Alasan Kemanusiaan, Pelaku Pencurian Motor Dibebaskan dari Tuntutan Pidana
loading...
A
A
A
TAKALAR - Pelaku pencurian motor ,MA yang merupakan warga Desa Tamasajju, Kabupaten Takalar kini telah bebas, Kamis (17/2/2022). Hal itu setelah Kejaksaan Negeri (Kejari) Takalar melakukan ekspos perkara tindak pidana umum untuk diajukan persetujuan penghentian penuntutan atau restorative justice terhadap kasusnya.
Ekspos perkara dipimpin langsung oleh Kepala Kejari Takalar, Salahuddin beserta Kepala Seksi Tindak Pidana Umum, Agus Kumiawan dan Jaksa Penuntut Umum Ika Vebnanty Ramadhany selaku fasilitator.
Kepala Kejari Takalar, Salahuddin menyatakan perkara dugaan pencurian ini memenuhi persyaratan untuk melalui proses restorative justice atau RJ. Itu sesuai dengan ketentuan pasal 5 ayat (1) Peraturan Kejaksaan Nomor 15 Tahun 2020 tentang penghentian penuntutan berdasarkan restorative.
"Tersangka baru pertama kali melakukan tindak pidana, ancaman pidana tidak lebih dari lima tahun, telah ada kesepakatan damai antara pihak korban dengan pihak terdakwa tanpa ada paksaan dari pihak manapun," ujar Salahuddin.
Selain itu, kata mantan Kasi Penkum Kejati Sulsel, korban telah memaafkan perbuatan terdakwa dan sepakat untuk tidak melanjutkan perkaranya ke tahap persidangan. Apalagi, semuanya itu didukung dengan regulasi.
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia pasal 30C mengenai Kejaksaan dapat melakukan mediasi penal dalam artian penyelesatan pidana dengan mekanisme perdamaian
Kemudian tersangka MA dalam perkara pencurian disangka pasal 362 KUHP Ancaman pidana penjara paling lama lima tahun atau denda Rp9000, vide Perma Nomor 2 Tahun 2012 dengan kronologis, pada hari Kamis tanggal 16 Desember 2021 sekitar jam 07.00 Wita bertempat di pinggir jalan Poros Dusun Sawakung, Desa Tamasaju, Kecamatan Galesong Utara, Kabupaten Takalar.
Salahuddin menjelaskan, awalnya tersangka yang berangkat kerja melintasi jalan Poros Dusun Sawakung, Desa Tamasaju. Namun, tiba-tiba terlintas dipikiran tersangka yang terdesak akan kebutuhan biaya melahirkan istrinya yang memasuki usia sembilan bulan.
Lalu, gaji tersangka sebagai buruh harian lepas tidak mencukupi serta sudah berusaha mencari pinjaman tidak berhasil.
Ekspos perkara dipimpin langsung oleh Kepala Kejari Takalar, Salahuddin beserta Kepala Seksi Tindak Pidana Umum, Agus Kumiawan dan Jaksa Penuntut Umum Ika Vebnanty Ramadhany selaku fasilitator.
Kepala Kejari Takalar, Salahuddin menyatakan perkara dugaan pencurian ini memenuhi persyaratan untuk melalui proses restorative justice atau RJ. Itu sesuai dengan ketentuan pasal 5 ayat (1) Peraturan Kejaksaan Nomor 15 Tahun 2020 tentang penghentian penuntutan berdasarkan restorative.
"Tersangka baru pertama kali melakukan tindak pidana, ancaman pidana tidak lebih dari lima tahun, telah ada kesepakatan damai antara pihak korban dengan pihak terdakwa tanpa ada paksaan dari pihak manapun," ujar Salahuddin.
Selain itu, kata mantan Kasi Penkum Kejati Sulsel, korban telah memaafkan perbuatan terdakwa dan sepakat untuk tidak melanjutkan perkaranya ke tahap persidangan. Apalagi, semuanya itu didukung dengan regulasi.
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia pasal 30C mengenai Kejaksaan dapat melakukan mediasi penal dalam artian penyelesatan pidana dengan mekanisme perdamaian
Kemudian tersangka MA dalam perkara pencurian disangka pasal 362 KUHP Ancaman pidana penjara paling lama lima tahun atau denda Rp9000, vide Perma Nomor 2 Tahun 2012 dengan kronologis, pada hari Kamis tanggal 16 Desember 2021 sekitar jam 07.00 Wita bertempat di pinggir jalan Poros Dusun Sawakung, Desa Tamasaju, Kecamatan Galesong Utara, Kabupaten Takalar.
Salahuddin menjelaskan, awalnya tersangka yang berangkat kerja melintasi jalan Poros Dusun Sawakung, Desa Tamasaju. Namun, tiba-tiba terlintas dipikiran tersangka yang terdesak akan kebutuhan biaya melahirkan istrinya yang memasuki usia sembilan bulan.
Lalu, gaji tersangka sebagai buruh harian lepas tidak mencukupi serta sudah berusaha mencari pinjaman tidak berhasil.