Misteri Topeng Gajah Mada Pernah Dipakai Raja Bali hingga Presiden RI

Jum'at, 25 Februari 2022 - 10:46 WIB
loading...
Misteri Topeng Gajah Mada Pernah Dipakai Raja Bali hingga Presiden RI
Topeng Gajah Mada disebut sebut pernah dipakai Raja Bali dan salah satu mantan Presiden Republik Indonesia. Foto Topeng Gajah Mada/Ist
A A A
Mahapatih Gajah Mada diyakini meninggalkan banyak benda-benda yang bernilai historis. Baik itu pernah digunakannya maupun benda benda lainnya. Salah satunya Topeng Gajah Mada.



Topeng Gajah Mada ini dipuja di Puri Ageng Blahbatuh, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar , Bali. Sehingga sampai saat ini masih diyakini masyarakat setempat mampu memecahkan setiap persoalan yang ada.

"Banyak masyarakat baik dari Bali, luar Bali bahkan luar negeri memohon berkah keajaiban topeng Gajah Mada," kata Penglingsir Puri Ageng Blahbatuh, Anak Agung Kakarsana.

Topeng Gajah Mada itu, kata Kakarsana, sempat dipakai oleh leluhurnya I Gusti Ngurah Djelantik berperang pada Zaman kerajaan Blambangan. Selain itu disebut sebut juga pernah digunakan oleh salah satu mantan Presiden Republik Indonesia.

"Sesuai dengan namanya Gajah Mada, topeng itu merupakan simbol pemersatu nusantara," jelasnya.

Topeng Gajah Mada keberadaannya sangat disakralkan di Puri itu. "Sesajen tetap kami persembahkan sebagai ungkapan terima kasih," ujarnya.

Begitu juga bagi masyarakat yang memohon berkah, jelas Kakarsana mereka tak boleh sembarangan.

"Sebelum memohon, mereka mesti membawa bebantenan pejati atau sarana upacara bagi umat Hindu," ujarnya. Setelah selesai diupacarai oleh Pemangku atau pemimpin upacara umat Hindu, kata Kakarsana barulah para pemedek atau pemohon menghaturkan persembahyangan. "Banyak yang saya tahu masalah itu bisa diselesaikan," katanya.

Diyakini di Pendopo Agung ini lah Mahapatih Gajah Mada mengucapkam Sumpah Palapanya.Gajah Mada mengucapkan Sumpah Palapa disaksikan Raja Majapahit saat itu, Tribuana Tungga Dewi dan para pembesar dan pejabat kerajaan di petilasan yang jadi Pendopo Agung Trowulan. Pendopo Agung Trowulan ini dibangun oleh Kodam V/Brawijaya melalui Yayasan Bina Mojopahit pada 1964 hingga 1973.

Bangunan Pendopo Agung Trowulan berbentuk joglo yang tiang utama atau soko gurunya beralaskan batu umpak peninggalan Kerajaan Majapahit. Di bagian belakang bangunan Pendopo Agung Trowulan terdapat dinding dengan relief mengisahkan sejarah Kerajaan Majapahit. Salah satu relief mengisahkan penobatan Raden Wijaya menjadi Raja Majapahit pada tanggal 15, bulan Kartika, tahun 1215 saka atau sekitar 10 November 129

Kesakralan lainnya, kata dia, sewaktu-waktu topeng yang merupakan warisan Maha Patih sakti Gajah Mada itu "tedun" atau dimohon untuk ditarikan dalam sebuah pura pada saat upacara. "Topeng itu ditarikan juga sebagai simbolis kalau upacara itu telah selesai dilakukan," katanya.

Selain topeng Gajah Mada, pihak Puri juga "menyungsung" atau memuja 20 jenis topeng lainnya. "Topeng itu sama-sama ditempatkan di gedong Raja Dani, dan dikeluarkan bila ada upacara agama, " jelasnya.

Selain Topeng Gajah Mada ada peninggalan Gajah Mada yaitu Batu Tak Berujung. Batu yang Ditancapkan sang Mahapatih Majapahit tersebut kini dapat dilihat di Pendopo Agung Trowulan Dusun Ngelinguk, Desa Sentonorejo, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto.

Berdasarkan cerita yang ada Konon Batu yang Tak Berujung ini Ditancapkan Mahapatih Gajah Mada.

Cerita mengenai batu tak berujung ini diposting di akun Youtube Cakra Panorama, Rabu 24 Februari 2022 dan sudah dilihat ratusan netizen. Berdasarkan narasi dari Akun Youtube Cakra Panorama, Patih Gajah Mada menancapkan batu ini dengan kondisi miring untuk menunjukan kesaktiannya dengan satu alasan dimana suatu saat akan berhasil dicabut oleh orang yang dipercayai sebagai reinkarnasi dari Patih Gajah Mada.



"Patok atau tonggak batu tersebut ditancapkan dengan kemiringan 45 derajat sehingga tidak mudah untuk mengangkatnya,". Tonggak tersebut diyakini untuk tempat mengikat kuda atau gajah saat zaman Majapahit.

Menurut warga sekitar tonggak batu tersebut seperti tak berpangkal dimana sudah banyak yang mencoba untuk mencabutnya namun gagal. Sehingga pernah dicoba dicabut dengan alat berat tapi tetap gagal.
(sms)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3548 seconds (0.1#10.140)