Pemkab Maros Beri Bantuan Pendidikan untuk Ratusan Mahasiswa
loading...
A
A
A
MAROS - Bupati Maros, AS Chaidir Syam , menyerahkan bantuan Kartu Indonesia Pintar (KIP) kepada 159 mahasiswa asal Kabupaten Maros. Penyerahan ini dilakukan di gedung Baruga A, Jumat (25/2/2022).
Adapun bentuk dari beasiswa yang diberikan ini berupa biaya kuliah, serta uang saku bagi mahasiswa selama empat tahun masa perkuliahan.
"Ini bentuk apresiasi kepada adik-adik yang ingin merubah nasibnya melalui pendidikan. Mudah-mudahan melalui program ini, semua bisa tuntas kuliahnya dan sukses meraih masa depan," ungkap Bupati Chaidir .
Gerakan Ayo Kuliah (GAK) merupakan gerakan yang digagas oleh Lembaga Peningkatan Pemberdayaan Perempuan dan Anak (LP3A) bekerja sama dengan Program Keluarga Harapan (PKH).
Bupati Chaidir juga berpesan kepada para penerima beasiswa agar dapat manfaatkan bantuan yang diterima dengan sebaik mungkin. Ia juga menyampaikan pesan moril kepada SDM forum GAK, Tuhan akan selalu memberikan jalan kepada umatnya yang terus berusaha.
"Bantuan yang diterima jangan disalah gunakan, kalau kuliah dan mau berorganisasi itu tidak apa. Ingat, organisasi penting tapi menyelesaikan kuliah tepat waktu tidak kalah pentingnya," bebernya.
Sementara itu, pendamping forum GAK, Sri Marlina, menyebutkan pihaknya sampai saat ini telah mendampingi 320 orang anak. Khusus untuk penerima KIP Kemensos terdata 159 anak yang dibantu oleh pemerintah daerah Kabupaten Maros.
"Dengan mereka berkuliah, ini menjadi langkah dalam penuntasan kemiskinan di Kabupaten Maros. Untuk penerima KIP ada 159 anak, mereka langsung terima kartu dan ATM nya," sebutnya.
Pihaknya juga menjelaskan, di antaranya, 60 anak berasal dari dana Bansos, 40 anak dari dana langsung Bupati Maros, 10 anak dibantu dari dana BAZNAS. Sisa yang belum tertangani dibantu dari patungan gaji bulanan pendamping PKH.
"Nilai yang diterima tiap anak berbeda, tidak semuanya sama. Ini tergantung pihak yang menangani juga biaya per semester tiap anak. Tapi khusus untuk biaya hidup diluar biaya kuliah itu Rp 4,2 juta," bebernya.
Salah satu penerima KIP, Nur Azikin, mengaku terbantu dengan adanya program ini. Terlebih adanya uang saku sebesar Rp 4,2 juta yang dapat dirinya gunakan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.
"Alhamdulillah ada bantuan biaya kuliah, untuk semester ini memang belum masuk ke rekening, tapi semester sebelumnya sudah pernah masuk. Dipotong Rp 2,4 juta untuk biaya semester, bersihnya kami terima Rp 4,2 juta, ini sudah bisa untuk beli buku dan perlengkapan kuliah," jelasnya.
Adapun bentuk dari beasiswa yang diberikan ini berupa biaya kuliah, serta uang saku bagi mahasiswa selama empat tahun masa perkuliahan.
"Ini bentuk apresiasi kepada adik-adik yang ingin merubah nasibnya melalui pendidikan. Mudah-mudahan melalui program ini, semua bisa tuntas kuliahnya dan sukses meraih masa depan," ungkap Bupati Chaidir .
Gerakan Ayo Kuliah (GAK) merupakan gerakan yang digagas oleh Lembaga Peningkatan Pemberdayaan Perempuan dan Anak (LP3A) bekerja sama dengan Program Keluarga Harapan (PKH).
Bupati Chaidir juga berpesan kepada para penerima beasiswa agar dapat manfaatkan bantuan yang diterima dengan sebaik mungkin. Ia juga menyampaikan pesan moril kepada SDM forum GAK, Tuhan akan selalu memberikan jalan kepada umatnya yang terus berusaha.
"Bantuan yang diterima jangan disalah gunakan, kalau kuliah dan mau berorganisasi itu tidak apa. Ingat, organisasi penting tapi menyelesaikan kuliah tepat waktu tidak kalah pentingnya," bebernya.
Sementara itu, pendamping forum GAK, Sri Marlina, menyebutkan pihaknya sampai saat ini telah mendampingi 320 orang anak. Khusus untuk penerima KIP Kemensos terdata 159 anak yang dibantu oleh pemerintah daerah Kabupaten Maros.
"Dengan mereka berkuliah, ini menjadi langkah dalam penuntasan kemiskinan di Kabupaten Maros. Untuk penerima KIP ada 159 anak, mereka langsung terima kartu dan ATM nya," sebutnya.
Pihaknya juga menjelaskan, di antaranya, 60 anak berasal dari dana Bansos, 40 anak dari dana langsung Bupati Maros, 10 anak dibantu dari dana BAZNAS. Sisa yang belum tertangani dibantu dari patungan gaji bulanan pendamping PKH.
"Nilai yang diterima tiap anak berbeda, tidak semuanya sama. Ini tergantung pihak yang menangani juga biaya per semester tiap anak. Tapi khusus untuk biaya hidup diluar biaya kuliah itu Rp 4,2 juta," bebernya.
Salah satu penerima KIP, Nur Azikin, mengaku terbantu dengan adanya program ini. Terlebih adanya uang saku sebesar Rp 4,2 juta yang dapat dirinya gunakan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.
"Alhamdulillah ada bantuan biaya kuliah, untuk semester ini memang belum masuk ke rekening, tapi semester sebelumnya sudah pernah masuk. Dipotong Rp 2,4 juta untuk biaya semester, bersihnya kami terima Rp 4,2 juta, ini sudah bisa untuk beli buku dan perlengkapan kuliah," jelasnya.
(tri)