Kasus Omicron Mulai Bermunculan, Pemkot Bandung Diminta Tegas Urusi Prokes

Kamis, 13 Januari 2022 - 12:57 WIB
loading...
Kasus Omicron Mulai Bermunculan, Pemkot Bandung Diminta Tegas Urusi Prokes
Pemkot Bandung dituntut lebih tegas mengurusi prokes menyusul munculnya kasus Omicron di Bandung Raya. Foto/Ilustrasi/AFP
A A A
BANDUNG - Kasus penularan COVID-19 varian Omicron mulai ditemukan di wilayah Bandung Raya. Anggota DPR, Muhammad Farhan menuntut ketegasan Pemkot Bandung dalam urusan protokol kesehatan (prokes), agar penularan COVID-19 varian Omicron dapat ditekan.



Delapan warga Jabar terkonfirmasi positif Omicron. Di mana empat di antaranya merupakan warga Kabupaten Bandung. Keempat warga yang merupakan satu keluarga itu, terpapar Omicron setelah ayahnya pulang dari luar negeri.



Farhan menilai, munculnya kasus Omicron di kawasan Bandung Raya menjadi momentum bagi pemerintah daerah, khususnya Pemkot Bandung untuk semakin berani menekan risiko penularan di segala titik mobilitas warga.



"Saya ingin mengajak seluruh warga Bandung bersama-sama jaga prokes. Sanes nyingsieunan (bukan menakuti), mung ngemutan (tapi mengingatkan). Lebih baik menjaga dan mengoptimalkan skema PPKM dengan berbagai level. Kita warga Bandung menantikan ketegasan Pemkot untuk ini," tegas Farhan, Kamis (13/1/2022).

Menurutnya, paparan Omicron tidak terhindarkan karena tidak adanya penutupan mobilitas warga dari luar negeri. Maka, lanjut Farhan, ketegasan satgas di gerbang masuk Indonesia sangat penting. "Jangan sampai ada kebocoran karena kita masih trauma oleh ledakan varian Delta bulan Juli-Agustus 2021," ucapnya.

Bahkan, Farhan juga menilai, merebaknya Omicron harus menjadi momentum bagi Kemenkes untuk menyegerakan vaksinasi booster secara merata. "Janji pak Jokowi pertengahan Januari 2022 booster diberikan gratis, maka pernyataan ini harus didukung dengan distribusi booster vaksin ke seluruh pelosok," tegasnya lagi.



Lebih lanjut Farhan mengatakan, potensi lonjakan kasus Omicron kini menjadi perhatian pemerintah. Namun, dia mengingatkan pemerintah untuk memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam mendapatkan obat-obatan mengingat pola penanganan kasus Omicron bakal difokuskan di rumah.

"Suplai obat-obatan untuk pasien isoman sering tidak tepat waktu dan tepat sasaran, sehingga banyak pasien isoman terpaksa keluar rumah untuk mencari obat-obatan yang dibutuhkan," katanya.

"Salah satu persoalan yang dihadapi saat melakukan isoman yakni kurangnya pengawasan dari tenaga kesehatan, sehingga banyak pasien isoman yang terlambat dibawa ke rumah sakit ketika gejalanya meningkat dari ringan menjadi sedang dan berat," sambung dia.



Farhan menilai, berbagai persoalan terkait treatment pasien isoman tahun lalu harus menjadi pelajaran, agar persoalan serupa tidak terulang saat menghadapi lonjakan kasus Omicron.

"Kita tidak boleh menganggap enteng karena Omicron tetap menjadi ancaman bagi kesehatan dan keselamatan manusia, terutama terhadap kelompok rentan seperti lansia dan penderita komorbid," tandasnya.
(eyt)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1712 seconds (0.1#10.140)