Kisah Mpu Tanakung dan Mpu Dusun, 2 Pujangga Majapahit Penyusun Lubadhaka serta Kunjarakarna Dharmakarthana

Senin, 20 Desember 2021 - 07:08 WIB
loading...
A A A
Kitab berikutnya yang ditulis Mpu Tanakung adalah Wrttansancana. Kakawin ini ditulis untuk memberikan kaidah-kaidah metrum. Perihal pesan moral yang tersirat dari kisah perpisahan dan pertemuan seorang putri dengan kekasihnya melalui sepasang itik dalam karya tersebut. Tanakung mengisahkan bagaimana perpisahan dan pertemuan manusia juga dialami oleh Mpu Tanakung.

Mpu Tanakung mengisahkan tak ada keabadian di dunia melalui Kakawin Wrttansancana. Setiap pertemuan merupakan ambang perpisahan, dan perpisahan merupakan ambang pertemuan. Karenanya dalam kitab kakawin ini dikisahkan bagaimana larangan bersedih sewaktu berpisah.

Dalam karyanya, Mpu Tanakung juga mengkritisi adanya pendapat bahwa seluruh manusia adalah umat Tuhan yang mulia. Menurut Tanakung, tingkatan nilai manusia ditentukan oleh budi pekertinya.

Kisah Mpu Tanakung dan Mpu Dusun, 2 Pujangga Majapahit Penyusun Lubadhaka serta Kunjarakarna Dharmakarthana


Dia menyatakan, banyak manusia kaya raya yang tidak memiliki nilai tinggi di hadapan Tuhan, karena hidup sebagai penjahat. Namun sebaliknya banyak manusia miskin atau papa, sebagaimana dilukiskan sebagai binatang itik yang bernilai tinggi, karena suka menolong pada seluruh makhluk Tuhan.

Pujangga terakhir yang juga mengarang kakawin di era Kerajaan Majapahit yakni Mpu Dusun. Mpu Dusun merupakan seorang sastrawan yang tinggal di daerah pedalaman Majapahit. Kitab kakawinnya bernama Kakawin Kunjarakarna Dharmakarthana.



Bila dicermati dengan seksama, kakawin tersebut bersifat Buddhistis, namun masih dalam kerangka religius Siwa-Buddha. Terdapat dugaaan yang menyatakan bahwa kakawin tersebut digubah sebelum Kakawin Siwaratrtkalpa.

Kisah dalam kakawin Kunjarakarna Dharmakarthana dapat disaksikan melalui relief-relief di Candi Jago. Versi kisah pada relief-relief tersebut belum dapat ditentukan. Tampaklah bahwa kisah Kunjarakarna Dharmakarthana telah dikenal sebelum dituliskan.
(eyt)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1468 seconds (0.1#10.140)