Pelaku Klitih Acak Membacok, Kapolres Bantul Sebut Malioboro Ramai dan Jogja Tetap Aman
loading...
A
A
A
JOGJA - Aksi kejahatan jalanan di Jogjakarta yang sering disebut klitih masih mengancam. Buktinya 6 pelaku klitih berhasil ditangkap usai membacok korbannya secara acak.
Kasus terakhir menimpa seorang pelajar, DHP (16) yang dibacok oleh gerombolan remaja di Jalan Kaliurang (Jakal) Km 9, Sinduharjo, Ngaglik Sleman, Jogjakarta pada Senin (27/12/2021) sekitar pukul 01.30 WIB.
Saat korban bersama empat temannya lewat di tempat kejadian peristiwa (TKP), tiba-tiba dilempar botol dan ditendang oleh sekelompok pemotor. Korban yang jatuh dari motor kemudian dibacok di bagian punggung, dan tangan.
Akibatnya korban terluka di punggung, telapak tangan dan jari hampir putus terkena sabetan celurit serta tubuh lebam-lebam.
Sebelumnya rentetan kasus serupa telah terjadi. Para pelaku yang mengendarai konvoi sepeda motor menyerang korban secara acak.
Sontak netizen pun merespons teror klitih yang tak kunjung usai di Jogjakarta. Tagar Yogya Tidak Aman (#YogyaTidakAman) dan Jogja Darurat Klitih (#JogjaDarurat Klitih) pun menggema di twitter. Netizen ramai-ramai memviralkan kedua tagar tersebut.
Beberapa hari setelah peristiwa klitih di Jakal, Polres Sleman berhasil membekuk pelakunya yang terdiri enam remaja tanggung. Keenam pelaku yakni RM (18), WW (18), AN (19), HAPD (19), MF (19) dan MBRK (18).
Pelaku tergolong sadis dan berbahaya, karena melukai korbannya hanya untuk kesenangan.
Kapolres Sleman, AKBP Wahyu Tri Budi Sulistyono mengatakan, pelaku rata-rata masih berusia belasan tahun. "Mereka tanpa alasan jelas menyerang pengendara motor menggunakan senjata tajam. Sebagai barang bukti, kami amankan celurit, gergaji, dan pecahan botol," katanya, Rabu (29/12/2021).
Akibat perbuatan sadis tersebut, para pelaku terancam pidana 5 hingga 12 tahun penjara.
Di tempat terpisah, Kapolres Bantul AKBP Ihsan mengatakan bahwa tagar Jogja Tidak Aman dari kejahatan jalanan atau klitih yang viral di media sosial dalam beberapa hari terakhir adalah tidak benar.
"Jogja ini tetap aman, anggota kami selalu hadir di lapangan untuk memberikan rasa aman. Jadi apa yang ada di medsos bahwa sekarang Jogja tidak aman itu tidak benar," kata Kapolres usai konferensi pers pengungkapan kasus laporan palsu terkait kejahatan jalanan di Bantul, Rabu (29/12/2021).
Dia mengatakan Jogja, termasuk Kabupaten Bantul yang diviralkan tidak aman merupakan kondisi yang tidak benar karena terbukti dalam beberapa hari ini tempat wisata di Bantul dan Yogyakarta tidak ada kejadian yang meresahkan wisatawan.
"Buktinya di Pantai Parangtritis Bantul dalam beberapa hari ini sangat ramai, di Malioboro juga sangat ramai, itu menandakan bahwa Jogja tetap aman, tetap berhati nyaman. Apalagi di Bantul, kami jamin untuk kasus-kasus seperti ini insyaallah sudah kami antisipasi," katanya.
Dia mengatakan antisipasi terhadap kejahatan jalanan di Bantul selama ini sudah dilakukan anggota Polri dengan mengedepankan langkah-langkah preemtif, preventif, dan represif.
"Kami punya blue light patrol yang selalu patroli setiap malam, bahkan saya pimpin sendiri, kami juga ada tim ke sekolah-sekolah untuk razia kendaraan bagi pelajar maupun razia barang bawaan dan tas bersama dengan guru," katanya.
Kapolres mengatakan institusinya telah membentuk tim pemburu kejahatan atau crime hunter, dalam rangka menghadapi Tahun Baru 2022 guna memberikan jaminan bahwa Bantul tetap aman dan kondusif.
"Kami juga ada tim Kasatreskrim. Dalam satu bulan ini sudah mengungkap pelaku kejahatan jalanan 25 orang yang sudah kami rilis sebelumnya, jadi tidak perlu takut, kami berikan jaminan bahwa Bantul aman dan kondusif," ujarnya.
Kasus terakhir menimpa seorang pelajar, DHP (16) yang dibacok oleh gerombolan remaja di Jalan Kaliurang (Jakal) Km 9, Sinduharjo, Ngaglik Sleman, Jogjakarta pada Senin (27/12/2021) sekitar pukul 01.30 WIB.
Saat korban bersama empat temannya lewat di tempat kejadian peristiwa (TKP), tiba-tiba dilempar botol dan ditendang oleh sekelompok pemotor. Korban yang jatuh dari motor kemudian dibacok di bagian punggung, dan tangan.
Akibatnya korban terluka di punggung, telapak tangan dan jari hampir putus terkena sabetan celurit serta tubuh lebam-lebam.
Sebelumnya rentetan kasus serupa telah terjadi. Para pelaku yang mengendarai konvoi sepeda motor menyerang korban secara acak.
Sontak netizen pun merespons teror klitih yang tak kunjung usai di Jogjakarta. Tagar Yogya Tidak Aman (#YogyaTidakAman) dan Jogja Darurat Klitih (#JogjaDarurat Klitih) pun menggema di twitter. Netizen ramai-ramai memviralkan kedua tagar tersebut.
Beberapa hari setelah peristiwa klitih di Jakal, Polres Sleman berhasil membekuk pelakunya yang terdiri enam remaja tanggung. Keenam pelaku yakni RM (18), WW (18), AN (19), HAPD (19), MF (19) dan MBRK (18).
Pelaku tergolong sadis dan berbahaya, karena melukai korbannya hanya untuk kesenangan.
Kapolres Sleman, AKBP Wahyu Tri Budi Sulistyono mengatakan, pelaku rata-rata masih berusia belasan tahun. "Mereka tanpa alasan jelas menyerang pengendara motor menggunakan senjata tajam. Sebagai barang bukti, kami amankan celurit, gergaji, dan pecahan botol," katanya, Rabu (29/12/2021).
Akibat perbuatan sadis tersebut, para pelaku terancam pidana 5 hingga 12 tahun penjara.
Di tempat terpisah, Kapolres Bantul AKBP Ihsan mengatakan bahwa tagar Jogja Tidak Aman dari kejahatan jalanan atau klitih yang viral di media sosial dalam beberapa hari terakhir adalah tidak benar.
"Jogja ini tetap aman, anggota kami selalu hadir di lapangan untuk memberikan rasa aman. Jadi apa yang ada di medsos bahwa sekarang Jogja tidak aman itu tidak benar," kata Kapolres usai konferensi pers pengungkapan kasus laporan palsu terkait kejahatan jalanan di Bantul, Rabu (29/12/2021).
Dia mengatakan Jogja, termasuk Kabupaten Bantul yang diviralkan tidak aman merupakan kondisi yang tidak benar karena terbukti dalam beberapa hari ini tempat wisata di Bantul dan Yogyakarta tidak ada kejadian yang meresahkan wisatawan.
"Buktinya di Pantai Parangtritis Bantul dalam beberapa hari ini sangat ramai, di Malioboro juga sangat ramai, itu menandakan bahwa Jogja tetap aman, tetap berhati nyaman. Apalagi di Bantul, kami jamin untuk kasus-kasus seperti ini insyaallah sudah kami antisipasi," katanya.
Dia mengatakan antisipasi terhadap kejahatan jalanan di Bantul selama ini sudah dilakukan anggota Polri dengan mengedepankan langkah-langkah preemtif, preventif, dan represif.
"Kami punya blue light patrol yang selalu patroli setiap malam, bahkan saya pimpin sendiri, kami juga ada tim ke sekolah-sekolah untuk razia kendaraan bagi pelajar maupun razia barang bawaan dan tas bersama dengan guru," katanya.
Kapolres mengatakan institusinya telah membentuk tim pemburu kejahatan atau crime hunter, dalam rangka menghadapi Tahun Baru 2022 guna memberikan jaminan bahwa Bantul tetap aman dan kondusif.
"Kami juga ada tim Kasatreskrim. Dalam satu bulan ini sudah mengungkap pelaku kejahatan jalanan 25 orang yang sudah kami rilis sebelumnya, jadi tidak perlu takut, kami berikan jaminan bahwa Bantul aman dan kondusif," ujarnya.
(shf)