itu, pemerintah desa juga memberikan kios untuk Pak Yit berjualan yang lokasinya tak jauh dari perlintasan kereta api. "Yang penting ikhlas, karena ini panggilan jiwa dan ingin membantu warga," ujar Pak Yit.
Di mata keluarga, Pak Yit merupakan sosok pekerja keras. Hal itu juga diakui cucu Pak Yit, Rosa Eka Fauzi. "Orangnya tak mau berdiam diri di masa tuanya. Meski keluarga mengharapkan untuk menikmati usia senjanya dengan tidak bekerja, tetapi kakek saya tetap ingin mengabdikan diri," tuturnya.
Warga yang biasa melintasi jalur kereta api tersebut, Eko Hari Prasetyo mengaku sangat merasakan manfaatnya ketiga ada Pak Yit yang menjaga perlintasan kereta api. "Adanya petugas yang menjaga di perlintasan kereta api ini, warga merasa aman melewati jalan masuk menuju perkampungan," ungkapnya.
(eyt)