Keracunan Daun Singkong, Puluhan Warga Grobogan Dilarikan Rumah Sakit
loading...
A
A
A
GROBOGAN - Sebanyak 40 warga Desa Getasrejo, Kecamatan/ Kabupaten Grobogan mengalami keracunan massal setelah menyantap makanan hajatan dari tetangga. Dari jumlah itu, 23 di antaranya harus dilarikan kerumah sakit karena mengalami mual dan muntah selama tiga hari berturut-turut.
Puluhan warga keracunan makanan dilarikan ke beberapa rumah sakit di Grobogan pada Kamis (11/6/2020) malam karena mengalami pusing, mual, dan muntah. Diduga hal itu dipicu makanan kenduri berupa nasi, tempe yang dicampur dengan sayuran dari daun singkong dari tetangga yang mempunyai hajat.
Reaksi mual, pusing, dan muntah muncul setelah 24 jam dari mereka menyantap makanan hajatan. Awalnya warga tidak menghiraukan kondisi tersebut karena dianggap sakit biasa dan hanya diobati dengan obat warung. Namun dua hari berturut-turut, puluhan warga mulai berjatuhan dengan mengalami gejala yang sama secara bersamaan.( )
"Saya sempat merasa mual dan muntah, tapi tidak berpikir mengalami keracunan , sehingga saya dibiarkan begitu saja," Kata Syafa, warga Getasrejo, Jumat (12/6/2020).
Sebanyak 15 orang masuk Unit Gawat Darurat (UGD) Rumah Sakit Islam Purwodari, Grobogan. Dari jumlah itu, 13 di antaranya kini sudah diperbolehkan pulang, tapi dua warga lain yang kondisinya masih terus merasa mual dan muntah masih dalam penanganan medis.
Kasi Pelayanan Rumah Sakit Islam Purwodadi, Grobogan, dr Krisna menjelaskan bahwa dua pasien tersebut belum diperbolehkan pulang karena kondisinya belum membaik dan akan dilakukan pemeriksaan lebih intesif.
"Dari hasil pemeriksaan pasien mengalami keracunan dari makanan dan pasien mengalami keracunan lebih dari 24 jam," katanya.
Sementara itu, Kapolsek Grobogan AKP Bambang Eko Bambang telah mengamankan beberapa barang bukti berupa bekas muntahan serta daun singkong yang masih tersimpan di lemari es dari yang punya hajat untuk dilakukan uji laboratorium di Polda Jawa Tengah.
"Pemilik rumah atau hajatan telah diperiksa di Mapolsek Grobogan," katanya.
Selain di RSI pasien keracunan massal juga dirawat di beberapa rumah sakit lain di Grobogan. RSUD dr Soedjati Purwodadi, Grobogan masih merawat seorang anak berusia 12 tahun karena kondisinya masih drop dan terus muntah, sehingga kekurangan banyak cairan. Untuk mengantisipasi adanya penyebaran virus COVID-19, pasien yang masih dalam penanganan dokter belum diperbolehkan untuk diambil gambar.
Puluhan warga keracunan makanan dilarikan ke beberapa rumah sakit di Grobogan pada Kamis (11/6/2020) malam karena mengalami pusing, mual, dan muntah. Diduga hal itu dipicu makanan kenduri berupa nasi, tempe yang dicampur dengan sayuran dari daun singkong dari tetangga yang mempunyai hajat.
Reaksi mual, pusing, dan muntah muncul setelah 24 jam dari mereka menyantap makanan hajatan. Awalnya warga tidak menghiraukan kondisi tersebut karena dianggap sakit biasa dan hanya diobati dengan obat warung. Namun dua hari berturut-turut, puluhan warga mulai berjatuhan dengan mengalami gejala yang sama secara bersamaan.( )
"Saya sempat merasa mual dan muntah, tapi tidak berpikir mengalami keracunan , sehingga saya dibiarkan begitu saja," Kata Syafa, warga Getasrejo, Jumat (12/6/2020).
Sebanyak 15 orang masuk Unit Gawat Darurat (UGD) Rumah Sakit Islam Purwodari, Grobogan. Dari jumlah itu, 13 di antaranya kini sudah diperbolehkan pulang, tapi dua warga lain yang kondisinya masih terus merasa mual dan muntah masih dalam penanganan medis.
Kasi Pelayanan Rumah Sakit Islam Purwodadi, Grobogan, dr Krisna menjelaskan bahwa dua pasien tersebut belum diperbolehkan pulang karena kondisinya belum membaik dan akan dilakukan pemeriksaan lebih intesif.
"Dari hasil pemeriksaan pasien mengalami keracunan dari makanan dan pasien mengalami keracunan lebih dari 24 jam," katanya.
Sementara itu, Kapolsek Grobogan AKP Bambang Eko Bambang telah mengamankan beberapa barang bukti berupa bekas muntahan serta daun singkong yang masih tersimpan di lemari es dari yang punya hajat untuk dilakukan uji laboratorium di Polda Jawa Tengah.
"Pemilik rumah atau hajatan telah diperiksa di Mapolsek Grobogan," katanya.
Selain di RSI pasien keracunan massal juga dirawat di beberapa rumah sakit lain di Grobogan. RSUD dr Soedjati Purwodadi, Grobogan masih merawat seorang anak berusia 12 tahun karena kondisinya masih drop dan terus muntah, sehingga kekurangan banyak cairan. Untuk mengantisipasi adanya penyebaran virus COVID-19, pasien yang masih dalam penanganan dokter belum diperbolehkan untuk diambil gambar.
(abd)