Ganjar Pranowo Apresiasi Kesigapan KAGAMA Bantu Warga Terdampak Bencana Semeru
loading...
A
A
A
SEMARANG - Ketua Umum Pengurus Pusat Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (KAGAMA), Ganjar Pranowo menyampaikan apresiasi kepada anggota dan pengurus KAGAMA yang terus aktif berkegiatan merealisasikan ide dan pikiran kreatif serta saling membantu selama pandemi Covid-19. Di tengah berbagai pembatasan sosial, KAGAMA tak kenal lelah menciptakan berbagai kegiatan kreatif serta aktif berkontribusi untuk membantu masyarakat khususnya yang sedang tertimpa musibah.
Hal tersebut disampaikan Ganjar Pranowo dalam sambutannya sekaligus membuka acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) KAGAMA. Rakernas ini diselenggarakan secara terbatas di Graha Sabha Pramana UGM Yogyakarta dan secara daring diikuti Pengurus Kagama dari semua tingkatan termasuk dihadiri oleh Pengurus Kagama Cabang Luar Negeri.
Rapat Kerja Nasional ini, menurut Ganjar, sengaja ditradisikan sebagai momen pulang ke Yogyakarta dan ke kampus UGM. Momen ini juga untuk menyegarkan pikiran, konsolidasi organisasi, serta menyiangi semangat berbakti melalui KAGAMA. Harapannya, menurut Ganjar, KAGAMA dapat terus bertumbuh membangun kekompakan, kesolidan, dan lebih efektif dalam berkarya.
“Kita menggelar rakernas ini dalam keadaan bangsa kita masih berduka. Saudara-saudara kita di Lumajang terdampak letusan Gunung Semeru. Tercatat 46 warga meninggal dan 9.374 orang mengungsi, gempa magnitude 7,4 di utara Flores, NTT, 346 rumah rusak, dan 770 warga mengungsi”, ujar Ganjar.
“KAGAMA bekerjasama dengan unit DERU UGM didukung Relawan Mahasiswa dari beragam Unit Kegiatan Kemahasiswaan, telah melakukan sesuatu yang bisa kita lakukan secara cepat, dan akan terus kita usahakan yang kita bisa sesuaikan dengan kondisi di lapangan”, terangnya.
Ganjar merasa terharu saat Komunitas Kagama Lari untuk Berbagi menyerahkan bantuan untuk korban bencana Erupsi Semeru sebesar Rp 428 juta. Penyerahan bantuan diserahkan secara simbolis dilakukan perwakilan pelari yang telah menyelesaikan lari sejauh 72 km kepada Sekretaris Jenderal PP Kagama, AAGN Ari Dwipayana.
Dalam kesempatan tersebut, Ganjar Pranowo juga meminta warga KAGAMA untuk tetap waspada akan varian baru Covid-19 Omicron dengan selalu disiplin menerapkan protokol kesehatan. Ia juga meminya agar momentum pandemi ini dapat digunakan untuk menata kembali laku kehidupan. Beberapa diantaranya dengan tidak bergantung pada impor, membangun ketahanan pangan denga diversifikasi ekonomi, serta menjaga lingkungan mewujudkan ekonomi hijau dan ekonomi biru. Baca: Rumah Warga Ambruk di Bantaran Sungai Buntung Sleman.
“Jangan semuanya impor-impor, kita harus mulai percaya dengan kemampuan bangsa kita sendiri. Di bidang teknologi kesehatan dan kedokteran, dan di bidang kehidupan kita yang lain”, ujarnya.
Pria yang juga menjabat Gubernur Jawa Tengah ini menekankan pentingnya ketahanan pangan. Menurutnya pangan adalah sumber kehidupan. Tidak ada yang tidak butuh pangan. Maka Diversifikasi ekonomi harus dilakukan sebagai upaya untuk menghindari ketergantungan hanya pada satu sektor.
“Jangan lupa menjaga lingkungan, pangan butuh air. Tidak ada pangan tanpa air, karena itu air harus kita jaga dan kita Kelola”, kata Ganjar. Baca Juga: Ijazah Dokter Elwizan Aminudin Palsu, PSS Sleman Laporkan ke Polisi.
“Air tidak mungkin ada tanpa hutan. Hutan harus kita jaga , jangan dirusak. Mata air kita jaga, danau kita jaga. Semuanya akan memberikan kehidupan bagi kita, memberikan manfaat, Ekonomi konservasi. Ekonomi hijau dan ekonomi biru", pungkasnya.
Hal tersebut disampaikan Ganjar Pranowo dalam sambutannya sekaligus membuka acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) KAGAMA. Rakernas ini diselenggarakan secara terbatas di Graha Sabha Pramana UGM Yogyakarta dan secara daring diikuti Pengurus Kagama dari semua tingkatan termasuk dihadiri oleh Pengurus Kagama Cabang Luar Negeri.
Rapat Kerja Nasional ini, menurut Ganjar, sengaja ditradisikan sebagai momen pulang ke Yogyakarta dan ke kampus UGM. Momen ini juga untuk menyegarkan pikiran, konsolidasi organisasi, serta menyiangi semangat berbakti melalui KAGAMA. Harapannya, menurut Ganjar, KAGAMA dapat terus bertumbuh membangun kekompakan, kesolidan, dan lebih efektif dalam berkarya.
“Kita menggelar rakernas ini dalam keadaan bangsa kita masih berduka. Saudara-saudara kita di Lumajang terdampak letusan Gunung Semeru. Tercatat 46 warga meninggal dan 9.374 orang mengungsi, gempa magnitude 7,4 di utara Flores, NTT, 346 rumah rusak, dan 770 warga mengungsi”, ujar Ganjar.
“KAGAMA bekerjasama dengan unit DERU UGM didukung Relawan Mahasiswa dari beragam Unit Kegiatan Kemahasiswaan, telah melakukan sesuatu yang bisa kita lakukan secara cepat, dan akan terus kita usahakan yang kita bisa sesuaikan dengan kondisi di lapangan”, terangnya.
Ganjar merasa terharu saat Komunitas Kagama Lari untuk Berbagi menyerahkan bantuan untuk korban bencana Erupsi Semeru sebesar Rp 428 juta. Penyerahan bantuan diserahkan secara simbolis dilakukan perwakilan pelari yang telah menyelesaikan lari sejauh 72 km kepada Sekretaris Jenderal PP Kagama, AAGN Ari Dwipayana.
Dalam kesempatan tersebut, Ganjar Pranowo juga meminta warga KAGAMA untuk tetap waspada akan varian baru Covid-19 Omicron dengan selalu disiplin menerapkan protokol kesehatan. Ia juga meminya agar momentum pandemi ini dapat digunakan untuk menata kembali laku kehidupan. Beberapa diantaranya dengan tidak bergantung pada impor, membangun ketahanan pangan denga diversifikasi ekonomi, serta menjaga lingkungan mewujudkan ekonomi hijau dan ekonomi biru. Baca: Rumah Warga Ambruk di Bantaran Sungai Buntung Sleman.
“Jangan semuanya impor-impor, kita harus mulai percaya dengan kemampuan bangsa kita sendiri. Di bidang teknologi kesehatan dan kedokteran, dan di bidang kehidupan kita yang lain”, ujarnya.
Pria yang juga menjabat Gubernur Jawa Tengah ini menekankan pentingnya ketahanan pangan. Menurutnya pangan adalah sumber kehidupan. Tidak ada yang tidak butuh pangan. Maka Diversifikasi ekonomi harus dilakukan sebagai upaya untuk menghindari ketergantungan hanya pada satu sektor.
“Jangan lupa menjaga lingkungan, pangan butuh air. Tidak ada pangan tanpa air, karena itu air harus kita jaga dan kita Kelola”, kata Ganjar. Baca Juga: Ijazah Dokter Elwizan Aminudin Palsu, PSS Sleman Laporkan ke Polisi.
“Air tidak mungkin ada tanpa hutan. Hutan harus kita jaga , jangan dirusak. Mata air kita jaga, danau kita jaga. Semuanya akan memberikan kehidupan bagi kita, memberikan manfaat, Ekonomi konservasi. Ekonomi hijau dan ekonomi biru", pungkasnya.
(nag)