1 Warga Tewas Tertembak di Parigi Moutong, Kapolri Didesak Usut Pelaku

Minggu, 13 Februari 2022 - 20:46 WIB
loading...
1 Warga Tewas Tertembak di Parigi Moutong, Kapolri Didesak Usut Pelaku
Suasana aksi unjuk rasa yang berujung pada tewasnya seorang warga Aldy diduga terkena tembakan aparat. Kapolri pun didesak mengusut pelaku. Foto: Istimewa
A A A
PARIGI MOUTONG - Bentrokan aparat dengan warga di Desa Tada, Kecamatan Tinombo Selatan, Kabupaten Parigi Moutong , Sulawesi Tengah ( Sulteng ) yang berujung tewasnya seorang warga, Aldy, terus menjadi perhatian semua pihak.

Salah satunya Anggota DPD RI, Abd Rachman Thaha (ART) . Senator asal Sulawesi Tengah ini menyampaikan penyesalan sekaligus kecaman atas penanganan kasus unjukrasa yang berujung tewasnya warga tersebut.

Dia pun menuding, tidak ada upaya persuasif dan komunikatif yang dilakukan baik gubernur, bupati, camat termasuk kapolda dan kapolres atas penolakan warga terkait terbitnya IUP tambang emas di Desa Katulitiwa, Kecamatan Tinombo Selatan, Kabupaten Parimo, yang menjadi lokasi unjuk rasa.



"Warga sudah berunjuk rasa menolak tambang itu, karena khawatir dampak mercure tambang emas itu ke sawah mereka, tetapi aspirasi mereka tidak mendapat tanggapan bahkan berujung tewasnya salah seorang warga,” kata ART.



Menurut Senator muda ini, warga tidak anti investasi sepanjang dilakukan sesuai prosedur. Melalui pelibatan tim ahli, yang kemudian disampaikan pada masyarakat. Bagaimana dampak tambang emas itu bagi sawah mereka. Namun ART menilai tidak ada sosialisasi pemerintah setempat, baik gubernur, bupati, camat dan aparat hukum kepada masyarakat.

"Kenapa demontrasi sampai beberapa kali, artinya tidak ada komunikasi. Hari kedua mungkin ada utusan gubernur tapi tidak ada solusi
Hari ketiga tadi malam, gubernur juga ditunggu sampai jam 12 malam tapi tidak hadir,” bebernya.



Hingga akhirnya pecah bentrok antara kepolisian dengan ratusan warga di lokasi, yang berujung tewasnya Aldy. Ia menyesalkan karena pemerintah dan aparat penegak hukum tidak tanggap.

“Khusus kepada kepolisian yang mengawal unjukrasa secara represif, kami meminta Kapolri mengusut kasus yang berujung penembakan warga tersebut,” tegasnya.

Dia juga meminta warga yang ditahan segera dibebaskan, juga kepada PT Trio Kencana selaku perusahaan pemegang izin pertambangan untuk sementara tidak melakukan pengerjaan di lokasi tambang sampai masalah ini kondusif.

Namun demikian, pihaknya yakin dan percaya Diskrimum mampu selesaikan persoalan ini. “Kami akan agendakan hearing Kapolri. Saya minta kepolisian mengusut para pelaku penembakan, dan memberikan tindakan tegas kepada oknum yang terlibat," tandasnya.

Diketahui, Propam Polda Sulawesi Tengah langsung memeriksa seluruh senjata api laras panjang dan pendek anggota Polres Parigi Moutong, Minggu (13/2/2022).



Pemeriksaan senjata api secara mendadak ini dilakukan Bidang Propam Polda Sulteng menyusul tewas tertembaknya Aldy warga Desa Taba usai pembubaran paksa Polisi demo Tolak Tambang di Kecamatan Tinombo Selatan, Parigi Moutong, Sulteng pada Sabtu malam 12 Februari 2022.

"Ya Propam Polda Sulteng langsung memeriksa seluruh senjata api baik laras panjang maupun pistol yang digunakan anggota Polres," kata Kabid Humas, Minggu (13/2/2022).

Hal ini dilakukan untuk memudahkan penyelidikan terkait tertembaknya satu warga atas nama Aldy.

Kombes Pol Didik S juga menegaskan, selain memeriksa senjata api anggota, Propam juga telah memeriksa sejumlah anggota yang bertugas di lapangan saat pembubaran paksa para pendemo. "Ada beberapa masih menjalani pemeriksaan di Propam Polda Sulteng," timpalnya.
(nic)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1126 seconds (0.1#10.140)