Inilah Kompor Induksi yang Digandrungi Emak-emak di Daerah Pulau
loading...
A
A
A
PEKANBARU - Seiring kemajuan teknologi, alat memasak juga mengikuti perkebangan zaman. Kompor induksi merupakan salah satu alat memasak kekinian yang sedang digandrungi emak-emak.
Kompor induksi sangat berpotensi sekali mengantikan kompor gas maupun kompor listrik yang saat ini masih digunakan. Dari segi tampilan, sudah jelas lebih modern dan simpel. Bentuknya yang minimalis dan terkesan elegan, didukung dengan teknologi yang canggih menjadi daya tarik untuk kaum yang hobi 'berperang' di dapur.
Kelurahan Baran Barat, Kecamatan Meral, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) mayoritas warganya kini di sana sudah beralih dari kompor gas ke kompor induksi.
Karena banyaknya warga yang mengunakan kompor induksi, maka Baran Barat dijuluki Kampung Kompor Induksi. Peresmian Kampung Kompor Induksi di wilayah kepulauan itu dilakukan pada 27 Oktober 2021 oleh Pemerintah Provinsi Kepri, Pemkab Karimun bersama PT PLN Unit Induk Wilayah Riau dan Kepulauan Riau.
"Saya sudah dua bulan ini menggunakan kompor induksi, benar benar berbeda. Pakai kompor induksi lebih simpel, tidak menggunakan api. Jadi masak tinggal colokan ke listrik terus tinggal pijit menu apa yang mau kita mau, goreng, rebus, dan lainnya," ucap Marida Munap, Kamis (30/12/2021).
Dengan memakai kompor induksi, kata ibu berusia 59 tahun ini tidak takut lagi dengan kompor meleduk. Dimana salah satu yang paling ditakutkan 'koki' yang sering berkutat di dapur adalah ledakan dari kompor elpiji akibat kebocoran.
"Kompor induksi juga tidak mengeluarkan api sehingga tidak ada bau gas, tidak ada polusi jadi sangat nyaman di dapur. Pakai kompor induksi juga tidak takut meledak. Misalnya kita mau merebus air, kita tinggal pasang pengatur waktu, jadi kompor mati sendiri," ucap ibu tiga anak ini.
Kelurahan Baran Barat Kecamatan Meral merupakan daerah perdana percontohan kampung induksi di luar Pulau Jawa. Saat ini ratusan warga, atau sudah mayoritas kampung di daerah kepulauan itu beralih ke kompor induksi.
Ani (46), warga Baran Barat yang juga sudah beralih ke kompor induksi mengatakan selain nyaman dan menyukai bentuknya, dia kini tidak repot repot lagi mencari tabung gas ke pangkalan.
"Biasanya kita harus jauh jauh mencari tabung dan belum tentu ada. Kalau yang tabung gas yang 3 kadang langka. Jadi dengan kompor induksi tidak merepotkan lagi," imbuh wanita empat anak ini.
Cara kerja kompor induksi ini yakni memanaskan peralatan yang diletakkan di atasnya melalui induksi magnetik secara langsung. Panas langsung dialirkan ke alat masak.
Kompor induksi itu sendiri tidak panas saat sudah dinyalakan. Bentuk permukaan kompor induksi sendiri datar dan terbuat dari kaca kristal yang tentunya sangat mudah untuk dibersihkan.
PT PLN (Persero) memperkirakan penghematan negara dalam mengonversi penggunaan LPG ke kompor induksi dapat mencapai Rp27,3 triliun.
Menurut perhitungan PLN, pengalihan energi impor ke energi listrik untuk 30 juta penerima manfaat akan menghemat Rp27,3 triliun selama empat tahun.
Angka penghematan itu berasal dari penghematan impor LPG (liquified petroleum gas) sebesar Rp 25,9 triliun dan penghematan subsidi sebesar Rp 1,4 triliun.
"Selain menyelamatkan defisit transaksi berjalan, implementasi konversi kompor LPG ke kompor induksi juga sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo untuk mendorong program-program transisi energi," kata Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PLN Bob Saril. Baca: Asyik Karaoke Sambil Pangku dan Peluk Wanita Seksi, 4 Kades Terancam Dicopot.
Untuk mendukung program transisi energi pemerintah, Provinsi Riau dan Kepulauan Riau memiliki Kampung Kompor Induksi yang diprakarsai oleh PLN.
"Sebanyak 100 kompor induksi kami berikan di Kelurahan Baran Barat Kabupaten Karimun dan 50 kompor induksi di di Perumahan Aquatic Kelurahan Air Jamban Kabupaten Bengkalis, Riau untuk digunakan oleh masyarakat," ungkap General Manager PLN Unit Induk Wilayah Riau dan Kepulauan Riau, Hartono di Pekanbaru.
Program Kampung Kompor Induksi ini merupakan program perdana PLN di luar Pulau Jawa yang akan dijadikan program percontohan bagi wilayah lain. "Ini merupakan komitmen PLN memasyarakatkan electrifying lifestyle sekaligus mewujudkan Riau Kepri Energi Bersih," kata Hartono
Tidak hanya itu, tujuan dari program ini untuk meningkatkan ketahanan energi nasional karena mengubah penggunaan energi berbasis impor menjadi energi berbasis lokal. Baca Juga: Biadab, Setelah Membunuh Gadis Calon Pengantin Salah Satu Pelaku Juga Perkosa Mayatnya.
"Hasil percobaan PLN menunjukkan, untuk memasak 1,5 liter air dengan menggunakan kompor induksi sampai dengan suhu 100 derajat celcius selama 11,3 menit sebesar Rp 334, sementara menggunakan kompor gas selama 9,04 menit sebesar sekitar Rp 438," pungkasnya.
Kompor induksi sangat berpotensi sekali mengantikan kompor gas maupun kompor listrik yang saat ini masih digunakan. Dari segi tampilan, sudah jelas lebih modern dan simpel. Bentuknya yang minimalis dan terkesan elegan, didukung dengan teknologi yang canggih menjadi daya tarik untuk kaum yang hobi 'berperang' di dapur.
Kelurahan Baran Barat, Kecamatan Meral, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) mayoritas warganya kini di sana sudah beralih dari kompor gas ke kompor induksi.
Karena banyaknya warga yang mengunakan kompor induksi, maka Baran Barat dijuluki Kampung Kompor Induksi. Peresmian Kampung Kompor Induksi di wilayah kepulauan itu dilakukan pada 27 Oktober 2021 oleh Pemerintah Provinsi Kepri, Pemkab Karimun bersama PT PLN Unit Induk Wilayah Riau dan Kepulauan Riau.
"Saya sudah dua bulan ini menggunakan kompor induksi, benar benar berbeda. Pakai kompor induksi lebih simpel, tidak menggunakan api. Jadi masak tinggal colokan ke listrik terus tinggal pijit menu apa yang mau kita mau, goreng, rebus, dan lainnya," ucap Marida Munap, Kamis (30/12/2021).
Dengan memakai kompor induksi, kata ibu berusia 59 tahun ini tidak takut lagi dengan kompor meleduk. Dimana salah satu yang paling ditakutkan 'koki' yang sering berkutat di dapur adalah ledakan dari kompor elpiji akibat kebocoran.
"Kompor induksi juga tidak mengeluarkan api sehingga tidak ada bau gas, tidak ada polusi jadi sangat nyaman di dapur. Pakai kompor induksi juga tidak takut meledak. Misalnya kita mau merebus air, kita tinggal pasang pengatur waktu, jadi kompor mati sendiri," ucap ibu tiga anak ini.
Kelurahan Baran Barat Kecamatan Meral merupakan daerah perdana percontohan kampung induksi di luar Pulau Jawa. Saat ini ratusan warga, atau sudah mayoritas kampung di daerah kepulauan itu beralih ke kompor induksi.
Ani (46), warga Baran Barat yang juga sudah beralih ke kompor induksi mengatakan selain nyaman dan menyukai bentuknya, dia kini tidak repot repot lagi mencari tabung gas ke pangkalan.
"Biasanya kita harus jauh jauh mencari tabung dan belum tentu ada. Kalau yang tabung gas yang 3 kadang langka. Jadi dengan kompor induksi tidak merepotkan lagi," imbuh wanita empat anak ini.
Cara kerja kompor induksi ini yakni memanaskan peralatan yang diletakkan di atasnya melalui induksi magnetik secara langsung. Panas langsung dialirkan ke alat masak.
Kompor induksi itu sendiri tidak panas saat sudah dinyalakan. Bentuk permukaan kompor induksi sendiri datar dan terbuat dari kaca kristal yang tentunya sangat mudah untuk dibersihkan.
PT PLN (Persero) memperkirakan penghematan negara dalam mengonversi penggunaan LPG ke kompor induksi dapat mencapai Rp27,3 triliun.
Menurut perhitungan PLN, pengalihan energi impor ke energi listrik untuk 30 juta penerima manfaat akan menghemat Rp27,3 triliun selama empat tahun.
Angka penghematan itu berasal dari penghematan impor LPG (liquified petroleum gas) sebesar Rp 25,9 triliun dan penghematan subsidi sebesar Rp 1,4 triliun.
"Selain menyelamatkan defisit transaksi berjalan, implementasi konversi kompor LPG ke kompor induksi juga sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo untuk mendorong program-program transisi energi," kata Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PLN Bob Saril. Baca: Asyik Karaoke Sambil Pangku dan Peluk Wanita Seksi, 4 Kades Terancam Dicopot.
Untuk mendukung program transisi energi pemerintah, Provinsi Riau dan Kepulauan Riau memiliki Kampung Kompor Induksi yang diprakarsai oleh PLN.
"Sebanyak 100 kompor induksi kami berikan di Kelurahan Baran Barat Kabupaten Karimun dan 50 kompor induksi di di Perumahan Aquatic Kelurahan Air Jamban Kabupaten Bengkalis, Riau untuk digunakan oleh masyarakat," ungkap General Manager PLN Unit Induk Wilayah Riau dan Kepulauan Riau, Hartono di Pekanbaru.
Program Kampung Kompor Induksi ini merupakan program perdana PLN di luar Pulau Jawa yang akan dijadikan program percontohan bagi wilayah lain. "Ini merupakan komitmen PLN memasyarakatkan electrifying lifestyle sekaligus mewujudkan Riau Kepri Energi Bersih," kata Hartono
Tidak hanya itu, tujuan dari program ini untuk meningkatkan ketahanan energi nasional karena mengubah penggunaan energi berbasis impor menjadi energi berbasis lokal. Baca Juga: Biadab, Setelah Membunuh Gadis Calon Pengantin Salah Satu Pelaku Juga Perkosa Mayatnya.
"Hasil percobaan PLN menunjukkan, untuk memasak 1,5 liter air dengan menggunakan kompor induksi sampai dengan suhu 100 derajat celcius selama 11,3 menit sebesar Rp 334, sementara menggunakan kompor gas selama 9,04 menit sebesar sekitar Rp 438," pungkasnya.
(nag)