Cuma karena Tak Punya KK dan KTP, Pria Miskin Ini Tak Dapat Bantuan Pemerintah
loading...
A
A
A
PRABUMULIH - Satu per satu kisah sedih di Sumatera Selatan terungkap. Kemarin, republik ini heboh dengan berita kakak beradik yatim piatu yang kelaparan di Kabupaten Muara Enim. Kini giliran cerita seorang warga di Kota Prabumulih.
Tinggal di bangunan dengan luas hanya 2×2 meter persegi, berlantaikan semen, dan tidur beralaskan tikar dengan penerangan cahaya hanya 5 Watt, Kadir (42), warga Jl. Kerinci RT 03 RW 01, Kelurahan Prabujaya, Kecamatan Prabumulih Timur, Kota Prabumulih, Sumatera Selatan, bertahan hidup hanya dengan mengandalkan bantuan dari tetangga yang iba kepadanya.
Hampir setiap hari, dengan baju lusuhnya, Kadir duduk di depan pintu rumah dengan tatapan mata kosong ke depan. Sudah lama ia tidak bisa bekerja akibat sakit yang kronis yang dideritanya sejak dua tahun terakhir. ( Baca: Luka Serius di Bagian Perut, Penyebab Meninggalnya Pahri )
Kadir yang belum menikah tinggal di rumah yang jauh dari kata layak untuk dijadikan tempat tinggal.
Dengan menahan sakit Tuberculosis (TBC) yang diderita, Kadir bercerita kalau rumah yang ia tinggali sejak dua tahun lalu itu merupakan miliki Nurmila, warga setempat, yang dibangun secara gotong-royong.
Ia sendiri tinggal di lingkungan tersebut sejak tahun 1996 dan bekerja sebagai buruh harian di pabrik tahu milik warga setempat. Kadir sering berpindah-pindah tempat tinggal karena tak memiliki keluarga di Prabumulih.
"Saya tidak bisa bekerja seperti dulu dikarenakan sakit sejak dua tahun terakhir. Bersyukur masih ada warga yang iba dengan saya. Mereka bangunkan rumah untuk saya tinggali," tutur Kadir dengan nada lirih kepada sindonews.com.
Ungkapan rasa iba dan prihatin turut dirasakan Roni, tetangga Kadir. Meski hidup jauh dari kata layak, namun sejauh ini tetangganya tersebut belum pernah mendapatkan bantuan dari Pemerintah Kota Prabumulih, baik itu Program Keluarga Harapan (PKH), Kartu Indonesia Sehat (KIS) serta Bantuan Langsung Tunai (BLT). Terlebih bantuan sembako dari pemerintah bagi yang terdampak virus Corona baru-baru ini.
"Alasan pemerintah setempat tidak bisa membantu karena Kadir tak memiliki KK dan KTP. Namun, jika ia sakit kami tinggal telepon 119 PSC dan segera datang mengecek kesehatan Kadir," jelas Roni yang diamini warga lainya.
Roni dan warga lainya berharap pemerintah setempat dapat segera melihat kondisi tetangganya tersebut. Selain itu, dapat dipermudah dalam pembuatan kartu keluarga dan kartu tanda penduduk, agar bisa diberikan bantuan seperti warga yang tidak mampu lainya."Kita hanya bisa berharap pemerintah segera turun melihat kondisi Kadir ini. Kasihan ia hidup sendiri dan tanpa kelurga," harapnya.
Nah, saat sedang berbincang dengan Sindonews.com, tiba-tiba datang Pegawai Kejaksaan Negeri Prabumulih yang dipimpin oleh Kasi Intel Hendra Fabianto bersama tiga stafnya memberikan berupa bantuan paket sembako bagi warga miskin terdampak virus Corona yang belum menerima sembako dari Pemerintah Kota Prabumulih.
"Ini merupakan bakti sosial pegawai Kejaksaan Negeri Prabumulih bagi warga miskin yang terdampak virus Corona. Yang kami berikan berupa beras, mi, gula, kopi, dan roti," terang Hendra di sela-sela bakti sosialnya, Kamis (23/4/2020).
Usai memberikan bantuannya, Kasi Intel mengatakan, meski yang diberikan tidak seberapa besar, namun mereka berharap setidaknya dapat meringankan beban bagi mereka yang sedang mengalami kesusahan di tengah pandemi virus Corona yang kini tengah melanda bangsa Indonesia, khususnya Kota Prabumulih.
Tinggal di bangunan dengan luas hanya 2×2 meter persegi, berlantaikan semen, dan tidur beralaskan tikar dengan penerangan cahaya hanya 5 Watt, Kadir (42), warga Jl. Kerinci RT 03 RW 01, Kelurahan Prabujaya, Kecamatan Prabumulih Timur, Kota Prabumulih, Sumatera Selatan, bertahan hidup hanya dengan mengandalkan bantuan dari tetangga yang iba kepadanya.
Hampir setiap hari, dengan baju lusuhnya, Kadir duduk di depan pintu rumah dengan tatapan mata kosong ke depan. Sudah lama ia tidak bisa bekerja akibat sakit yang kronis yang dideritanya sejak dua tahun terakhir. ( Baca: Luka Serius di Bagian Perut, Penyebab Meninggalnya Pahri )
Kadir yang belum menikah tinggal di rumah yang jauh dari kata layak untuk dijadikan tempat tinggal.
Dengan menahan sakit Tuberculosis (TBC) yang diderita, Kadir bercerita kalau rumah yang ia tinggali sejak dua tahun lalu itu merupakan miliki Nurmila, warga setempat, yang dibangun secara gotong-royong.
Ia sendiri tinggal di lingkungan tersebut sejak tahun 1996 dan bekerja sebagai buruh harian di pabrik tahu milik warga setempat. Kadir sering berpindah-pindah tempat tinggal karena tak memiliki keluarga di Prabumulih.
"Saya tidak bisa bekerja seperti dulu dikarenakan sakit sejak dua tahun terakhir. Bersyukur masih ada warga yang iba dengan saya. Mereka bangunkan rumah untuk saya tinggali," tutur Kadir dengan nada lirih kepada sindonews.com.
Ungkapan rasa iba dan prihatin turut dirasakan Roni, tetangga Kadir. Meski hidup jauh dari kata layak, namun sejauh ini tetangganya tersebut belum pernah mendapatkan bantuan dari Pemerintah Kota Prabumulih, baik itu Program Keluarga Harapan (PKH), Kartu Indonesia Sehat (KIS) serta Bantuan Langsung Tunai (BLT). Terlebih bantuan sembako dari pemerintah bagi yang terdampak virus Corona baru-baru ini.
"Alasan pemerintah setempat tidak bisa membantu karena Kadir tak memiliki KK dan KTP. Namun, jika ia sakit kami tinggal telepon 119 PSC dan segera datang mengecek kesehatan Kadir," jelas Roni yang diamini warga lainya.
Roni dan warga lainya berharap pemerintah setempat dapat segera melihat kondisi tetangganya tersebut. Selain itu, dapat dipermudah dalam pembuatan kartu keluarga dan kartu tanda penduduk, agar bisa diberikan bantuan seperti warga yang tidak mampu lainya."Kita hanya bisa berharap pemerintah segera turun melihat kondisi Kadir ini. Kasihan ia hidup sendiri dan tanpa kelurga," harapnya.
Nah, saat sedang berbincang dengan Sindonews.com, tiba-tiba datang Pegawai Kejaksaan Negeri Prabumulih yang dipimpin oleh Kasi Intel Hendra Fabianto bersama tiga stafnya memberikan berupa bantuan paket sembako bagi warga miskin terdampak virus Corona yang belum menerima sembako dari Pemerintah Kota Prabumulih.
"Ini merupakan bakti sosial pegawai Kejaksaan Negeri Prabumulih bagi warga miskin yang terdampak virus Corona. Yang kami berikan berupa beras, mi, gula, kopi, dan roti," terang Hendra di sela-sela bakti sosialnya, Kamis (23/4/2020).
Usai memberikan bantuannya, Kasi Intel mengatakan, meski yang diberikan tidak seberapa besar, namun mereka berharap setidaknya dapat meringankan beban bagi mereka yang sedang mengalami kesusahan di tengah pandemi virus Corona yang kini tengah melanda bangsa Indonesia, khususnya Kota Prabumulih.
(ihs)