Bupati Luwu Tanam Perdana Varietas Benih Padi Unggul di Walmas
loading...
A
A
A
BELOPA - Bupati Luwu , H Basmin Mattayang menandai musim tanam padi awal tahun 2022 di Walmas dengan menanam varietas benih padi unggul Inpari 32, Senin (31/1/2022).
Varietas unggul itu merupakan hasil penangkaran Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar yang dikerjasamakan dengan Dinas Pertanian Kabupaten Luwu .
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Luwu, Albaruddin A Picunang menjelaskan, pengembangan pertanian terus menjadi perhatian Pemkab Luwu di bawah kepemimpinan Bupati H Basmin Mattayang.
"Sektor pertanian merupakan salah satu unggulan Kabupaten Luwu bahkan Sulsel. Pak Bupati, memberikan perhatian lebih kepada petani, pengembangan produksi dan peningkatan kesejahteraan petani," ujarnya, kepada SINDOnews, Selasa (1/2/2022).
"Salah satu upaya pemerintah melakukan kerja sama dengan ahli di bidang pertanian. Kabupaten Luwu bekerja sama dengan ahli dari Unhas dengan melibatkan sejumlah profesor di bidang pertanian untuk menciptakan bibit unggul yang kemarin dimulai penanamannya oleh Bupati Luwu di Walmas," lanjut Kadis Pertanian.
Hasil penangkaran Unhas menghadirkan Inpari 32 dengan sejumlah keunggulan. Diantaranya, tahan hama dan penyakit, serta produksinya tinggi hingga 9 ton.
"Inpari 32 tidak mengenal musim, bisa tumbuh di musim hujan bahkan di musim kemarau, sehingga pertanian dengan bibit unggul ini bisa dilakukan masa tanam di segala musim. Harapan kita, melalui kerja sama Unhas bisa meningkatkan produksi yang tentunya kesejahteraan petani kita tercapai," kata Albaruddin A Picunang.
Seperti layaknya seorang petani, Bupati Luwu turun ke sawah tidak mengenakan alas kaki dan menanam padi secara manual bersama Ketua Ketua DPRD Luwu , Rusli Sunali.
Turut hadir pula Kepala Dinas Perikanan Albaruddin Andi Picunang, Danramil 1403-07/ Walenrang Kapten Inf Agus Purwono, Kapolsek Walenrang Iptu Siliwadi, enam camat di wilayah Walmas serta sejumlah tokoh masyarakat setempat.
Usia menanam padi, Bupati Luwu melanjutkan pertemuan melalui tudang sipulung dengan petani di Walmas, khususnya di Kecamatan Walenrang Timur yang berada dalam Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Sepakat.
Bupati Luwu, menyampaikan luas sawah produktif di Kabupaten Luwu sekitar 40 ribu hektar. Belum lagi sawah alih fungsi. "Ini yang banyak, kami perkirakan ada seluas 10 ribu hektar," ujarnya.
Di hadapan para profesor dari Unhas, Bupati menyampaikan bahwa di Kabupaten Luwu banyak lahan perkebunan dan tambak dialihfungsikan menjadi lahan persawahan.
"Adanya alih fungsi kebun cokelat dan tambak ke sawah karena produksi kurang jika dibandingkan dengan produksi persawahan. Melihat hal ini, perhatian pemerintah pada sektor pertanian terus ditingkatkan," katanya.
Di Kabupaten Luwu, petani sudah bisa melakukan 5 kali panen dalam 2 tahun. Bahkan ke depan diharapkan bisa melakukan proses panen hingga 6 kali 2 tahun atau dengan kata lain 3 kali panen dalam satu tahun.
"Sekarang kita punya bibit unggul, tentu harapan kita 3 kali panen setahun bisa terwujud kedepannya. Melalui kerja sama Unhas , melibatkan ahli di bidang pertanian dari Unhas kemajuan pertanian di Luwu bisa kita wujudkan," harapnya.
"Dengan desain harmoni dan keselarasan agro ekologi yang kita miliki dan inovasi serta pemanfaatan teknologi, diharapkan dengan kerja sama yang baik, kita semua dapat mengambil peran dalam membangun pertanian untuk mengantarkan masyarakat mencapai kejayaan sesuai dengan motto Kabupaten Luwu, Wanua Mappatuo Na Ewai Alena,” sambungnya.
Dalam memacu peningkatan produksi, petani senantiasa dihadapkan dengan masalah klasik berupa sarana dan prasarana yang belum memadai, seperti masalah irigasi, alat dan mesin pertanian, penyediaan benih unggul serta penyediaan pupuk yang belum sepenuhnya tersedia sesuai kebutuhan petani.
“Pemerintah terus berupaya melakukan pembenahan dan memberi solusi pada setiap permasalahan yang dihadapi petani dengan memberikan perhatian agar pembangunan pertanian dapat lebih maju dan berdaya saing dengan tetap mengacu pada program prioritas nasional,” lanjutnya.
Sementara itu, Ketua Gapoktan Sepakat, Yasin dalam laporannya mengungkapkan bahwa pembangunan sektor pertanian masih memegang peranan penting dalam meningkatkan kesejahteraan petani, khususnya di Desa Rante Damai yang tergabung dalam Gapoktan Sepakat, yang memiliki total luas sawah sebesar 370,5 hektar, dari 423 KK petani.
“Permasalahan petani selama ini salah satunya adalah produktivitas yang masih rendah karena kurangnya ketersediaan benih bermutu. Untuk mencari solusi dari permasalahan tersebut, maka dilaksanakan uji penanaman perdana benih varietas Inpari 32 yang diproduksi oleh penangkaran pembenihan Universitas Hasanuddin,” ungkap Yasin.
Ada pun tenaga dan pemerhati pertanian dari Unhas yang terlihat dalam kegiatan ini yakni Dekan Fakultas Pertanian Unhas Prof Baharuddin, Ketua CoE-Perbenihan Unhas Taiwan Prof Yunus Musa, Direktur Science Techno Park Unhas Prof A Wardihan Sinrang.
Selanjutnya, Perwakilan ICDF Taiwan'di Indonesia Dennis Kao, Presiden Diretur PT Dahlan Duta Utama Jakarta Dahlan Said, serta Koordinator CoE Perbenihan Fakultas Pertanian Unhas Wilayah Luwu Raya Idris Sumasse.
Varietas unggul itu merupakan hasil penangkaran Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar yang dikerjasamakan dengan Dinas Pertanian Kabupaten Luwu .
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Luwu, Albaruddin A Picunang menjelaskan, pengembangan pertanian terus menjadi perhatian Pemkab Luwu di bawah kepemimpinan Bupati H Basmin Mattayang.
"Sektor pertanian merupakan salah satu unggulan Kabupaten Luwu bahkan Sulsel. Pak Bupati, memberikan perhatian lebih kepada petani, pengembangan produksi dan peningkatan kesejahteraan petani," ujarnya, kepada SINDOnews, Selasa (1/2/2022).
"Salah satu upaya pemerintah melakukan kerja sama dengan ahli di bidang pertanian. Kabupaten Luwu bekerja sama dengan ahli dari Unhas dengan melibatkan sejumlah profesor di bidang pertanian untuk menciptakan bibit unggul yang kemarin dimulai penanamannya oleh Bupati Luwu di Walmas," lanjut Kadis Pertanian.
Hasil penangkaran Unhas menghadirkan Inpari 32 dengan sejumlah keunggulan. Diantaranya, tahan hama dan penyakit, serta produksinya tinggi hingga 9 ton.
"Inpari 32 tidak mengenal musim, bisa tumbuh di musim hujan bahkan di musim kemarau, sehingga pertanian dengan bibit unggul ini bisa dilakukan masa tanam di segala musim. Harapan kita, melalui kerja sama Unhas bisa meningkatkan produksi yang tentunya kesejahteraan petani kita tercapai," kata Albaruddin A Picunang.
Seperti layaknya seorang petani, Bupati Luwu turun ke sawah tidak mengenakan alas kaki dan menanam padi secara manual bersama Ketua Ketua DPRD Luwu , Rusli Sunali.
Turut hadir pula Kepala Dinas Perikanan Albaruddin Andi Picunang, Danramil 1403-07/ Walenrang Kapten Inf Agus Purwono, Kapolsek Walenrang Iptu Siliwadi, enam camat di wilayah Walmas serta sejumlah tokoh masyarakat setempat.
Usia menanam padi, Bupati Luwu melanjutkan pertemuan melalui tudang sipulung dengan petani di Walmas, khususnya di Kecamatan Walenrang Timur yang berada dalam Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Sepakat.
Bupati Luwu, menyampaikan luas sawah produktif di Kabupaten Luwu sekitar 40 ribu hektar. Belum lagi sawah alih fungsi. "Ini yang banyak, kami perkirakan ada seluas 10 ribu hektar," ujarnya.
Di hadapan para profesor dari Unhas, Bupati menyampaikan bahwa di Kabupaten Luwu banyak lahan perkebunan dan tambak dialihfungsikan menjadi lahan persawahan.
"Adanya alih fungsi kebun cokelat dan tambak ke sawah karena produksi kurang jika dibandingkan dengan produksi persawahan. Melihat hal ini, perhatian pemerintah pada sektor pertanian terus ditingkatkan," katanya.
Di Kabupaten Luwu, petani sudah bisa melakukan 5 kali panen dalam 2 tahun. Bahkan ke depan diharapkan bisa melakukan proses panen hingga 6 kali 2 tahun atau dengan kata lain 3 kali panen dalam satu tahun.
"Sekarang kita punya bibit unggul, tentu harapan kita 3 kali panen setahun bisa terwujud kedepannya. Melalui kerja sama Unhas , melibatkan ahli di bidang pertanian dari Unhas kemajuan pertanian di Luwu bisa kita wujudkan," harapnya.
"Dengan desain harmoni dan keselarasan agro ekologi yang kita miliki dan inovasi serta pemanfaatan teknologi, diharapkan dengan kerja sama yang baik, kita semua dapat mengambil peran dalam membangun pertanian untuk mengantarkan masyarakat mencapai kejayaan sesuai dengan motto Kabupaten Luwu, Wanua Mappatuo Na Ewai Alena,” sambungnya.
Dalam memacu peningkatan produksi, petani senantiasa dihadapkan dengan masalah klasik berupa sarana dan prasarana yang belum memadai, seperti masalah irigasi, alat dan mesin pertanian, penyediaan benih unggul serta penyediaan pupuk yang belum sepenuhnya tersedia sesuai kebutuhan petani.
“Pemerintah terus berupaya melakukan pembenahan dan memberi solusi pada setiap permasalahan yang dihadapi petani dengan memberikan perhatian agar pembangunan pertanian dapat lebih maju dan berdaya saing dengan tetap mengacu pada program prioritas nasional,” lanjutnya.
Sementara itu, Ketua Gapoktan Sepakat, Yasin dalam laporannya mengungkapkan bahwa pembangunan sektor pertanian masih memegang peranan penting dalam meningkatkan kesejahteraan petani, khususnya di Desa Rante Damai yang tergabung dalam Gapoktan Sepakat, yang memiliki total luas sawah sebesar 370,5 hektar, dari 423 KK petani.
“Permasalahan petani selama ini salah satunya adalah produktivitas yang masih rendah karena kurangnya ketersediaan benih bermutu. Untuk mencari solusi dari permasalahan tersebut, maka dilaksanakan uji penanaman perdana benih varietas Inpari 32 yang diproduksi oleh penangkaran pembenihan Universitas Hasanuddin,” ungkap Yasin.
Ada pun tenaga dan pemerhati pertanian dari Unhas yang terlihat dalam kegiatan ini yakni Dekan Fakultas Pertanian Unhas Prof Baharuddin, Ketua CoE-Perbenihan Unhas Taiwan Prof Yunus Musa, Direktur Science Techno Park Unhas Prof A Wardihan Sinrang.
Selanjutnya, Perwakilan ICDF Taiwan'di Indonesia Dennis Kao, Presiden Diretur PT Dahlan Duta Utama Jakarta Dahlan Said, serta Koordinator CoE Perbenihan Fakultas Pertanian Unhas Wilayah Luwu Raya Idris Sumasse.
(agn)