Mahasiswa UNS Raih Bronze Medal di Singapore International Invention Show 2020
loading...
A
A
A
SOLO - Lima mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo sukses menggondol bronze medal (medali perunggu) di Singapore International Invention Show 2020. Mereka mengusung aplikasi dan boardgame carakan yang dapat digunakan sebagai branding Indonesia, serta melindungi budaya daerah.
Lima mahasiswa berprestasi itu adalah Abyan Ajrurrafi Syauqi dari Program Studi (Prodi) Ilmu Komunikasi, Muhammad Dani Mulyawan dari Prodi Statistika, Roisatul Khoiriyati dari Prodi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian, Tasya Ayu Oktayana Prodi Pendidikan Bahasa Jawa, dan Ananto Eko Pambudi Prodi Agribisnis Peternakan.
“Kami bersyukur bisa andil dalam menyumbang prestasi, dan membuktikan bahwa kami juga mampu mengharumkan almamater,” ungkap Abyan Ajrurrafi Syauqi, Selasa (9/6/2020).
Meskipun dengan kondisi yang terbatas di tengah pandemi COVID-19, dirinya sangat bersyukur dapat berprestasi mengingat hal itu merupakan salah satu mimpinya ketika mulai menjadi mahasiswa. Selain itu, membawa harum nama kampus di kancah internasional.
Proses perlombaan ketika pendaftaran dimulai Februari 2020 secara daring. Kemudian diumumkan pada 15 Mei 2020 melalui laman asianinvent.com.
Aplikasi dan boardgame carakan yang diusung diharapkan dapat digunakan sebagai branding negara Indonesia serta melindungi budaya daerah. Carakan sendiri merupakan aksara tradisional berbahasa Jawa yang berkembang di Pulau Jawa khususnya Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur.
“Carakan dikemas dalam dua jenis permainan, yaitu dalam permainan papan dalam bentuk flash card dan aplikasi,” terangnya.
Carakan dalam bentuk flash card dapat digunakan sebagai sarana berkumpul keluarga, media pembelajaran pada sekolah, dan sebagai boardgame untuk permainan bersama di tempat-tempat umum saat berkumpul dengan teman-teman.
Bentuk kedua dari carakan adalah sebuah aplikasi permainan aksara Jawa yang memudahkan pengguna telepon genggam dalam belajar aksara Jawa. Pada era modernisasi saat ini, branding yang biasa-biasa saja belum mampu meningkatkan minat masyarakat. Oleh karena itu mereka menghadirkan aplikasi dan boardgame tersebut.
Abyan berharap semoga pencapaian yang berhasil ditorehkan timnya mampu menjadi penyemangat bagi mereka maupun mahasiswa lain untuk dapat berkarya dalam kondisi apapun.
“Kami juga berharap melalui karya kami ini dapat membantu membumikan kembali aksara Jawa yang kini telah banyak ditinggalkan oleh anak muda. Selain itu harapan jangka panjangnya yakni aksara Jawa bisa menarik minat masyarakat internasional untuk mempelajarinya,” tutupnya.
Lima mahasiswa berprestasi itu adalah Abyan Ajrurrafi Syauqi dari Program Studi (Prodi) Ilmu Komunikasi, Muhammad Dani Mulyawan dari Prodi Statistika, Roisatul Khoiriyati dari Prodi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian, Tasya Ayu Oktayana Prodi Pendidikan Bahasa Jawa, dan Ananto Eko Pambudi Prodi Agribisnis Peternakan.
“Kami bersyukur bisa andil dalam menyumbang prestasi, dan membuktikan bahwa kami juga mampu mengharumkan almamater,” ungkap Abyan Ajrurrafi Syauqi, Selasa (9/6/2020).
Meskipun dengan kondisi yang terbatas di tengah pandemi COVID-19, dirinya sangat bersyukur dapat berprestasi mengingat hal itu merupakan salah satu mimpinya ketika mulai menjadi mahasiswa. Selain itu, membawa harum nama kampus di kancah internasional.
Proses perlombaan ketika pendaftaran dimulai Februari 2020 secara daring. Kemudian diumumkan pada 15 Mei 2020 melalui laman asianinvent.com.
Aplikasi dan boardgame carakan yang diusung diharapkan dapat digunakan sebagai branding negara Indonesia serta melindungi budaya daerah. Carakan sendiri merupakan aksara tradisional berbahasa Jawa yang berkembang di Pulau Jawa khususnya Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur.
“Carakan dikemas dalam dua jenis permainan, yaitu dalam permainan papan dalam bentuk flash card dan aplikasi,” terangnya.
Carakan dalam bentuk flash card dapat digunakan sebagai sarana berkumpul keluarga, media pembelajaran pada sekolah, dan sebagai boardgame untuk permainan bersama di tempat-tempat umum saat berkumpul dengan teman-teman.
Bentuk kedua dari carakan adalah sebuah aplikasi permainan aksara Jawa yang memudahkan pengguna telepon genggam dalam belajar aksara Jawa. Pada era modernisasi saat ini, branding yang biasa-biasa saja belum mampu meningkatkan minat masyarakat. Oleh karena itu mereka menghadirkan aplikasi dan boardgame tersebut.
Abyan berharap semoga pencapaian yang berhasil ditorehkan timnya mampu menjadi penyemangat bagi mereka maupun mahasiswa lain untuk dapat berkarya dalam kondisi apapun.
“Kami juga berharap melalui karya kami ini dapat membantu membumikan kembali aksara Jawa yang kini telah banyak ditinggalkan oleh anak muda. Selain itu harapan jangka panjangnya yakni aksara Jawa bisa menarik minat masyarakat internasional untuk mempelajarinya,” tutupnya.
(zil)