Tekan Radikalime dan Terorisme, Jabar-BNPT Bangun Kolaborasi Pentahelix

Kamis, 13 Januari 2022 - 11:23 WIB
loading...
Tekan Radikalime dan Terorisme, Jabar-BNPT Bangun Kolaborasi Pentahelix
Gubernur Jabar, Ridwan Kamil dan Kepala BNPT, Boy Rafli Amar memberikan keterangan seusai pertemuan di Gedung Sate, Kota Bandung, Rabu (12/1/2022). Foto SINDOnews
A A A
BANDUNG - Pemprov Jawa Barat dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme ( BNPT ) berupaya membangun kolaborasi pentahelix untuk menangani potensi radikalisme dan terorisme. Hal tersebut dilakukan sebagai antisipasi semakin masifnya narasi perbedaan terkait keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), termasuk pihak-pihak yang bertentangan dengan ideologi Pancasila.

"Kami akan menggabungkan inisiatif dari Provinsi Jabar dengan BNPT, sehingga terdapat permodelan. Ibaratnya, kami ini sudah dan sedang melaksanakan vaksinasi antivirus radikalisme dan terorisme," ujar Gubernur Jabar, Ridwan Kamil saat menerima kunjungan Kepala BNPT, Boy Rafli Amar dalam upaya pencegahan paham radikalisme dan terorisme di Gedung Sate, Kota Bandung, Rabu (12/1/2022).

Menurut gubernur yang akrab disapa Kang Emil itu, kehadiran Boy Rafli Amar ke Provinsi Jabar memberikan angin segar dalam upaya menangkal isu-isu radikalisme dan terorisme di Tanah Pasundan. "Pak Boy memberikan informasi terkini terhadap situasi ke-Indonesiaan yang berhubungan dengan potensi radikalisme dan terorisme, juga program deradikalisasi dan penanganan terorisme," ujarnya.

Dalam pertemuan tersebut, Kang Emil juga menjelaskan mengenai populasi penduduk Jabar yang hampir 50 juta jiwa. Hal itu, kata dia, menjadi kerawanan sasaran alur informasi penyebaran paham radikalisme dan terorisme. "Jawa Barat dengan penduduk 50 juta jiwa sering kali menjadi objek dari ideologi-ideologi yang mungkin bertentangan dengan Pancasila," katanya.



Oleh karena itu, lanjut Kang Emil, Pemprov Jabar telah menyiapkan berbagai strategi untuk menanggulangi paham tersebut, agar anak-anak muda Jabar tidak terpapar paham radikalisme dan terorisme. "Kita mempunyai Kemah Kebangsaan, anak-anak muda berkumpul mendiskusikan semangat ke-Pancasila-an. Saya sudah melantik 1.100 Duta Pancasila, juga Duta Bela Negara," jelas Kang Emil.

Tidak hanya itu, Pemprov Jabar juga memiliki program Ajengan Masuk Sekolah untuk menangkal segala potensi ceramah bermuatan narasi menggeser Pancasila ke arah radikalisasi. Bahkan, Kang Emil juga menyebut, Pemprov Jabar memiliki program Sekolah Perempuan Capai Impian dan Cita-cita (Sekoper Cinta) untuk memberikan edukasi kepada para perempuan di Jabar.

"Seperti program Sekoper Cinta, salah satu kurikulumnya adalah deteksi radikalisme. Program-program ini insya Allah akan membawa Jawa Barat 2022 gas pol melawan radikalisme," tandasnya.

Sementara itu, Kepala BNPT, Boy Rafli Amar mengatakan, kedatangannya ke Jabar untuk bersilaturahmi kebangsaan dengan kepala daerah terkait penanganan isu radikalisme dan terorisme. "Hari ini kita bisa silaturahmi kebangsaan dengan Bapak Gubernur Jawa Barat. Intinya, kita ingin meningkatkan ikhtiar merawat kebinekaan untuk mencegah intoleransi, radikalisme dan terorisme. Kita tentu tidak ingin adanya ideologi yang berbasis kekerasan," tegasnya.

Menurut Boy Rafli, ideologi terorisme merupakan suatu paham yang menganut kekerasan sebagai tindakan benar. Oleh karena itu, dia meminta masyarakat tetap teguh pada nilai luhur bangsa, khususnya Pancasila. "Ideologi terorisme itu adalah ideologi yang berbasis kekerasan, yang akhirnya memapar masyarakat kita. Diharapkan, masyarakat tetap teguh menjaga nilai luhur bangsa kita," katanya.

Boy Rafli menegaskan bahwa ideologi Pancasila perlu terus dijaga dengan kolaborasi pemerintah pusat dan daerah. Dengan demikian, potensi yang bertentangan dengan ideologi negara dapat terkikis. "Kita telah memiliki ideologi negara Pancasila yang tentunya perlu kolaborasi dan ikhtiar bersama, agar segala potensi berkembangnya ideologi yang bertentangan dengan ideologi negara bisa dieliminasi," ujarnya.

Dia menambahkan, pertemuannya dengan Gubernur Jabar dan jajarannya juga terkait dengan program kontra radikalisasi karena salah satu lokasi kawasan terpadu Nusantara berada di wilayah Jabar, tepatnya di wilayah Kabupaten Garut. "Kita juga mengembangkan narasi-narasi dalam rangka kontra propaganda jaringan teroris yang menyampaikan pesan ke Indonesia," pungkas Boy Rafli.
(don)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1467 seconds (0.1#10.140)