Kapal Tenggelam Tewaskan Puluhan TKI Ilegal, 1 Pelaku Hamil Besar Ditangkap
loading...
A
A
A
BATAM - Satu lagi tersangka tenggelamnya kapal yang menewaskan puluhan TKI illegal di Johor Malaysia diamankan, kali ini seorang perempuan yang tengah dalam kondisi hamil besar.
Diketahui, penyidik Ditkrimum Polda Kepri terus melakukan penyidikan dan pemetaan terhadap tersangka jaringan pengiriman TKI illegal yang tewas saat kapal yang mereka tumpangi terbalik dan tenggelam itu.
Perempuan itu bernama Erna Esmawati, dia terlibat dalam jaringan pengiriman TKI ilegal ke Malaysia, Erna ditangkap di rumah saudaranya di Bengkulu setelah mencoba kabur dari rumahnya di Tanjung Pinang, Kepri.
Dia diketahui merupakan orang yang melakukan perekrutan terhadap 8 TKI yang kehilangan nyawa akibat tragedi kapal terbalik di Perairan Johor, Malaysia pertengahan Desember lalu.
Erna merupakan kaki tangan Muliadi alias Ong, pelaku utama pengiriman TKI ke Malaysia, Erna sendiri diketahui pemain lama dalam dunia pengiriman TKI illegal.
Bahkan suami pelaku Erna saat ini masih menjalani hukuman karena terlibat kasus yang sama setahun lalu.
Selain bertugas merkerut calon TKI illegal, Erna juga bertugas mengatur keberangkatan para calon TKI ini secara illegal.
Menurut Direktur Kriminal Umum Polda Kepri yang juga Wakasub Satgas 2 Gakkum, Kombes Pol Jefry Siagian, para pelaku memiliki jaringan di berbagai kota, terutama di kawasan NTB, Surabaya dan Jawa Tengah.
“Calon TKI yang berhasil direkrut dengan iming iming gaji besar di Malaysia, didatangkan ke Batam via Bandara Hang Nadim, selanjutnya para calon TKI dibawa ke wilayah Bintan untuk dikirimkan ke Malaysia melalui jalur tikus,” ungkapnya.
Para TKI ilegal ini dibawa ke Malaysia dengan menggunakan kapal cepat atau speed boat, untuk bisa berangkat, para TKI diwajibkan membayar di angka Rp7-15 juta rupiah per orang.
Seperti diberitakan sebelumnya, satu unit kapal speed yang mengangkut 64 TKI ilegal dari Tanjung Uban dihantam ombak hingga terbalik di Perairan Tanjung Balau, Johor Bahru, Malaysia pada 15 Desember 2021 lalu.
Sebanyak 13 orang selamat dari tragedi itu, namun 21 orang lainnya ditemukan dalam kondisi tak bernyawa, sementara 30 orang lainnya hingga saat ini belum diketahui nasibnya.
Diketahui, penyidik Ditkrimum Polda Kepri terus melakukan penyidikan dan pemetaan terhadap tersangka jaringan pengiriman TKI illegal yang tewas saat kapal yang mereka tumpangi terbalik dan tenggelam itu.
Perempuan itu bernama Erna Esmawati, dia terlibat dalam jaringan pengiriman TKI ilegal ke Malaysia, Erna ditangkap di rumah saudaranya di Bengkulu setelah mencoba kabur dari rumahnya di Tanjung Pinang, Kepri.
Dia diketahui merupakan orang yang melakukan perekrutan terhadap 8 TKI yang kehilangan nyawa akibat tragedi kapal terbalik di Perairan Johor, Malaysia pertengahan Desember lalu.
Erna merupakan kaki tangan Muliadi alias Ong, pelaku utama pengiriman TKI ke Malaysia, Erna sendiri diketahui pemain lama dalam dunia pengiriman TKI illegal.
Bahkan suami pelaku Erna saat ini masih menjalani hukuman karena terlibat kasus yang sama setahun lalu.
Selain bertugas merkerut calon TKI illegal, Erna juga bertugas mengatur keberangkatan para calon TKI ini secara illegal.
Menurut Direktur Kriminal Umum Polda Kepri yang juga Wakasub Satgas 2 Gakkum, Kombes Pol Jefry Siagian, para pelaku memiliki jaringan di berbagai kota, terutama di kawasan NTB, Surabaya dan Jawa Tengah.
“Calon TKI yang berhasil direkrut dengan iming iming gaji besar di Malaysia, didatangkan ke Batam via Bandara Hang Nadim, selanjutnya para calon TKI dibawa ke wilayah Bintan untuk dikirimkan ke Malaysia melalui jalur tikus,” ungkapnya.
Baca Juga
Para TKI ilegal ini dibawa ke Malaysia dengan menggunakan kapal cepat atau speed boat, untuk bisa berangkat, para TKI diwajibkan membayar di angka Rp7-15 juta rupiah per orang.
Seperti diberitakan sebelumnya, satu unit kapal speed yang mengangkut 64 TKI ilegal dari Tanjung Uban dihantam ombak hingga terbalik di Perairan Tanjung Balau, Johor Bahru, Malaysia pada 15 Desember 2021 lalu.
Sebanyak 13 orang selamat dari tragedi itu, namun 21 orang lainnya ditemukan dalam kondisi tak bernyawa, sementara 30 orang lainnya hingga saat ini belum diketahui nasibnya.
(nic)