Kasus DBD Meningkat, Bupati Maros Minta Dinkes Gencarkan Fogging

Senin, 07 Februari 2022 - 16:39 WIB
loading...
Kasus DBD Meningkat, Bupati Maros Minta Dinkes Gencarkan Fogging
Pelaksanaan fogging merupakan salah satu cara untuk menekan melonjaknya kasus DBD. Foto/Ilustrasi/SINDOnews
A A A
MAROS - Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Maros meningkat tajam pada awal 2022. Dinas Kesehatan Kabupaten Maros saat ini tercatat sekitar 23 warga Maros yang terserang DBD hingga Senin (7/2/2022).

Bupati Maros, Chaidir Syam , mengimbau masyarakat untuk meningkatkan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di lingkungan rumah. Pihaknya juga sudah menginstruksikan Dinkes Maros untuk menggencarkan fogging guna mencegah kasus DBD terus bertambah.



“Memang setiap memasuki musim hujan, biasanya akan ada kasus demam berdarah, makanya kita imbau masyarakat untuk terus menjaga kebersihan lingkungan,” ungkap Chaidir .

Eks Ketua DPRD Maros itu menyebut pelaksanaan fogging akan dilakukan secara masif. Khususnya di wilayah yang terpapar kasus DBD.

“Fogging di lokasi yang terkena DBD, perumahan padat penduduk, dan melakukan pembersihan di sekolah sekolah,” ujar dia.

Kepala Dinkes Maros, Yunus, menjelaskan peningkatan dari Desember ke Januari cukup tinggi, dari 13 kasus menjadi 22 kasus. Lalu, pada awal Februari, ada penambahan 1 kasus lagi, jadi ada 23 orang yang terkena DBD hingga saat ini, dan satu orang dirawat di rumah sakit.

Guna mengantisipasi semakin banyaknya pasien demam berdarah, Dinas Kesehatan akan melakukan penyelidikan epidemiologi.

“Fogging itu langkah terakhir, tim Puskemas akan melakukan penyelidikan epidemiologi terlebih dahulu di sekitar 100 rumah dari kasus yang terkena DBD, untuk melakukan pemeriksaan jentik. Jika ditemukan jentik baru akan dilakukan Fogging,” jelasnya.

Dia mengatakan perubahan cuaca memang bisa membawa penyakit jika masyarakat tidak siaga. Salah satu yang harus diwaspadai adalah demam berdarah.

“DBD merupakan penyakit musiman, setiap musim hujan, nyamuk jentik tersebut berada di air yang tergenang, air yang tidak menyentuh tanah dan lantai,” ujarnya.



Yunus mengatakan kasus DBD hampir merata di seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Maros. “Namun kasus yang terbanyak itu ada di wilayah yang padat penduduk, seperti Mandai Turikale, dan Marusu,” ucapnya.

Sementara penderita DBD berada di rentang usia anak anak dan dewasa. Kendati demikian, dia mengimbau masyarakat untuk waspada dan mengantisipasi terjadinya penyebaran penyakit demam berdarah.

“Terus melakukan 3M, membersihkan pohon yang ada di sekitar rumah dan melakukan kerja bakti,” tutupnya.

(tri)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2364 seconds (0.1#10.140)