Dahsyat! Kecepatan Awan Panas Gunung Semeru Capai 200 Km Per Jam dan Suhu di Atas 100 Derajat

Jum'at, 17 Desember 2021 - 18:02 WIB
loading...
Dahsyat! Kecepatan Awan Panas Gunung Semeru Capai 200 Km Per Jam dan Suhu di Atas 100 Derajat
Tim Pusat Penelitian Mitigasi, Kebencanaan, dan Perubahan Iklim (Puslit MKPI) ITS yang bekerja sama dengan tim dari Ikatan Alumni (IKA) ITS, meneliti erupsi Gunung Semeru. Foto/SINDOnews/Yuswantoro
A A A
SURABAYA - Luncuran awan panas Gunung Semeru, memiliki kecepatan 200 km per jam, dan suhunya bisa mencapai di atas 100 derajat celsius. Hal ini diketahui dari hasil penelitian yang dilakukan tim dari Institus Sepuluh November Surabaya (ITS).



Tim Pusat Penelitian Mitigasi, Kebencanaan, dan Perubahan Iklim (Puslit MKPI) ITS, bekerja sama dengan tim dari Ikatan Alumni (IKA) ITS telah diterjunkan ke Dusun Umbulan, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, Lumajang, Jumat (17/12/2021).



Peneliti senior dari Puslit MKPI ITS, Amien Widodo menuturkan, erupsi Gunung Semeru mengeluarkan dua hal yaitu awan panas dan banjir lahar. "Awan panas memiliki kecepatan hingga 200 km per jam, dan bisa mencapai suhu melebihi 100 derajat celcius yang berdampak pada terbakarnya pohon di daerah aliran sungai," ungkapnya.



Dari hal tersebut, menurut Amien, perlu adanya kewaspadaan yang tinggi untuk penduduk sekitar terutama yang berada di tepi sungai. "Kami harap adanya komunikasi antara penduduk daerah hulu dengan hilir saat terjadi erupsi seperti diadakan tombol bahaya bencana," katanya.

Amien menjelaskan, kunjungan tim Puslit MKPI dan IKA ITS ke daerah terdampak erupsi Gunung Semeru tersebut, untuk melakukan kajian bencana dan hasilnya dapat digunakan sebagai rekomendasi penanggulangan bencana di masa depan.



Kunjungan survei ini meliputi survei geologi, vulkanologi, hidrologi, pemetaan kawasan terdampak, dan survei drone. "Data survei diolah menjadi peta kawasan terdampak yang akan dianalisis dengan peta yang sudah ada sebelumnya," ungkap dosen Teknik Geofisika ITS itu.

Amien menjelaskan, ancaman lain dari erupsi ini adalah tanah longsor yang bersamaan dengan hujan dan awan panas. Namun di pos pantau gunung berapi belum memiliki sistem pengamatan tersebut, maka dapat dijadikan penelitian lebih lanjut agar tidak terjadi dampak lain dari erupsi gunung ini. "Untuk ke depannya bisa dibuat alat sensor warning system terkait longsor dan dimasukkan ke pos pantau agar meningkatkan kewaspadaan aktivitas gunung," ujarnya.

Dahsyat! Kecepatan Awan Panas Gunung Semeru Capai 200 Km Per Jam dan Suhu di Atas 100 Derajat


Sementara itu, anggota tim Puslit MKPI, Umboro Lasminto mengatakan, ada potensi bencana susulan yang dikhawatirkan akibat area penumpukan lahar yang meluas. Hal tersebut menyebabkan perubahan arah aliran air sungai, sehingga aliran air tidak terkontrol dan diperparah dengan kondisi hujan yang terjadi hingga bulan April.

Diungkapkannya, terbentuknya arah aliran sungai yang baru bisa mengarah pada permukiman penduduk yang dapat menyebabkan banjir. "Hal yang harus dilakukan adalah mencari solusi agar arah aliran air kembali pada aliran sungai semula," jelas dosen Teknik Sipil ITS tersebut.



Anggota tim lainnya, M Haris Miftakhul Fajar mengingatkan, dengan adanya bencana erupsi Gunung Semeru ini bukan saatnya saling menyalahkan, namun saatnya memaksimalkan peran masing-masing pemangku kebijakan yang ada. "Selain itu, kita juga harus evaluasi terkait early warning system, proses mitigasi bencana, dan sosialisasi kepada penduduk," tandasnya.

Untuk early warning system, menurut dosen Teknik Geofisika ITS ini, perlu melengkapi pengamatan visual dengan kamera termal yang bisa menangkap awan panas pada volume yang besar. "Sebagai akademisi, kami juga perlu melakukan penelitian terkait tipe erupsi Gunung Semeru ini," katanya.
(eyt)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1967 seconds (0.1#10.140)