Kasus COVID-19 Naik, Bandung Barat Buka Opsi Terapkan Pembatasan Aktivitas

Rabu, 19 Januari 2022 - 04:03 WIB
loading...
Kasus COVID-19 Naik, Bandung Barat Buka Opsi Terapkan Pembatasan Aktivitas
Pemda KBB kembali menerapkan pembatasan di berbagai sektor menyusul kasus COVID-19 yang kembali meningkat. Ilustrasi/SINDOnews
A A A
BANDUNG BARAT - Pemda Kabupaten Bandung Barat (KBB) kembali menerapkan pembatasan di berbagai sektor menyusul kasus COVID-19 yang kembali meningkat. Hal itu sebagai antisipasi mengingat saat ini kasus terkonfirmasi positif kembali ditemukan ada 10 warga.

Berdasarkan data Dinkes KBB pada 16 Januari 2022, total kasus terkonfirmasi positif, mencapai 19.160 kasus, dengan rincian sebanyak 18.884 sembuh, 266 orang meninggal dunia, dan 10 kasus aktif yang sedang menjalani isolasi mandiri .

"Kemungkinan bakal ada pembatasan lagi. Kemarin juga ada rencana dari Pak Luhut, untuk WFH lagi dengan presentase seperti PPKM Level 2," kata Plt Bupati Bandung Barat, Hengki Kurniawan, Selasa (18/1/2022).

Menurutnya, selain kembali menerapkan WFH pihaknya juga bakal menerapkan pembatasan pengunjung (carrying capacity) di objek wisata dengan presentasi yang lebih sedikit dari sebelumnya.

Semoga dengan langkah tersebut bisa mengantisipasi dan menekan angka penyebaran COVID-19 supaya tidak bertambah lebih banyak lagi. Sebab ada prediksi dari pemerintah pusat jika kasus COVID-19 khususnya varian Omicron akan meningkat di bulan Februari.

Diakui adanya omicron tersebut memang mempengaruhi terhadap tingkat kunjungan objek wisata karena wisatawan menjadi ketakutan untuk berwisata.

Dikarenakan KBB memiliki kawasan Lembang yang jadi tempat kunjungan wisatawan, sehingga harus diantisipasi. "Ada prediksi Februari ini lonjakannya kembali tinggi, maka kita harus antisipasi," tandasnya. Baca: Nelayan di Bangka Selatan Bersimbah Darah Hanya Gara-gara Tali Jangkar Putus.

Lebih lanjut dikatakannya, selain mengadakan pembatasan pihaknya terus menggenjot pelaksanaan vaksinasi booster dan vaksinasi bagi anak usia 6-11 tahun untuk antisipasi penyebaran omicron. Sebab meski tidak terlalu berbahaya tapi penyebarannya sangat cepat.

"Kalau menurut epidemiolog, omicron memang cepat menular, tapi menurut para pakar ini tidak terlalu parah, apalagi kalau sudah divaksin. Minimal dampaknya tidak terlalu parah," pungkasnya. Baca Juga: Bocah 10 Tahun Tewas Usai Disuntik Vaksin, Dokter Sebut karena DBD.
(nag)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1818 seconds (0.1#10.140)